Alergi air mani atau sperma adalah kondisi umum dengan gejala mirip dengan penyakit menular seksual. Orang yang menderita alergi air mani menderita reaksi alergi ketika mereka mengalami kontak dengan air mani. Dalam jargon medis, kondisi ini dikenal sebagai seminal plasma hypersensitivity. Alergi ini dipicu oleh protein dalam air mani.
Ada beberapa reaksi yang akan dialami oleh wanita dengan alergi terhadap air mani ini. Gejala-gejala berikut ini akan mereka alami saat atau setelah mengalami hubungan seksual. Gejala-gejalanya antara lain:
Ada beberapa reaksi yang akan dialami oleh wanita dengan alergi terhadap air mani ini. Gejala-gejala berikut ini akan mereka alami saat atau setelah mengalami hubungan seksual. Gejala-gejalanya antara lain:
- pembengkakan Mrs.V
- kemerahan atau gatal-gatal
- rasa terbakar atau panas di sekitar Mrs.V
- lecet
Gejala ini biasanya terjadi dalam waktu 20-30 menit setelah bersentuhan dengan air mani. Gejala-gejala ini dapat berlangsung selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Jika memang Anda mengalami hal ini, solusi terbaiknya adalah dengan meminta pasangan mengenakan kondom untuk meminimalisir kontak dengan air mani dan konsultasikan dengan dokter kulit dan kelamin.
Alergi ini biasanya dialami wanita pada saat pertama kali berhubungan seks. Namun ternyata tidak hanya wanita yang bisa mengalami alergi ini. Para pria juga ada yang alergi dengan air mani mereka sendiri. Gejalanya biasanya mereka akan segera merasakan gejala flu seperti demam, pilek, kelelahan dan juga mata terbakar segera setelah mereka mengalami ejakulasi. Kondisi ini juga secara medis disebut disebut sebagai sindrom penyakit pasca orgasmik. Untungnya gejala dapat diobati melalui terapi hyposensitisation atau imunoterapi alergen.
Walaupun gejala ini dapat dikendalikan namun alergi ini dapat menimbulkan masalah serius bagi pasangan yang ingin mendapatkan keturunan. Sensitivitas terhadap sperma selama hubungan seksual bisa sangat menghambat kemungkinan seorang wanita untuk hamil. Namun, masalah ini bisa diatasi jika pasangan memilih solusi untuk inseminasi buatan atau fertilisasi dalam vitro untuk hamil. Kedua proses memerlukan pencucian sperma sebelum inseminasi, sehingga membersihkan air mani dari alergi yang menyebabkan protein.