Apa itu MERS ?
MERS merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh corona virus yang disebut Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov), yang pertama kali berkecamuk di Timur Tengah sejak April 2012.
Virus ini berbeda dengan coronavirus lain yang telah ditemukan sebelumnya, sehingga kelompok studi corona virus dari Komite Internasional untuk Taksonomi Virus memutuskan bahwa novel corona virus tersebut dinamakan sebagai MERS-Cov.
Virus ini tidak sama dengan corona virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), namun mirip dengan corona virus yang terdapat pada kelelawar.
Bagaimana gejalanya ?
Sebagian besar orang yang terinfeksi MERS-Cov berkembang menjadi penyakit saluran pernapasan berat (sangat mirip dengan flu) dengan gejala-gejala demam, batuk, dan napas pendek. Sebagian lagi dari penderita dilaporkan menderita penyakit saluran pernapasan tingkat sedang.
MERS juga bisa menyebabkan diare dan bisa menyebabkan komplikasi berupa radang paru dan gagal ginjal.
Bagaimana penularannya ?
Virus MERS gampang sekali menular. Sampai saat ini, masih terus dilakukan investigasi mengenai pola penularan MERS-Cov, karena telah ditemukan adanya penularan dari manusia ke manusia yang saling kontak dekat dengan penderita. Penularan dari pasien yang terinfeksi kepada petugas kesehatan yang merawat juga diamati.Virus ini juga diketahui menyebar antar hewan.
Virus ini sangat mematikan. Menurut WHO, sekitar sepertiga orang yang terinfeksi virus MERS meninggal dunia. Kebanyakan kasus yang fatal terjadi pada orang lanjut usia dan orang yang sudah memiliki gangguan medis.
Arab Saudi adalah sumber penularan pertama, dengan jumlah kasus mencapai 378, dan telah membunuh lebih dari 100 orang.
Tetapi sedikitnya ada 14 negara yang juga melaporkan kasus penyakit ini, antara lain Mesir, Jordania, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, Tunisia, Malaysia, Oman, Perancis, Yunani, Italia, Inggris, Filipina, dan kini Amerika Serikat.
Asalnya dari mana virus MERS itu?
Meski sumber pertama MERS masih belum diketahui, tetap para ilmuwan menduga kuat penyakit ini berasal dari unta. Penelitian mengonfirmasi unta dan kelalawar di Arab Saudi positif memiliki virus ini.
Apakah sudah ditemukan obatnya ?
Karena tergolong penyakit baru, maka belum ditemukan obatnya. Orang yang terinfeksi akan diberikan terapi pendukung sesuai gejala-gejala yang dialami. Vaksinnya juga belum ditemukan.
Apakah ada tindakan pencegahannya?
Masyarakat Indonesia rawan terkena virus MERS CoV. Hal ini lantaran hampir setiap tahun umat muslim di Indonesia berbondong-bondong ke Arab Saudi untuk menjalankan ibadah umroh dan haji. Potensi terkena virus yang belum ada vaksinnya ini sangat besar jika tidak diwaspadai sejak awal.
Memeriksakan kesehatan secara kontinu ke dokter menjadi langkah penting yang harus kita perhatian. Selain itu, jangan lupa menjalani gaya hidup bersih dan mengonsumsi makanan sehat. Mengkonsumsi nutrisi yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, seperti Hydroxygen Plus akan sangat membantu. Setidaknya, langkah-langkah pencegahan ini akan membantu tubuh Anda menjalankan perannya dalam menangkal serangan virus. Termasuk juga memakai masker ketika kita mengunjungi negara Arab Saudi. Bagaimanapun kita lebih baik mencegah daripada mengobati penyakit yang sudah parah.
Hal yang perlu diantisipasi oleh masyarakat yang sedang berpergian ke negara-negara tersebut, misalnya hindari kontak secara dekat dengan orang yang sedang menderita sakit, misalnya ciuman atau penggunaan alat makan/minum bersama; dan Bersihkan menggunakan desinfektan untuk membersihkan barang-barang yang sering disentuh.
Waspadai bila terdapat demam dan gejala sakit pada saluran pernapasan bagian bawah, seperti halnya: batuk, atau sesak napas dalam kurun waktu 14 hari sesudah perjalanan, segera periksakan ke dokter.
Mohon sebarkan link artikel ini kepada keluarga dan teman-teman Anda, agar semakin banyak orang terinformasi tentang penyakit Mers-CoV, sehingga bisa terhindar dari bahayanya. Salam, TerapiSehat