Sperma berasal dari bahaya Yunani yang berarti benih. Benih yang dimaksud mengacu pada sel-sel reproduksi yang dikeluarkan pria melalui penis untuk membuahi sel telur di dalam rahim wanita. Seperti banyak diketahui, hubungan seksual memiliki dua fungsi, yakni fungsi seksual dan fungsi kesuburan. Nah, kualitas sperma berhubungan erat dengan fungsi kesuburan.
Sel spermatozoa disebut sehat jika memenuhi beberapa syarat seperti volume, kualitas, motilitas dan bentuk sperma. Salah satu dari syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi maka akan mengganggu fungsi reproduksi tubuh yakni kesulitan membuahi sel telur.
Sayangnya ada begitu banyak kebiasaan pria yang membuat tubuhnya tidak sehat termasuk sistem reproduksinya. Gaya hidup seperti merokok, minuman keras, kurang olah raga dan tidur yang tidak teratur adalah sebagian kecil masalah sehari-hari pria yang membuat benihnya rentan cacat atau menjadi lemah.
Jika yang dibutuhkan hanya satu sel sperma dan satu sel telur untuk menciptakan bayi, mengapa laki-laki harus memproduksi begitu banyak sel tersebut? Sebenarnya berapa jumlah sperma sehingga bisa dianggap normal? Berapa lama benih tersebut mampu hidup di dalam vagina? Dapatkah mereka bertahan hidup di luar tubuh? Apakah pria yang sudah tua masih bisa memproduksinya? Bagaimana cara meningkatkan produksi dan meningkatkan kesehatannya?
Ada begitu banyak pertanyaan seputar sel pria yang satu ini, dan melalui artikel kali ini kita akan membahas sedikit mengenai serba serbi sperma dan menjawabnya satu persatu.
Jumlah, Gerak dan Bentuk Sperma
Baik tidaknya sperma tergantung pada banyak faktor seperti kuantitas, kualitas dan gerakannya. Faktor-faktor tersebut hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan laboratorium.
1. Kuantitas. Jika jumlah sperma yang anda keluarkan lebih dari 15 juta per mililiter air mani, maka anda tergolong pria subur.
2. Kualitas. Sel ini disebut normal jika memiliki kepala berbentuk oval dan ekor yang panjang, yang memudahkan mereka bergerak maju. Semakin banyak sperma berbentuk normal yang anda miliki maka semakin besar kemungkinan anda untuk mendapatkan anak.
3. Gerakan. Untuk berenang dan menembus sel telur, sel-sel ini harus bergerak dengan lincah melalui leher rahim, rahim dan saluran tuba. Hal ini dikenal sebagai motilitas. Anda disebut pria subur jika 40% sperma anda mampu bergerak lincah di dalam rahim wanita.
Apa cara terbaik untuk menghasilkan sperma yang sehat?
Gaya hidup dan makanan sangat berpengaruh terhadap pembentukan sel sperma yang sehat. Termasuk juga jenis pekerjaan dan tingkat polusi dimana anda beraktifitas. Semuanya berpengaruh terhadap kesuburan. Berikut ini beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk menghasilkan sperma yang sehat.
1. Lakukan seks yang aman. Hindari gonta ganti pasangan seks atau gunakan kondom untuk mencegah tertular penyakit dan infeksi menular seksual seperti klamidia dan gonore. Penyakit-penyakit tersebut adalah penyebab utama ketidaksuburan pada pria dan wanita.
2. Makan makanan yang sehat. Perbanyak makan buah-buahan dan sayuran yang kaya zat antioksidan dan dapat membantu meningkatkan kesuburan.
3. Menjaga berat badan yang ideal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kegemukan atau obesitas mempengaruhi kualitas, jumlah dan pergerakan sperma.
4. Mengelola stres. Stres dapat menurunkan fungsi seksual dan mengganggu hormon yang diperlukan untuk kesuburan.
5. Olahraga teratur. Bergerak dan terus beraktifitas agar tubuh anda tetap sehat.
Berapa lama sperma bisa hidup?
