Banyak orang yang beralih ke susu kedelai karena alergi terhadap laktosa, yang merupakan karbohidrat utama dalam susu sapi. Tapi susu kedelai tak semuanya bermanfaat bagi tubuh. Apa saja plus dan minus minum susu kedelai untuk kesehatan?
Susu kedelai adalah pengganti bagi orang-orang yang alergi terhadap susu sapi. Secara teknis, susu kedelai bukanlah susu seperti pada susu sapi, melainkan minuman yang terbuat dari sari kacang kedelai. Susu kedelai juga populer di kalangan vegetarian, karena bahan dasarnya yang berasal dari tumbuhan.
Susu kedelai bermanfaat bagi kesehatan, tetapi juga dapat meningkatkan risiko tertentu. Dilansir Livestrong, Kamis (6/1/2011), berikut plus minus dari kebiasaan minum susu kedelai:
Susu kedelai adalah pengganti bagi orang-orang yang alergi terhadap susu sapi. Secara teknis, susu kedelai bukanlah susu seperti pada susu sapi, melainkan minuman yang terbuat dari sari kacang kedelai. Susu kedelai juga populer di kalangan vegetarian, karena bahan dasarnya yang berasal dari tumbuhan.
Susu kedelai bermanfaat bagi kesehatan, tetapi juga dapat meningkatkan risiko tertentu. Dilansir Livestrong, Kamis (6/1/2011), berikut plus minus dari kebiasaan minum susu kedelai:
Manfaat minum susu kedelai
1. Pengganti susu sapi yang sehat
Susu kedelai merupakan alternatif yang sehat sebagai pengganti susu sapi dan susu kambing. Susu kedelai adalah sumber protein yang baik, mengandung semua asam amino esensial, ditambah lagi memiliki asam lemak esensial, kolin, vitamin, mineral dan fitonutrien.
Susu kedelai juga mengandung 42 kali jumlah mangan seperti halnya susu sapi. Mangan diperlukan untuk pembentukan tulang. Orang dengan anemia memerlukan mangan untuk penyimpanan besi.
Susu kedelai mengandung empat kali lebih banyak jumlah thiamin (vitamin B1) dan hampir dua kali jumlah niasin (vitamin B3) dibandingkan dengan susu sapi. Susu kedelai juga berisi lebih banyak magnesium, tembaga dan mangan dari susu sapi.
2. Menurunkan kolesterol jahat
Susu kedelai tidak bebas lemak. Susu kedelai memiliki 2 persen lemak lebih sedikit dari susu sapi, tapi tidak mengandung kolesterol jahat.
Karena susu kedelai terbuat dari kacang, susu ini berisi sekitar 9 kali lebih sedikit lemak jenuh dibandingkan susu sapi. Selain itu, susu kedelai memiliki 10 kali lebih banyak asam lemak ketimbang susu sapi, yang merupakan lemak sehat.
Susu kedelai bebas kolesterol. Selain itu, susu kedelai dapat mengurangi kolesterol jahat LDL dan mengurangi risiko penyakit jantung koroner. Susu kedelai juga menyediakan perlindungan tambahan untuk hati dengan phytochemical, yang berlimpah dalam susu kedelai.
Bahaya minum susu kedelai
1. Mengurangi kesuburan pria
Susu kedelai mengandung fitoestrogen isoflavon, yakni zat dalam kedelai yang mirip dengan hormon estrogen dan dapat mempengaruhi keseimbangan hormon seks pada pria maupun wanita dan dapat mengurangi kesuburan pada pria.
Menurut penelitian Jorge Chavarro, MD, Sc.D yang telah diterbitkan pada Human Reproduction tahun 2008 mengungkapkan bahwa asupan makanan tinggi kedelai, termasuk susu kedelai, dapat mengurangi konsentrasi sperma.
Selain isoflavon, kedelai juga mengandung genistein dan daidzein, yang keduanya juga bertindak mirip estrogen dan dikenal sebagai fitoestrogen (estrogen yang diproduksi tanaman).
Kelebihan hormon estrogen pada pria secara nyata dapat menyebabkan pembesaran payudara (ginekomastia), melambat pertumbuhan rambut jenggot dan menghilangnya rambut di tangan dan kaki. Yang paling buruk, kelebihan estrogen dapat menyebakan gangguan ereksi.
Efek ini akan terasa lebih besar untuk pria yang kelebihan berat badan dan obesitas dibandingkan dengan pria kurus.
2. Efek samping dari kacang kedelai hasil rekayasa genetika
Menurut Departemen Pertanian US, sekitar 93 persen dari seluruh tanaman kedelai yang ditanam di Amerika Serikat berasal dari tanaman rekayasa genetika.
Susu kedelai yang berasal dari kacang kedelai hasil rekayasa genetika dapat meningkatkan risiko penyakit atau efek samping, seperti kesulitan pencernaan, masalah jantung, disfungsi tiroid, memodifikasi struktur uterus dan ovarium, bahkan dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi.(detikhealth)