Hasil penelitian para ilmuwan memberi harapan akan hadirnya pengobatan gangguan liver atau hati menggunakan sel kulit. Dalam percobaan di laboratorium, peneliti mampu mengubah sel kulit menjadi sel hati, suatu terobosan yang dapat menghapus keharusan transplantasi organ di masa mendatang.
Riset menggunakan hewan tikus di Shanghai Institute for Biological Sciences berhasil membuat jenis sel utama hati yang disebut hepatocyte dari sel kulit. Dari laporan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal "Nature" itu disebutkan, "ketika dicangkokkan ke tikus dengan luka di hati, sel-sel yang serupa dengan hepatocyte memenuhi liver dan mengembalikan fungsi organ tersebut".
Pakar liver Australia Profesor Geoff McCaughen mengatakan, meski teknologi sel punca pernah berhasil mencapai transisi tersebut, tetapi hasil percobaan ini menunjukkan teknik serupa berhasil pada sel kulit untuk pertama kalinya.
"Mereka tidak berfungsi sepenuhnya seperti sel liver normal, tetapi mereka mungkin 50 persen atau lebih berguna," kata McCaughen, kepala unit cangkok liver di Rumah Sakit Royal Prince Alfred, Sydney, Australia.
Liver menciptakan berbagai jenis protein, memproduksi fungsi anti-pembekuan darah, mencerna glukosa, menghilangkan racun dan mempertahankan tingkat gula darah dan energi. "Anda tidak dapat hidup tanpa sel hati yang penting itu, bernama hepatocyte, tanpa sel itu Anda akan mati -- akibat gagal liver," kata McCaughen.
Tantangan para peneliti selanjutnya adalah menguji fungsi dari sel yang "terprogram ulang" pada tikus ini guna memastikan apakah akan menyebabkan gagal liver. "Itu merupakan tujuan utamanya bahwa mereka dapat menghentikan gagal liver seutuhnya, dan pasien tidak perlu cangkok hati atau akan meninggal," katanya.(Kompas,Kamis, 12 Mei 2011)