Berbagai cara dilakukan orang untuk mendapatkan kesehatan secara "paripurna". Salah satunya, dengan melakukan detoksifikasi. Sebenarnya, kata Dr. Barki, dari Vivari Healing, Bandung, tubuh manusia mempunyai kekuatan penyembuhan sendiri jika kita menjaganya dengan baik.
Detoksifikasi secara alamiah dilakukan tubuh untuk mengusir racun di dalam tubuh, melalui keringat, tinja, urin, juga pernapasan. Tak hanya mengusir racun dalam tubuh, detoksifikasi juga berguna untuk meningkatkan imunitas dan membuat kulit mulus.
"Bonusnya, penyakit hengkang dari tubuh tanpa perlu ke dokter," kata Dr. Barki.
Kenapa harus detoks?
Lever adalah pusat detoksifikasi di dalam tubuh yang menetralisasi semua racun tubuh. Tanda bila fungsi lever menurun adalah kepala terasa berat, mudah lelah, lapar, mual, kembung, masuk angin, otot-otot terasa pegal, kram, kesemutan, rambut rontok, berat badan naik, serta kadar kolesterol dan asam urat naik.
Tanda-tanda menurunnya fungsi lever itu harus diwaspadai karena akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit degeneratif. "Penyakit itu antara lain stroke, jantung koroner, tumor, kanker, gagal ginjal, perlemakan dan pengerasan lever, kencing manis, darah tinggi, dan penuaan dini," papar Dr. Barki.
Detoks merupakan proses pengeluaran racun atau zat-zat yang bersifat racun dari dalam tubuh yang berasal dari ampas makanan yang tidak tercerna dengan baik, zat makanan adiktif, alkohol, udara tercemar, bahkan pikiran dan emosi negatif. Lazimnya ampas tersebut akan dikeluarkan secara teratur setiap hari melalui sistem pembuangan tubuh.
Sayangnya, seringkali proses pembuangan itu tidak optimal, sehingga toksin pun mulai merusak organ-organ vital dan memicu beragam penyakit ringan seperti flu, sampai penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, diabetes, dan jantung koroner.
Seluruh sel dalam tubuh manusia pada dasarnya menghasilkan bioenergi. Saat tingkat energi tinggi, sel tubuh akan berfungsi dengan maksimal. Namun, jika kita tengah sakit atau mengalami stres, secara otomatis tingkat bioenergi dalam tubuh akan menurun secara drastis dan tak mampu mengeluarkan racun dalam tubuh secara efektif.
Tren detoks masa kini
Racun yang secara tak sengaja dikonsumsi sehari-hari dari makanan, air, dan lingkungan, terakumulasi dalam sel-sel tubuh. Pola makan yang buruk dan tak seimbang menambah akumulasi itu. Akibatnya, hati sebagai organ terpenting tak lagi sanggup membersihkan secara tuntas racun dalam tubuh. Tumpukan racun itu menjadi beban dalam tubuh yang kemudian menjadi penyakit, membuat penyerapan gizi tak sempurna dan metabolisme kurang efisien.
Gejala penumpukan racun itu dapat terlihat dari seringnya sakit kepala, bau mulut, berat badan meningkat, sembelit, sariawan, dan kulit tampak kusam. Akibatnya, kita sering sakit ketika kuman atau virus masuk ke dalam tubuh.
Akhir-akhir ini istilah detoksifikasi menjadi solusi penting untuk mengobati dan mencegah penyakit. Istilah detoksifikasi juga dikenal di kalangan pecandu narkoba yang ingin bertobat. Dalam hal ini dokter memberikan tindakan membuang dan menguras racun-racun racun atau zat adiktif yang bersarang di dalam tubuh.
Kata detoks (detox) telah menjadi gaya hidup baru yang semakin mendapat tempat dan diakui oleh banyak orang. Sebuah gaya hidup yang menomorsatukan kesehatan dan kebugaran. Gaya hidup yang mulai memperhatikan apa yang dapat diminum dan dimakan, seperti menghindari sayuran dan daging yang tak sehat karena pestisida dan antibiotika. Demikian pula kapan harus istirahat, menghindari stres dan polusi.
Menjalani proses detoksifikasi, kata Dr. Barki, memudahkan tubuh memperbaiki, membersihkan, dan mengembalikan keseimbangan sistem kekebalan tubuh.
Menurut Prof. Dr. Waluyo Soerjodibroto, Sp.G(K), MSc, Ph.D, ada cara termurah untuk menjaga organ hati bekerja secara optimal dalam membersihkan racun di dalam tubuh, yaitu dengan poly hidup sehat, mulai dari pola makan gizi seimbang, olahraga teratur, serta menghindari rokok dan alkohol.
Saat ini berbagai macam cara detoksifikasi ditawarkan praktisi untuk mengatasi berbagai racun dalam tubuh agar organ hati dapat bekerja secara maksimal. Yang mutakhir adalah dengan mengonsumsi suplemen detoks alami khusus untuk mendetoksifikasi hati, supaya hati dapat berfungsi optimal dalam membuang racun-racun di dalam tubuh. Cara ini dianggap praktis dan mudah untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
Ragam Detoksifikasi
Bila memiliki pola hidup sehat, kata Dr. Barki maupun Prof. Walujo Soerjodibroto, proses detoksifikasi terjadi secara alami. Bahwa kemudian ternyata tidak semua orang sadar bagaimana caranya hidup sehat, detoksifikasi perlu dilakukan agar toksin yang menumpuk dapat dibersihkan.
