Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Obsetrics & Gynecology menemukan bahwa wanita yang memiliki tanda-tanda depresi selama kehamilan lebih rentan melahirkan secara prematur.
Penemuan ini didasarkan pada pengamatan terhadap 14.000 ibu hamil selama tahun 2003 - 2001. Selain melihat tingkat depresi yang dialami para ibu hamil tersebut, ilmuwan juga mempertimbangkan beberapa faktor lain seperti usia, ras, serta sejarah melahirkan wanita tersebut.
Hasilnya, sekitar 14 persen ibu hamil yang menderita depresi melahirkan lebih awal, yaitu di bawah 37 minggu. Sementara angka kelahiran prematur pada ibu hamil yang tak mengalami depresi hanya sekitar 10 persen.
Penelitian baru ini semakin menguatkan hasil dari penelitian terdahulu yang juga mengaitkan depresi selama kehamilan dengan kelahiran prematur. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa wanita yang menggunakan obat anti depresi selama kehamilan memiliki risiko lebih besar untuk melahirkan bayi prematur.
"Depresi adalah bentuk stres yang serius pada wanita. Jadi, kaitannya dengan kelahiran prematur masuk akal secara biologis," kata Dr Richard K. Silver, ilmuwan dari University of Chicago, pada Reuters Health (25/07/2012).
Sayangnya penelitian ini tidak mempertimbangkan faktor lain seperti kebiasaan merokok dan minum alkohol, serta berat badan sebelum kehamilan. Silver mengatakan bahwa penelitian semacam ini sulit dilakukan, sehingga para ilmuwan perlu melakukan lebih banyak penelitian lanjutan untuk benar-benar mengetahui kaitan sebab akibat dengan jelas.
Sementara ini, Silver menganjurkan agar para wanita hamil mulai mengurangi depresi yang mereka rasakan. Para ibu hamil bisa melakukan terapi atau perawatan lainnya untuk mengurangi risiko kelahiran prematur.
Penemuan ini didasarkan pada pengamatan terhadap 14.000 ibu hamil selama tahun 2003 - 2001. Selain melihat tingkat depresi yang dialami para ibu hamil tersebut, ilmuwan juga mempertimbangkan beberapa faktor lain seperti usia, ras, serta sejarah melahirkan wanita tersebut.
Hasilnya, sekitar 14 persen ibu hamil yang menderita depresi melahirkan lebih awal, yaitu di bawah 37 minggu. Sementara angka kelahiran prematur pada ibu hamil yang tak mengalami depresi hanya sekitar 10 persen.
Penelitian baru ini semakin menguatkan hasil dari penelitian terdahulu yang juga mengaitkan depresi selama kehamilan dengan kelahiran prematur. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa wanita yang menggunakan obat anti depresi selama kehamilan memiliki risiko lebih besar untuk melahirkan bayi prematur.
"Depresi adalah bentuk stres yang serius pada wanita. Jadi, kaitannya dengan kelahiran prematur masuk akal secara biologis," kata Dr Richard K. Silver, ilmuwan dari University of Chicago, pada Reuters Health (25/07/2012).
Sayangnya penelitian ini tidak mempertimbangkan faktor lain seperti kebiasaan merokok dan minum alkohol, serta berat badan sebelum kehamilan. Silver mengatakan bahwa penelitian semacam ini sulit dilakukan, sehingga para ilmuwan perlu melakukan lebih banyak penelitian lanjutan untuk benar-benar mengetahui kaitan sebab akibat dengan jelas.
Sementara ini, Silver menganjurkan agar para wanita hamil mulai mengurangi depresi yang mereka rasakan. Para ibu hamil bisa melakukan terapi atau perawatan lainnya untuk mengurangi risiko kelahiran prematur.
#programcepathamil,
#kliksehat, #merdeka