Sekitar 7 juta orang Indonesia diduga mengidap hepatitis C. Sayang, 90 persen pengidap ini tak sadar kalau terinfeksi sampai muncul gejalanya beberapa tahun kemudian.
Demikian disampaikan Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) Unggul Budihusodo, di Jakarta, Jumat (3/4).
Demikian disampaikan Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) Unggul Budihusodo, di Jakarta, Jumat (3/4).
Karena itu, menurut Unggul, penanganan hepatitis menjadi langkah mendesak yang tidak boleh diabaikan. Peningkatan kesadaran masyarakat dan akses terhadap terapi merupakan dua hal mendasar yang sangat penting untuk diperhatikan.
"Indonesia sekarang harus bekerja keras untuk memperluas jangkauan pencegahan melalui usaha edukasi dan memperbaiki akses untuk terapi bagi penderita hepatitis C," jelas Unggul.
Terobosan baru dalam penatalaksanaan hepatitis C saat ini telah meningkatkan kesempatan pasien untuk sembuh. Data menyebutkan, 60 persen pasien yang menjalani terapi mengalami kesembuhan, bahkan untuk genotipe tertentu tingkat keberhasilannya lebih tinggi lagi.
"Indonesia adalah yang pertama dan satu-satunya negara ASEAN yang memiliki jaringan surveilans nasional untuk virus hepatitis C," ujarnya.(kompas, Jumat, 3 April 2009 )