Saat mempersiapkan kehamilan, siklus menstruasi serta masa subur perempuan harus senantiasa dipantau. Simak cara menentukan masa subur dari Dr. Prima Progestian, SpOG., berikut ini!
Membiasakan diri mencatat siklus haid (menogram) dapat menjadi penentu keberhasilan ketika pasangan suami-istri memutuskan untuk memiliki buah hati. “Dengan membiasakan diri mencatat siklus, Anda menjadi terbiasa untuk memantau masa subur dan tahu kapan saat yang tepat untuk melakukan hubungan seksual,” papar Prima ketika ditemui di tempat praktiknya, Brawijaya Women and Children Hospital .
Pasalnya, supaya terjadi kehamilan maka hubungan seksual harus dilakukan pada masa subur atau ketika sel telur telah dilepaskan dari indung telur. Dengan demikian, mencatat masa subur dapat dilakukan ketika Anda dan pasangan memutuskan untuk menunda atau segera memiliki buah hati.
Membiasakan diri mencatat siklus haid (menogram) dapat menjadi penentu keberhasilan ketika pasangan suami-istri memutuskan untuk memiliki buah hati. “Dengan membiasakan diri mencatat siklus, Anda menjadi terbiasa untuk memantau masa subur dan tahu kapan saat yang tepat untuk melakukan hubungan seksual,” papar Prima ketika ditemui di tempat praktiknya, Brawijaya Women and Children Hospital .
Pasalnya, supaya terjadi kehamilan maka hubungan seksual harus dilakukan pada masa subur atau ketika sel telur telah dilepaskan dari indung telur. Dengan demikian, mencatat masa subur dapat dilakukan ketika Anda dan pasangan memutuskan untuk menunda atau segera memiliki buah hati.
Mengenal Masa Subur
Ovulasi umumnya terjadi empat belas hari sebelum masuk tanggal menstruasi periode berikutnya. Dengan kata lain, perempuan yang memiliki siklus menstruasi 28 hari akan mengalami ovulasi pada hari ke empat belas, terhitung sejak hari pertama haid. Sementara masa subur adalah 2 –3 hari menjelang dan setelah ovulasi.
“Idealnya pasangan yang merencanakan kehamilan melakukan hubungan seksual di masa subur itu. Sebaliknya, pasangan dapat menghindari tanggal tersebut jika ingin menunda kehamilan. Akan tetapi, selama pasangan rutin berhubungan setiap 2 – 3 hari sekali, maka salah satu tanggal di masa subur itu akan tertangkap pula,” ujar penulis buku Cara Menentukan Masa Subur ini.
Istilah “masa subur” mungkin sering sekali Anda dengar. Namun, sebenarnya apa yang terjadi pada tubuh perempuan ketika masa subur?
Prima menuturkan, terjadi perubahan-perubahan penting pada tubuh perempuan dalam fase tersebut, khususnya pada organ reproduksi. “Tubuh perempuan membuat persiapan untuk proses pembentukan dan penempelan embrio,” ujar Prima.
Perubahan pertama adalah penebalan selaput lendir (endometrium) pada rahim hingga sekitar 8 mm. Penebalan ini bertujuan untuk memudahkan proses penempelan embrio di dinding rahim.
Selain itu, kedua indung telur (ovarium) alias kelenjar berbentuk oval yang menjadi tempat ovulasi pun berangsur membesar. “Indung telur dibuat sejak masa menarche dan akan berhenti saat menopause. Menjelang masa subur setiap bulan, ia semakin membesar dan memproduksi sel telur,” papar Prima.
Nyeri Ovulasi
Pernah merasa nyeri di bagian perut padahal jadwal haid belum dekat? Sebanyak dua puluh persen perempuan memang mengalami nyeri perut bagian bawah, baik di sebelah kanan maupun kiri. Gejala yang terjadi ketika memasuki masa subur dan biasa disebut “nyeri ovulasi”. Ini disebabkan rangsangan dari selaput perut bagian dalam akibat darah atau cairan folikel yang pecah.
Bukan Keputihan
Ciri masa subur lainnya dapat dilihat dari jumlah lendir serviks yang bertambah banyak. Cairan berwarna bening, tidak berbau, dan berbentuk elastis ini seringkali disalah artikan sebagai keputihan, padahal ia hadir jauh sebelum fase haid dimulai, yaitu dua minggu sebelum haid. Lagi pula, Prima menegaskan, kondisi organ reproduksi perempuan justru kering tanpa lendir saat sedang haid.
