Keringat manusia ternyata mengandung mikroba yang menentukan seberapa menarik orang tersebut terhadap nyamuk. Tanpa bakteri keringat manusia tidaklah berbau pada hidung manusia, hal ini menunjukan bahwa mikroba pada kulit merupakan faktor penting dalam memproduksi bau badan setiap orang.
Para peneliti dari Belanda melakukan eksperimen mereka dengan menggunakan nyamuk penyebar parasit mala ria ,Anopheles. Mereka mendapatkan bahwa orang dengan jumlah bakteri atau mikroba yang rendah pada permukaan kulit lebih menarik bagi nyamuk ini. Para peneliti memperkirakan, dengan kadar mikroba atau bakteri yang lebih tinggi pada permukaan kulit, dapat membuat seseorang menjadi tidak menarik bagi nyamuk, sehingga resiko tertular malaria lebih rendah.
Temuan ini diyakini dapat mengarah pada pengembangan metode pribadi untuk pencegahan malaria.