Salah satu organ vital dalam tubuh manusia adalah hati (liver). Dalam organ itu, terjadi proses-proses penting, yaitu proses penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun/obat yang masuk dalam tubuh.
Jika terdapat kerusakan pada hati, otomatis akan mengganggu fungsi tubuh seseorang. Salah satu kerusakan pada hati yang dikenal adalah kolestasis.
Kolestasis terjadi akibat kegagalan hati memproduksi dan pengeluaran empedu. Seseorang yang menderita kolestasis mengalami kesulitan dalam penyerapan lemak dan vitamin A, D, E, K oleh usus. Selain itu kolestasis juga menyebakan adanya penumpukan asam empedu, bilirubin dan kolesterol di hati.
Gangguan aliran empedu bisa terjadi di sepanjang jalur antara sel-sel hati dan usus dua belas jari. Meskipun empedu tidak mengalir, tetapi hati terus mengeluarkan bilirubin, yaitu komponen empedu yang berwarna jingga. Bilirubin kemudian diendapkan di kulit dan dibuang ke air kemih, kejadian it menyebabkan sakit kuning (jaundice).
Untuk tujuan diagnosis dan pengobatan, penyebab kolestasis dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, gangguan yang berasal dari hati, seperti hepatitis, penyakit hati alkoholik, akibat obat-obatan dan perubahan hormon selama kehamilan.
Kemudian, gangguan berasal dari luar hati, seperti batu di saluran empedu, penyempitan saluran empedu, kanker saluran empedu, kanker pankreas dan peradangan penkreas.
Gejala gangguan hati dapat dilihat dari bilirubin yang berlebihan di dalam kulit dan air kemih yang menyebabkan warna air kemih lebih gelap. Selain itu, perubahan dapat dilihat dari warna tinja.
Akibat adanya ganguan aliran empedu sehingga bilirubin tidak mengalir ke usus dan menyebabkan tinja tampak pucat. Tinja juga bisa mengandung banyak terlalu banyak lemak, karena di dalam usus tidak terdapat empedu untuk membantu proses pencernaan lemak dalam makanan.
Berkurangnya empedu dalam usus, juga menyebabkan berkurangnya penyerapan kalsium dan vitamin D. Jika kolestasis menetap, kekurangan kalsium dan vitamin D akan menyebabkan pengeroposan tulang sehingga penderita kolestasis merasakan nyeri di tulang hingga bisa menyebabkan patah tulang.
Selain itu, terjadi juga gangguan penyerapan bahan-bahan yang diperlukan untuk pembekuan darah, sehingga penderita cenderung mudah mengalami pendarahan.
Gejala lainnya tergantung dari penyebab kolestasis, bisa berupa sakit perut, hilangnya nafsu makan, muntah atau demam.
Penggobatan paling rasional untuk kolestasis adalah perbaikan aliran empedu ke dalam usus. perbaikan aliran empedu secara medis dapat dengan pemberian pemberian fenobarbital dan kolestiramin, ursodioxy cholic acid (UDCA).
Penyumbatan di luar hati biasanya dapat diobati dengan pembedahan. Sementara itu, jika penyumbatan terjadi di dalam hati bisa diobati dengan berbagai cara, tergantung dari penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah obat, maka pemakaian obat dihentikan dan jika penyebabnya adalah hepatitis, Biasanya kolestasis dan sakit kuning akan menghilang sejalan dengan membaiknya penyakit. (republika.co.id-pediatrik.com/medicastore.com/cr1/ri)
Jika terdapat kerusakan pada hati, otomatis akan mengganggu fungsi tubuh seseorang. Salah satu kerusakan pada hati yang dikenal adalah kolestasis.
Kolestasis terjadi akibat kegagalan hati memproduksi dan pengeluaran empedu. Seseorang yang menderita kolestasis mengalami kesulitan dalam penyerapan lemak dan vitamin A, D, E, K oleh usus. Selain itu kolestasis juga menyebakan adanya penumpukan asam empedu, bilirubin dan kolesterol di hati.
Gangguan aliran empedu bisa terjadi di sepanjang jalur antara sel-sel hati dan usus dua belas jari. Meskipun empedu tidak mengalir, tetapi hati terus mengeluarkan bilirubin, yaitu komponen empedu yang berwarna jingga. Bilirubin kemudian diendapkan di kulit dan dibuang ke air kemih, kejadian it menyebabkan sakit kuning (jaundice).
Untuk tujuan diagnosis dan pengobatan, penyebab kolestasis dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, gangguan yang berasal dari hati, seperti hepatitis, penyakit hati alkoholik, akibat obat-obatan dan perubahan hormon selama kehamilan.
Kemudian, gangguan berasal dari luar hati, seperti batu di saluran empedu, penyempitan saluran empedu, kanker saluran empedu, kanker pankreas dan peradangan penkreas.
Gejala gangguan hati dapat dilihat dari bilirubin yang berlebihan di dalam kulit dan air kemih yang menyebabkan warna air kemih lebih gelap. Selain itu, perubahan dapat dilihat dari warna tinja.
Akibat adanya ganguan aliran empedu sehingga bilirubin tidak mengalir ke usus dan menyebabkan tinja tampak pucat. Tinja juga bisa mengandung banyak terlalu banyak lemak, karena di dalam usus tidak terdapat empedu untuk membantu proses pencernaan lemak dalam makanan.
Berkurangnya empedu dalam usus, juga menyebabkan berkurangnya penyerapan kalsium dan vitamin D. Jika kolestasis menetap, kekurangan kalsium dan vitamin D akan menyebabkan pengeroposan tulang sehingga penderita kolestasis merasakan nyeri di tulang hingga bisa menyebabkan patah tulang.
Selain itu, terjadi juga gangguan penyerapan bahan-bahan yang diperlukan untuk pembekuan darah, sehingga penderita cenderung mudah mengalami pendarahan.
Gejala lainnya tergantung dari penyebab kolestasis, bisa berupa sakit perut, hilangnya nafsu makan, muntah atau demam.
Penggobatan paling rasional untuk kolestasis adalah perbaikan aliran empedu ke dalam usus. perbaikan aliran empedu secara medis dapat dengan pemberian pemberian fenobarbital dan kolestiramin, ursodioxy cholic acid (UDCA).
Penyumbatan di luar hati biasanya dapat diobati dengan pembedahan. Sementara itu, jika penyumbatan terjadi di dalam hati bisa diobati dengan berbagai cara, tergantung dari penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah obat, maka pemakaian obat dihentikan dan jika penyebabnya adalah hepatitis, Biasanya kolestasis dan sakit kuning akan menghilang sejalan dengan membaiknya penyakit. (republika.co.id-pediatrik.com/medicastore.com/cr1/ri)