Skizofrenia merupakan gangguan otak kronis yang bisa membuat pasiennya mengalami gangguan proses pikir. Kemunculan skizofrenia bukan hanya pada usia dewasa, tapi juga bisa terjadi pada usia remaja, yaitu 15 tahun.
Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa AA Agung Kusumawardhani menjelaskan, skizofrenia bisa ditandai dengan tiba-tiba mengalami kesulitan konsentrasi, tidak mampu menyampaikan ide secara runut, berbicara yang sulit dimengerti, kehilangan minat dan motivasi, hingga berhalusinasi. Jika sejumlah gejala itu muncul, segera bawa orang dengan skizofrenia ke tenaga kesehatan jiwa.
"Tangani sedini mungkin. Sedini mungkin itu, maksudnya segera bawa dia ke tenaga kesehatan jiwa. Jangan ke paranormal dulu, ke dukun dulu. Golden periodnya itu selama dua tahun," jelas Agung dalam workshop Dignity in Mental Health di Jakarta, Senin (28/9/2015).
Agung mengungkapkan, jika tidak ditangani sedini mungkin, gangguan pada otak akan lebih berat. Jika terlambat ditangani kemungkinan untuk pulih lebih sulit. Dibutuhkan peran keluarga maupun orang terdekat untuk membawa pasien ke dokter kesehatan jiwa.
"Harus segera ditangani agar bisa kembali produktif, karena umumnya terjadi di usia profuktif. Apalagi pada remaja yang punya masa depan cukup panjang," kata Agung.
Jika ditangani dengan minum obat dan rehabilitasi sosial, orang dengan skizofrenia bisa kembali pulih seperti sebelumnya dan menjalani aktivitas sehari-hari seperti biasa. Sayangnya, masih ada stigma yang menghambat mereka berobat ke dokter kesehatan jiwa.
Mengunjungi psikiater sering kali disebut sebagai orang gila. Padahal, gangguan pada kesehatan jiwa, seperti skizofrenia merupakan suatu penyakit yang bisa diobati, sama halnya dengan gangguan pada kesehatan fisik. Dukungan keluarga dan masyarakat sekitar sangat membantu pemulihan orang dengan skizofrenia.