Sel telur dan sperma yang sama-sama sehat tidak akan menghasilkan kehamilan jika mereka tidak bertemu. Nah, bagaimana agar keduanya bisa bertemu? Sebaiknya hubungan seks dilakukan di hari ovulasi saat sel telur matang terlepas dari ovarium.
Seks juga bisa dilakukan beberapa hari sebelum ovulasi karena sperma bisa hidup selama beberapa hari di dalam saluran reproduksi perempuan. Dalam rangka mendapatkan kemampuan membuahi sel telur, sperma harus berada di saluran reproduksi wanita selama enam jam.
Lalu kapan Anda berovulasi? Hal itu bisa diketahui dengan menghitung masa subur. Nah, untuk menghitung masa subur maka kenalilah siklus menstruasi atau haid Anda.
Seks juga bisa dilakukan beberapa hari sebelum ovulasi karena sperma bisa hidup selama beberapa hari di dalam saluran reproduksi perempuan. Dalam rangka mendapatkan kemampuan membuahi sel telur, sperma harus berada di saluran reproduksi wanita selama enam jam.
Lalu kapan Anda berovulasi? Hal itu bisa diketahui dengan menghitung masa subur. Nah, untuk menghitung masa subur maka kenalilah siklus menstruasi atau haid Anda.
"Karena menghitung masa subur berarti melihat masa haid. Bisa dilihat siklus menstruasi selama tiga bulan terakhir," kata Dr Ali Sungkar, SpOG, dalam perbincangan dengan detikHealth, Rabu (12/12/2012).
Dokter yang berpraktik di RSCM dan Brawijaya Woman and Children Hospital ini menjelaskan siklus haid setiap perempuan berbeda-beda, antara 21-35 hari. Jika siklus menstruasinya selalu 28 hari, lalu hitung mundur 14-16 hari, kemudian hasilnya dikurangi tiga dan ditambah tiga.
"Jadi misalnya diperoleh angka 14, maka masa suburnya sejak hari ke-11 hingga 17. Karena ada plus minus tiga hari. Dalam rentang itu tidak tahu pastinya mana yang paling subur, tapi setidaknya dalam rentang waktu itu peluang untuk hamil lebih besar," papar dr Ali.
Hanya satu sperma terbaik yang bertemu dengan sel telur sehatlah yang bisa membuahkan kehamilan. Karena itu waktu berhubungan seks selama masa subur bisa diatur misalnya tiga kali dalam rentang satu minggu itu, atau dilakukan secara selang-seling.
Para ahli sepakat tidak ada seorang pun yang tahu pasti terjadinya ovulasi. Namun sel telur atau oosit hanya bisa hidup tak lebih dari 24 jam, sedangkan sperma bisa mempertahankan kemampuan membuahi selama 2-4 hari.
Lakukan Hal Ini
Dalam buku 'Making A Baby' karya Debra Fulghum Bruce, Ph.D, Samuel Thatcher, M.D. Ph.D, dan Britt Berg, M.S, ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan untuk hamil secara alami, yakni:
1. Ikuti Kalender
Kalender masa subur bisa diketahui jika mestruasi berlangsung teratur. Jadi, catatlah kapan keluar haid pertama di setiap siklus menstruasi. Berilah tanda X pada kalender. Lalu hitung mundur 14-16, dan tandai kalender dengan tanda X lagi. Beri tanda rendatang waktu tiga hari sebelum dan 3 hari setelah tanda X yang kedua sebagai contekan kapan melakukan hubungan intim yang berpeluang besar menghasilkan kehamilan.
2. Cek Lendir Serviks
Lendir ini cenderung meningkat selama beberapa hari sebelum ovulasi dan akan berhenti keluar dalam waktu 24 jam setelah ovulasi. Nah, lendir seperti apa yang mengindikasikan waktu paling pas menerima sperma? Yakni lendir yang jernih, licin, dan elastis, mirip putih telur.
Pada saat mendekati ovulasi, lendir ini muncul. Namun setelah ovulasi, lendir mengental dan kehilangan elastisitasnya. Maka itu setiap ke kamar mandi, usaplah vagina dengan tisu. Lalu perhatikanlah apakah vagina kering, halus, atau seperti ada pelumas. Jika ada lendir yang menempel, rasakanlah teksur dan perhatikan warna serta elastisitasnya.
Jumlah dan konsistensi lendir serviks berada di bawah kendali estrogen. BIasanya semakin banyak estrogen maka semakin banyak lendir yang ada. Jadi lendir normal muncul pada pertengahan siklus menstruasi.
3. Perhatikan Suhu Basal Tubuh (SBT)
Ovulasi biasanya terjadi satu-dua hari setelah titik suhu yang terendah. Nah, pada saat terjadi kenaikan suhu -17,5 hingga -17,2 derajat Celcius, diduga hal itu bukti produksi progesteron. Ingat, baru bukti dugaan.
Apabila terjadi kenaikan suhu tubuh yang nyata, maka disebut anjakan. Di siklus 28 hari, anjakan terjadi di hari ke-13 sampai ke-14. Suhu harus tetap naik sampai tepat sebelum menstruasi berikutnya dimulai. Jika kenaikan suhu berlangsung kurang dari 10 hari, atau terjadi penurunan setelah kenaikan, ini menjadi bukti disfungsi ovarium sehingga kemungkinan tidak ada ovulasi.
Untuk mengukur SBT, Anda bisa menggunakan termometer khusus untuk mengukur suhu basal tubuh di apotek. Untuk memudahkan pengukuran, simpan termometer dan kertas pencatat di samping tempat tidur. Nah, pengukuran SBT bisa dilakukan saat bangun pagi saat Anda bangun tidur.
Penelusuran SBT hanya menunjukkan ovulasi kemungkinan sudah terjadi, dan bukan apakah akan terjadi. Karena itu banyak ahli yang berpendapat tekni ini buruk dilakukan jika ingin memilih waktu berhubungan intim.
4. Gunakan Alat Prediksi Ovulasi
Alat prediksi ovulasi (APO) sangat sensitif dan dapat diandalkan, karena bisa mengukur hormon pelutein (LH) secara akurat. Ovulasi tidak akan terjadi tanpa LH, namun kenaikan LH juga tidak menjamin adanya ovulasi. LH diukur alat ini melalui urine dan darah.
Pada beberapa perempuan, kadar LH dalam darah dan urinenya memang selalu tinggi. Pastikan hal itu pada tes darah di awal siklus, sebab kondisi ini salah satu penyebab kemandulan.
Bila ada perempuan yang mengonsumsi obat untuk menginduksi ovulasi, maka LH akan meningkat. APO akan menunjukkan positif apabila obat sedang dikonsumsi, atau 1-2 hari setelah dihentikan.(detikhealth)