Secara prinsip, Islam memberi keringanan pada ibu hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa di bulan Ramadan bila membahayakan kesehatan ibu dan bayinya. Sebagai gantinya, ia diwajibkan berpuasa di bulan lain atau membayar fidiah, yakni memberi makan fakir miskin sebanyak hari yang ditinggalkannya. Tapi kalau si ibu hamil atau yang sedang menyusui merasa sanggup berpuasa, tak masalah juga berketetapan hati menjalaninya. Artinya, Ibu hamil boleh berpuasa
Ditinjau dari sisi medis, Ibu hamil boleh berpuasa karena tidak ada masalah bila ibu hamil bermaksud menjalankan ibadah puasa Ramadan. Karena pada prinsipnya kebutuhan asupan ibu hamil adalah 2.200-2.300 kalori per hari. Selama kebutuhan tersebut terpenuhi, tidak akan ada kendala yang berarti. Meski demikian kondisi ini menimbulkan konsekuensi yang berbeda-beda bagi para ibu. Ada yang tidak masalah dengan menggeser waktu makannya, sarapan menjadi makan sahur, makan siang di waktu buka, dan makan malam sedikit setelah salat Tarawih.
Namun sebelum memutuskan tetap berpuasa, ada baiknya ibu hamil berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk memastikan kondisi kesehatannya. Secara umum kondisi ibu hamil paling "fit" untuk berpuasa setelah kehamilannya masuk minggu ke-16-28 atau usia kandungan 4-7 bulan. Pada masa inilah tubuh ibu sudah dapat beradaptasi dengan perubahan hormonal yang terjadi sehingga keluhan selama kehamilan dapat diminimalisasi.
Puasa Ibu hamil Per Trimester
Lebih lanjut dibahas tentang kondisi kehamilan ibu per trimester sebagai bahan pertimbangan sebelum memutuskan apakah tetap akan menjalani puasa atau memilih menggantinya di hari lain atau dengan membayar fidiah.
Trimester pertama
Di trimester pertama kehamilan (1-13 minggu) umumnya ibu masih menghadapi serangkaian keluhan kehamilan yang memang wajar terjadi pada bulan-bulan pertama ini. Di antaranya mual, muntah, lemas, pusing, dan tubuh ibu masih terus beradaptasi dengan perubahan hormonal yang sedang terjadi. Mual muntah secara berlebihan di trimester awal bisa menyebabkan dehidrasi pada ibu. Sedangkan pada janin bisa menyebabkan kurangnya nutrisi yang masuk. Padahal nutrisi yang cukup sangat dibutuhkan janin di awal masa pembentukan, pertumbuhan dan penyempurnaan organ tubuhnya.
Namun kalau ibu tidak mengalami gangguan di awal kehamilan, seperti mual-muntah dan merasa kondisinya fit untuk menjalani puasa, ya tidak masalah, ibu hamil boleh berpuasaYang penting konsultasikan terlebih dahulu ke dokter untuk mendapat kepastian kondisi kesehatan ibu dan janin. Di trimester pertama ini berat badan ibu harusnya sudah bertambah, puasa sebaiknya dihentikan bila ada indikasi penurunan berat badan ibu.
Trimester kedua
Seperti sudah disinggung di atas, di minggu-minggu inilah kondisi tubuh ibu hamil sedang "oke-okenya", keluhan di awal kehamilan umumnya sudah berhenti karena tubuh sudah bisa beradaptasi dengan perubahan hormonal yang terjadi. Ibu hamil sudah bisa makan enak dan berat tubuh terus bertambah seiring pertumbuhan janin. Jika ibu merasa siap, Ibu hamil boleh berpuasa di trimester kedua ini. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan:
- Idealnya berat badan ibu hamil di trimester ini naik sekitar 0,5 kg per minggu. Sebaiknya puasa dihentikan bila ada indikasi penurunan berat badan.
- Ibu harus selalu dalam keadaan sehat, tidak boleh ada keluhan lemas, pusing dan sebagainya. Saat ibu merasa lemas bisa jadi kadar gula dalam darah sedang drop. Bila hal tersebut terjadi ibu disarankan untuk berbuka puasa.
- Pilih makanan bergizi seimbang saat buka dan sahur supaya kebutuhan nutrisi ibu hamil terpenuhi. Bila perlu tambahkan sedikit makan setelah salat Tarawih atau minum susu sebelum tidur.
- Pastikan gerakan janin tetap terasa. Apabila terjadi penurunan gerakan janin atau janin tidak seaktif biasanya segera konsultasikan ke dokter. Ibu juga bisa merangsang gerakan janin dengan mencoba poisisi berbaring miring sambil mengelus-elus perut.
- Intinya ibu harus terus memerhatikan kondisi diri dan janinnya selama puasa. Bila semuanya dipastikan baik-baik saja, ibu hamil dipersilakan untuk tetap berpuasa.
Trimester ketiga
Di minggu-minggu ini (29-40 minggu) janin bisa lahir kapan saja. Karenanya lebih baik bila ibu hamil tidak berpuasa di trimester ketiga ini dan menggantinya di hari lain setelah Ramadan atau membayar fidiah. Sebab di trimester ketiga ini janin terus menyempurnakan pertumbuhan organ-organ penting dalam tubuhnya, untuk itu diperlukan asupan dalam jumlah cukup. Bila kebutuhan akan nutrisi tak tercukupi, dikhawatirkan pertumbuhan janin terganggu. Bila ibu merasa lemas, pusing atau ada gangguan disarankan untuk segera berbuka puasa. Kesehatan ibu dan janin juga harus terus dipantau sembari mengantisipasi kemungkinan majunya waktu persalinan. Namun kalau semua telah dipastikan baik-baik saja,