Berikut ragam detoks yang umum dilakukan:
1. PUASA
Detoks cara ini ringan dan efektif. Berpuasa, dijelaskan Dr. Barki, memberi kesempatan kepada organ-organ yang terlibat dalam fungsi detoksifikasi seperti hati, usus besar, ginjal, paru-paru, dan kulit dapat beristirahat. Dengan demikian, sel-sel tubuh leluasa melakukan metabolisme zat-zat di dalam tubuh.
Puasa biasanya dilakukan dengan cara makan selepas magrib hingga sebelum subuh. Bisa juga puasa dilakukan dengan cara tidak mengonsumsi garam dan gula sama sekali (nganyep), atau hanya makan rebusan umbi-umbian (ngrowot), dan lain-lain metode.
2. FOOD DETOX
Detoks cara ini dengan menghindari makanan berlemak, seperti daging merah atau produk olahan susu atau makanan yang terlalu asin dan manis. Kenapa? Dinyatakan Dr. Barki, bahan pangan jenis ini dapat memperberat kerja organ pendetoks.
Biasanya detoks cara ini dilakukan dengan mengonsumsi banyak buah seperti pepaya, nanas, apel, semangka, melon, anggur, tomat, dan wortel, notabene merupakan sumber antioksidan tinggi, yang selain memberi zat gizi, juga berguna membuang racun.
Konsumsi lainnya adalah sayuran seperti brokoli, selada air, kacang kedelai, kacang tanah, dan buncis. Agar optimal, sebaiknya food detox dilakukan hanya menggunakan buah dan sayuran organik yang bebas bahan kimia.
Food detox, menurut Dr. Barki, kadang digunakan sebagai cara menjadi langsing dengan mengurangi berat badan. Kekurangannya, food detox cenderung menjadi sangat rendah kalori, sehingga berat badan turun cukup drastis dalam waktu singkat. Tentu saja ini membawa risiko, yaitu kekurangan nutrisi karena jumlah kalori yang dikurangi terlalu dramatis.
3. COLON HYDROTHERAPY
Upaya pembersihan toksin dalam tubuh bisa dilakukan dengan melakukan terapi cuci usus (colon therapy). Terapi ini, menurut Dr. Sukarliono, telah lama digunakan untuk mereka yang mengalami gangguan pencernaan dan mereka yang ingin langsing. Namun, dalam perjalanannya, terapi cuci usus terbukti mampu meluruhkan toksin dalam tubuh, sehingga mengembangkan fungsi organ tubuh kembali bugar.
Dr. Sukarliono percaya bahwa kesehatan tubuh berawal dari usus besar (colon) yang sehat. Pola makan dan pola hidup tak sehat akan menyisakan kerak yang menempel di dinding usus besar. Selama kerak dalam usus tidak dibersihkan, proses penyerapan toksin dan partikel protein akan berlangsung terus-menerus. Toksin dan partikel protein itulah yang akan masuk ke pembuluh darah dan membebani kerja lever sebagai pusat metabolisme yang bekerja membongkar semua sampah. .
4. VIVARI DETOX
Detoks ini dengan hanya minum cairan berenergi secara intensif, yang diproses dengan teknologi VQS. Prinsipnya, kata Dr. Barki, membantu memulihkan energi organ tubuh yang terlibat dalam detoksifikasi bersama-sama dengan hidrasi optimum di level sel. Kondisi ini memungkinkan cairan energi bekerja, bukan lagi hanya sekadar membersihkan isi usus, tetapi sekaligus mampu mengeluarkan racun sampai ke tingkat sel.
Vivari detox mengeluarkan racun melalui 6 lubang, tergantung di mana proses detoksnya terjadi. Bisa dalam bentuk kotoran mata atau keluar lendir dari hidung atau keluarnya air liur, keringat, dan air seni berlebih, maupun kotoran dan gas.
5. LIVER CLEANSING
Detoks ini adalah program pembersihan hati. Kata Dr. Lucky Kartadinata, hati adalah organ penting yang mempunyai fungsi utama membersihkan racun tubuh. Bila racun tidak disaring dengan bersih oleh lever, racun tersebut bisa merusak sel dan jaringan tubuh.
Liver cleansing adalah sebuah program kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan fungsi kerja hati dan tubuh secara keseluruhan. Manfaatnya, membersihkan parasit, memperkuat fungsi hati, mengurangi perlemakan hati, membantu mengontrol berat badan, membersihkan hati dan kantong empedu dari batu empedu, meningkatkann sistem pencernaan, serta meningkatkan sistem pembuangan racun tubuh.
Program pembersihan ini biasanya dilakukan dengan mengonsumsi sejumlah herbal, ditambah makan kentang dan jus apel.
Sumber: Senior