Terdapat 8-9 dari 10 pasangan yang ingin memiliki keturunan biasanya akan mendapatkan bayi dalam setahun pertama. Sementara pasangan lain membutuhkan waktu lebih lama.
Jika tidak ada kondisi serius yang mengganggu kesuburan pasangan, kehamilan sebenarnya dapat direncanakan dan dideteksi lebih dini dengan memahami bagaimana proses pembuahan terjadi.
Sel telur dalam tubuh wanita matang tiap periode tertentu pada tiap bulan. Sementara pria sepanjang waktu selalu memproduksi jutaan sperma. Namun dari sekitar 350 juta sperma yang diproduksi saat ejakulasi, hanya satu sperma yang berhasil membuahi sel telur.
Saat Sperma Bertemu Sel Telur
Awal percobaan pembuahan terjadi ketika Anda dan pasangan sedang menikmati hubungan seksual. Saat mencapai orgasme, penis pria mengeluarkan cairan mani yang kaya dengan sperma ke dalam vagina. Cairan ini melesat ke dalam rahim mencari jalan untuk bertemu dengan sel telur.
Kontraksi lembut pada rahim membantu sperma hidup dalam saluran reproduksi mencapai sel telur. Sperma-sperma akan melakukan perjalanan sepanjang kurang lebih 18 cm dari leher rahim ke tuba falopi di mana sel telur biasanya berada. Sperma pertama yang bertemu dengan sel telur akan berusaha menembus cangkang sel agar terjadi pembuahan.
Umumnya sperma-sperma ini dapat berenang dengan kecepatan 2,5 cm tiap 15 menit. Beberapa sperma dapat menghabiskan waktu setengah hari untuk mencapai tujuan. Sementara sperma tercepat biasanya mencapai sel telur dalam waktu 45 menit.
Pembuahan harus terjadi dalam waktu 24 jam setelah sel telur dihasilkan. Setelah salah satu sperma berhasil menembus sel telur, sel tersebut berubah bentuk sehingga sperma lain tidak bisa menembus masuk. Saat itulah janin terbentuk.
Namun jika sperma tidak juga menemukan sel telur untuk dibuahi, mereka dapat tetap bertahan dalam tuba falopi hingga 7 hari setelah hubungan seksual. Jika dalam 7 hari tersebut wanita mengalami ovulasi, maka pasangan tersebut akan mendapatkan keturunan.
Jenis kelamin bayi ditentukan oleh tipe kromosom dari sperma laki-laki yang bertemu dengan kromosom dari sel telur wanita. Sel telur wanita selalu mengandung kromosom X sedangkan sel sperma bisa mengandung X atau Y. Kombinasi kromosom X dan kromosom Y membentuk jenis kelamin laki-laki, sedangkan kombinasi dua kromosom X membentuk jenis kelamin wanita. Bayi laki-laki atau perempuan ditentukan oleh sperma manakah (X atau Y) yang lebih dulu mencapai dan membuahi sel telur. Jenis kelamin bayi dapat dideteksi dengan USG kira-kira saat hamil 5 bulan.
Kapan Ovulasi Terjadi?
Jika siklus haid Anda adalah 28 hari, maka ovulasi biasanya terjadi pada sekitar 14 hari setelah hari pertama periode menstruasi terakhir. Pada minggu kedua siklus menstruasi, hormon estrogen membuat rahim membentuk lapisan jaringan tebal untuk mengantisipasi datangnya sel telur yang sudah dibuahi agar dapat berkembang. Di saat bersamaan, ovarium mematangkan sel telur dalam kantung folikel. Pada minggu ketiga, terjadilah ovulasi, yaitu saat sel telur turun ke dalam tuba falopi untuk kemudian bertemu dengan sperma.
Setelah Sel Telur Dibuahi
Pada tahap ini, materi genetis dalam sperma dan sel telur yang telah dibuahi atau zigot berkombinasi membentuk sel-sel baru. Sel-sel yang terbentuk kemudian akan menuruni tuba falopi menuju rahim. Dalam perjalanan menuju rahim, sel-sel tersebut terus membelah diri hingga menjadi lebih dari 100 sel saat tiba di rahim, menjadi embrio. Kehamilan baru akan terjadi ketika embrio telah menanamkan diri pada dinding rahim untuk kemudian berkembang. Proses ini disebut implantasi.
Pada saat implantasi, beberapa wanita dapat mengalami pendarahan ringan selama 1-2 hari. Saat dinding rahim menguat, leher rahim juga tertutup dengan cairan, sehingga menjadi tempat yang layak sebagai tempat bayi berkembang. Ada kalanya terjadi kehamilan ektopik, yaitu ketika sel telur yang telah dibuahi tertanam di luar rahim, contohnya di tuba falopi. Kondisi ini merupakan kondisi gawat yang memerlukan penanganan medis segera. Kehamilan ektopik sering ditandai dengan sakit perut, pendarahan dan nyeri pada bahu.
Setelah terjadi pembuahan, muncul hormon chorionic gonadotropin (hCG) yang memberi nutrisi sel telur yang telah dibuahi untuk berkembang. hCG adalah hormon yang diproduksi di masa kehamilan oleh sel-sel pembentuk plasenta. Umumnya kadar hCG akan meningkat tiap 72 jam. Tingkatnya dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar darah sekitar 11 hari setelah pembuahan terjadi, atau 12-14 hari setelah pembuahan dengan tes urine. Kadar hCG mencapai puncaknya pada 8-11 minggu pertama masa kehamilan dan kemudian menurun pada sisa masa kehamilan.
Pasca-diagnosis Kehamilan
Pertanda hamil dapat berbeda pada tiap wanita. Contoh tanda-tanda hamil adalah lemas, mual, dan nyeri pada payudara. Selain memeriksa gejala kehamilan secara mandiri, Anda dapat memastikan status kehamilan dengan menggunakan test pack yang dijual bebas di pasaran atau dikonfirmasi dengan pemeriksaan USG di klinik dokter atau rumah sakit.
Setelah dipastikan hamil, dokter akan mengkalkulasi tanggal perkiraan persalinan Anda dengan menghitung dari hari pertama menstruasi terakhir dan menambahkannya dengan jumlah hari hingga 9 bulan kemudian. Anda juga dapat memperkirakan tanggal persalinan dengan memasukkan data ke kalkulator prediksi tanggal kelahiran.
Selanjutnya, saat hamil satu bulan atau setelah minggu keempat sel telur dibuahi, embrio yang telah tertanam di dalam rahim akan mulai membentuk jaringan dan organ-organ tubuh.
Kehamilan sebaiknya diperiksakan secara teratur sesuai anjuran dokter untuk memantau kesehatan janin dan ibu. Anda dapat menemukan referensi dokter kandungan yang terpercaya dari kerabat, teman, atau forum-forum kesehatan lokal internet. Sebisa mungkin dokter kandungan yang memantau perkembangan janin dari bulan ke bulan adalah dokter yang nantinya juga akan memproses persalinan.