“Lendir serviks ini bisa bertambah banyak karena mulut rahim menjadi lebih terbuka pada masa subur. Sementara di luar masa subur, lendir tersebut mengental dan membentuk sumbat sehingga sperma maupun kotoran tidak dapat memasuki rahim. Gumpalan itu menjadi encer ketika masa subur, dengan tujuan memberi jalan masuk bagi sperma,” paparnya.
Perubahan Suhu Tubuh
Sebelum memasuki masa subur, rata-rata Suhu Basal Badan (SBB) adalah 36 – 36,5 derajat Celcius. Namun menjelang ovulasi, umumnya terjadi peningkatan suhu badan hingga mencapai 37 – 37,5 derajat Celcius. Penghitungan ini merupakan salah satu cara mengetahui masa subur melalui suhu dasar tubuh yang diukur saat aktivitas dan tingkat stres Anda minimal.
Faktor Penentu Kesuburan
1 Asupan Nutrisi
Prima memaparkan bahwa tidak ada jenis makanan yang secara khusus dapat membantu kesuburan. “Tidak ada yang spesifik sebenarnya, yang pasti buah dan sayur baik untuk kesuburan karena mengandung mineral dan vitamin. Banyak yang bertanya, makan taoge membantu kesuburan benar atau tidak? Ya dia termasuk, tapi bukan itu saja. Tetap harus lengkap,” paparnya.
Untuk memudahkan, Prima menganjurkan untuk mengonsumsi sayuran dan buah dari lima warna yang berbeda dalam sehari. Pasalnya, setiap warna buah dan sayuran memiliki kandungan gizi yang berbeda dan dibutuhkan oleh tubuh.
2 Gaya Hidup
Sebagai pemegang peranan terpenting, gaya hidup pun harus diperhatikan untuk menunjang kesuburan. Selain kebiasaan olahraga dan pola hidup sehat seperti menjauhi rokok, obat-obatan terlarang, juga alkohol, faktor pekerjaan pun dapat mencegah kesuburan Anda.
“Misalnya kebiasaan mengendarai motor jarak jauh atau kerja di lingkungan panas seperti pabrik pengolahan besi, itu dapat memengaruhi kualitas sperma,” lanjut Prima. Selain itu, kebiasaan sauna yang terlalu sering atau terlalu lama pun dapat membuat fungsi testis tidak maksimal karena panas yang tinggi.
3 Usia
Di usia di atas 35 tahun, angka error pada telur menjadi lebih besar dan fungsinya menurun. Pasalnya, cadangan indung telur akan semakin berkurang seiring semakin meningkatnya usia perempuan.
4 Kesehatan
Faktor lain adalah kesehatan secara umum. Misalnya pada perempuan yang obesitas, kesuburannya berisiko terganggu karena insulin berlebih membuat sel telur tidak diproduksi dengan baik. “Sehingga sel telur yang diproduksi kecil-kecil dan ovulasi tidak maksimal,” tutur Prima.
Contoh lain kasus varises di testis yang membuat sperma mati atau adanya infeksi saluran kencing yang menghambat sperma. “Bisa juga jika ada infeksi di saluran reproduksi perempuan yang mengakibatkan saluran telur tersumbat dan perempuan hilang kesuburannya,” tambahnya.
Kapan Harus Periksa?
Dari pemaparan Prima tadi, keputusan untuk memiliki buah hati sebaiknya dimulai dari menentukan waktu yang tepat untuk berhubungan. Akan tetapi, jika pertimbangan waktu telah dipilih dengan tepat namun Anda dan pasangan beberapa kali gagal dalam merencanakan kehamilan, sebaiknya segera berkonsultasi dan memeriksakan diri ke dokter.
Pemeriksaan kesuburan harus mengikutsertakan suami dan istri. Suami akan diperiksa kesehatan sel spermanya, sementara pada istri akan dilakukan pemeriksaan Histerosalpingografi (HSG), Ultrasonografi (USG), dan hormon.
HSG dilakukan untuk mengetahui kondisi rahim dan saluran telur menggunakan sinar X (rontgen). Sementara USG diperlukan untuk memantau perkembangan folikel dan ketebalan selaput lendir rahim, serta mendeteksi kelainan pada rahim, indung telur, dan saluran telur.
Lebih lanjut, pemeriksaan hormon penentu kesuburan yaitu hormon LH, progesteron, FSH, dan estrogen, juga dapat dilakukan untuk memastikan kesehatannya.
Prima membuat klasifikasi berdasarkan usia untuk menentukan kapan saatnya Anda dan pasangan menemui dokter dan memeriksakan organ reproduksi Anda. “Ketentuan berikut untuk pasangan yang sudah mencoba rutin melakukan hubungan dengan memperhatikan masa subur, tidak menggunakan KB, tapi tak kunjung memiliki buah hati,” tegas Prima.