Jawabannya tergantung pada sejumlah faktor, yang paling penting adalah di mana sperma tersebut berada. Pada permukaan yang kering, seperti pakaian atau tempat tidur, sperma akan mati saat air mani kering. Dalam air, seperti kolam atau bak mandi air panas, sel-sel tersebut cenderung hidup lebih lama karena mereka memang berkembang dalam ekosistem yang hangat, dan lingkungan yang basah, namun kemungkinan sperma yang berada di dalam bak air dapat masuk ke rahim wanita dan membuahi sel telur sangat rendah.
Di dalam tubuh wanita, sel ini bisa hidup hingga lima hari tergantung kondisinya. Jika Anda berhubungan seks tanpa kondom beberapa hari sebelum pasangan anda berovulasi, maka masih ada kesempatan buat sperma membuahi sel telur.
Berapa banyak sperma yang Anda butuhkan untuk mencapai kehamilan?
Dibutuhkan hanya satu sperma untuk membuahi sel telur dan menyebabkan kehamilan, tapi untuk satu sperma yang membuahi telur, ada jutaan lain yang gagal. Jika seorang pria memiliki kurang dari 15 juta sperma per mililiter air mani saat ejakulasi maka semakin kecil kemungkinan dia berhasil membuahi sel telur.
Mengapa begitu banyak sperma yang dikeluarkan jika yang dibutuhkan hanya satu untuk menghasilkan bayi? Untuk mencapai sel telur, air mani harus melakukan perjalanan dari vagina ke saluran tuba, sebuah perjalanan yang sulit dan hanya sedikit sperma yang dapat bertahan hidup dalam proses tersebut.
Bagi mereka yang mampu menyelesaikan perjalanan itu dan mencapai sel telur dengan selamat, mereka mulai membentur-benturkan diri mereka ke dinding sel telur yang tebal. Ketika ada satu sperma yang berhasil menembus dinding tersebut maka akan terjadi pembuahan, dan sel sperma yang lain akan kehabisan energi dan mati.
Para ahli percaya bahwa proses ini adalah cara alami yang memungkinkan sperma sehat saja yang bisa mencapai dan membuahi sel telur, sehingga yang tercipta adalah bayi yang kuat dan sehat.
Apakah kualitas sperma berhubungan dengan usia pria?
Seperti halnya wanita, kesuburan pria mulai menurun saat dia berumur 40 tahun. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa potensi kehamilan semakin kecil jika usia calon Ayah terlalu tinggi. Pada wanita, kesuburan mereka mulai menurun saat usia mencapai 35 tahun.
Penelitian tersebut menemukan bahwa kesuburan pria mencapai puncaknya pada usia antara 30 sampai 35 tahun, dan jumlah sperma terendah terjadi pada saat usia pria mencapai 55 tahun. Penurunan kualitas sperma tersebut dipicu oleh semakin rendahnya produksi hormon reproduksi di dalam tubuh.
Jumlah sperma rendah (Oligospermia)
Sperma disebut rendah jika kurang dari standar normal yaitu minimal 15 juta ekor per mililiter air mani. Jumlah sperma rendah atau kurang dari standar disebut Oligospermia atau oligozoospermia. Jika seorang pria tidak memiliki sel tersebut sama sekali dalam dirinya maka dia disebut azoospermia. Sedangkan jumlah sperma yang normal disebut normozoospermia.
Sementara itu, sperma yang geraknya normal disebut normozoospermia. Jika gerakannya kurang gesit disebut asthenozoospermia, dan jika bentuknya kurang bagus disebut teratozoospermia. Kalau jumlah, gerak, dan bentuknya yang kurang, pasiennya disebut menderita oligoasthenoteratozoospermia.
Jumlah sperma yang rendah akan mengurangi kemungkinannya membuahi sel telur, berarti peluang kehamilan juga kecil. Meskipun demikian kehamilan tetap saja dapat terjadi, banyak kasus dimana pria dengan jumlah sperma rendah ternyata berhasil menjadi seorang ayah.