Jika berkunjung ke Kupang, kurang lengkap rasanya kalau belum mencicipi kuliner khas ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur tersebut. Selain dikenal memiliki lansekap-lansekap yang indah, kota di pesisir Teluk Kupang ini juga dikenal dengan keragaman kuliner yang sayang untuk dilewatkan. Sebut saja daging se'i.
Daging se'i adalah daging (sapi atau babi) yang dibumbui dan diasap agar dapat disimpan lebih lama. Kata se'i berasal dari bahasa Pulau Rote yang berarti daging tipis yang diiris memanjang. Sebelum disajikan, daging se'i dapat diolah kembali sesuai dengan selera.
Daging se'i sepintas memang mirip daging asap ala barat, seperti ham, namun dengan cita rasa yang berbeda. Proses pembuatan se'i terbilang sangat tradisional karena masih menggunakan bara api yang berasal dari arang dan daun kesambi. Kesambi atau kosambi adalah pohon yang bisa tumbuh di daerah kering dan termasuk kerabat dekat rambutan karena tergolong suku Sapindaceae.
Proses pengasapan diawali dengan mengiris daging memanjang dan melumurinya dengan garam. Kemudian digantung untuk mengeringkan kandungan air atau darah di dalam daging selama beberapa jam. Sementara itu, daun kesambi digunakan sebagai penyaring panas dan asap yang berlebihan. Inilah yang membuat aroma dan warna daging tetap terjaga.
Uniknya lagi, daging se'i yang hanya dibumbui seadanya itu ternyata tetap bisa membuat kita meneteskan liur. Apalagi jika disantap dengan sayur tumis bunga pepaya dan sambal lu'at - mirip sambal jeruk, tetapi ditambahkan kulit jeruk dengan bahan dasar cabai merah. Namun, warga Kupang juga sering menyantap daging se'i bersama jagung bose, semacam bubur jagung yang dicampur dengan kacang merah. Wuah, dijamin bikin ngiler deh!
Daging se'i adalah daging (sapi atau babi) yang dibumbui dan diasap agar dapat disimpan lebih lama. Kata se'i berasal dari bahasa Pulau Rote yang berarti daging tipis yang diiris memanjang. Sebelum disajikan, daging se'i dapat diolah kembali sesuai dengan selera.
Daging se'i sepintas memang mirip daging asap ala barat, seperti ham, namun dengan cita rasa yang berbeda. Proses pembuatan se'i terbilang sangat tradisional karena masih menggunakan bara api yang berasal dari arang dan daun kesambi. Kesambi atau kosambi adalah pohon yang bisa tumbuh di daerah kering dan termasuk kerabat dekat rambutan karena tergolong suku Sapindaceae.
Proses pengasapan diawali dengan mengiris daging memanjang dan melumurinya dengan garam. Kemudian digantung untuk mengeringkan kandungan air atau darah di dalam daging selama beberapa jam. Sementara itu, daun kesambi digunakan sebagai penyaring panas dan asap yang berlebihan. Inilah yang membuat aroma dan warna daging tetap terjaga.
Uniknya lagi, daging se'i yang hanya dibumbui seadanya itu ternyata tetap bisa membuat kita meneteskan liur. Apalagi jika disantap dengan sayur tumis bunga pepaya dan sambal lu'at - mirip sambal jeruk, tetapi ditambahkan kulit jeruk dengan bahan dasar cabai merah. Namun, warga Kupang juga sering menyantap daging se'i bersama jagung bose, semacam bubur jagung yang dicampur dengan kacang merah. Wuah, dijamin bikin ngiler deh!
# merdeka, @kliksehat,
@femonaindonesia