1. Usia di bawah 35 tahun
Kunjungi dokter jika Anda dan pasangan telah berupaya memiliki buah hati namun tak kunjung berhasil setelah satu tahun.
2. Usia 35 - 40 tahun
Kunjungi dokter jika Anda dan pasangan telah berupaya memiliki buah hati namun tak kunjung berhasil setelah enam bulan.
3. Usia 40 ke atas
Kunjungi dokter saat Anda dan pasangan memutuskan untuk memiliki anak.
Perjalanan Sel Telur
Disadari atau tidak, organ reproduksi perempuan menempuh beberapa proses yang berulang setiap bulan. Siklus haid pada perempuan normalnya terjadi antara 21 – 35 hari, atau rata-rata sekitar 28 hari.
Apabila siklus haid Anda tidak teratur, penghitungan siklus masa subur tetap dapat dilakukan meski ketepatannya berkurang. Sebelum membuat kalender untuk menghitung masa subur Anda, coba simak proses perjalanan sel telur berikut ini!
Kalender Menstruasi
1 Menstruasi
Penghitungan kalender menstruasi dimulai dari hari pertama menstruasi dalam satu bulan. Pada fase ini bila sel telur tidak dibuahi maka endometrium akan luruh dan keluar dalam bentuk darah haid. Durasi haid umumnya terjadi selama 5 – 7 hari.
2 Pembentukan Sel Telur
Setelah haid usai, selaput lendir rahim (endometrium) mulai berkembang dan menebal untuk mempersiapkan sel telur yang akan dibuahi. Pada saat yang bersamaan, sel telur secara simultan akan mengalami perkembangan dan pematangan di indung telur.
3 Ovulasi
Pada hari ke-14 sejak haid hari pertama, indung telur membesar dan melepaskan sel telur yang telah matang. Ketika itulah terjadi proses ovulasi. Sementara setelah indung telur pecah, bekas cangkangnya membentuk hormon progesteron yang berfungsi untuk mempertahankan ketebalan selaput lendir rahim agar siap ditempeli embrio. Masa subur berada pada 2 – 3 hari sebelum dan setelah ovulasi. Pada masa itulah, pasangan suami istri yang merencanakan kehamilan sebaiknya melakukan hubungan.
4 Bertemu Sperma
Sel telur yang telah menempuh fase ovulasi tadi kemudian siap untuk bertemu sperma dan terjadi proses penyatuan. Jika ia dibuahi, kemudian terbentuk embrio yang akan menempel di rahim dan berkembang. Sementara jika sel telur yang siap dibuahi tidak bertemu dengan sperma, maka rahim yang menebal sebelumnya akan luruh kembali dalam bentuk darah haid.
Lalu, apa yang terjadi bila sperma masuk saat sel telur belum dilepaskan? Memang benar bahwa di luar masa subur, sperma akan sulit menembus rahim karena adanya gumpalan lendir yang menyumbat mulut rahim.
“Meski demikian, memang ada kemungkinan ada beberapa sel sperma yang berhasil ‘menerobos’ rahim dari sekian juta sel sperma itu. Akan tetapi jika sperma masuk saat fase pembentukan sel telur, ia tak dapat membuahi. Sel telur belum matang dan belum ada yang dilepaskan sehingga ia akan berenang sendiri saja,” papar Prima.
Seminggu Tiga Kali
Jika perempuan memiliki siklus masa subur, tidak demikian dengan pria. “Pada pria itu selama ia masih memproduksi sperma maka ia potensial membuahi. Namun, tetap saja ia harus menunggu pasangannya berada dalam masa subur jika ingin merencanakan kehamilan,” ujar Prima.
Meski ia potensial membuahi, namun tak selamanya sperma dapat memenuhi kriteria normal. Sperma dikatakan baik atau subur jika memiliki gerakan yang bagus dan cepat, bentuk oval sempurna, dengan jumlah yang memadai.
Untuk mendapatkan sperma yang baik dan subur, maka frekuensi sperma yang dikeluarkan oleh pria harus diperhatikan. Sperma yang terlalu sering dikeluarkan menyebabkan bentuknya tidak baik dan gerakannya tidak lancar. “Sebaliknya, jangan pula menunggu berhubungan saat istri sedang masa subur saja. Karena jika sperma terlalu lama disimpan, kualitasnya memburuk pula. Ia harus rutin dikeluarkan,” ujar Prima.
Maka untuk mendapatkan sperma yang baik, menurut Prima, idealnya pria melakukan hubungan setiap 2 – 3 hari sekali atau tiga kali seminggu. “Saat itulah jumlah spermanya cukup, bentuknya akan bagus, dan gerakannya cepat,” tambahnya.(tabloid nova)