SAAT ini banyak produk obat tradisional seperti jamu anti masuk angin, multivitamin atau minuman berenergi mengandung herbal Echinacea beredar di pasaran. Echinacea memang telah dikenal luas sebagai salah satu jenis herbal yang diklaim berkhasiat meningatkan kekebalan tubuh, menangkal flu dan mengobati infeksi.
Namun begitu, penelitian tentang khasiat dan manfaat herbal Echinacea terus berkembang dan kerap mengundang kontroversi. Banyak penelitian yang memberikan dukungan, tetapi tak sedikit yang meragukan manfaatnya.
Riset terbaru yang dipublikasikan dalam Annals of Allergy Asthma misalnya, meragukan khasiat herbal yang disarikan dari tanaman coneflower ini, khususnya dalam mencegah gejala flu.
Para ahli dari the University of California San Francisco mengklaim tidak menemukan bukti yang kuat bahwa echinacea dapat mencegah hidung tersumbat (nasal congestion), nyeri tenggorokan atau gejala flu lainnya.
Kesimpulan itu diambil setelah mereka melakukan riset terhadap 58 partisipan yang dipantau kesehatannya selama delapan pekan. Partisipan dalam penelitian ini secara acak diwajibkan meminum salah satu dari tiga kapsul echinacea atau tiga kapsul berisi ekstrak seledri dan plasebo. Obat ini wajib dikonsumsi secara teratur dua kali sehari selama periode penelitian.
Seminggu sekali, peneliti menanya partisipan apakah selama sepekan ke belakang mereka mengalami sakit tenggorokan, hidung berair, sakit kepala atau gejala flu lainya.
Dari hasil pemantauan terungkap, kelompok yang mengonsumsi echinacea melaporkan sembilan ¨hari sakit¨ per orang, sedangkan pada kelompok plasebo tercatat sebanyak 14.
Perbedaan jumlah tersebut tidaklah bersifat tetap ketika para peneliti melakukan analisis data statistik - yang berarti bahwa perbedaan pada ¨hari sakit¨ bisa saja disebabkan karena peluang atau kemungkinan.
¨Meskipun echinacea disebut- sebut sebagai peningkat kekebalan dan telah dijual di banyak apotik, hasil riset ini adalah salah satu dari sekian banyak yang meragukan dan tidak mendukung penggunaan echinacea dalam mencegah flu,¨ ungkap pimpinan riset Dr.Joelle O’Neil seperti dikutip Reuters Health.
Namun begitu, tegas Neill, riset ini dan banyak penelitian lainnya mengidikasikan pula bahwa penggunaan produk standar echinacea yang dipasarkan luas saat ini tidak merugikan kesehatan.
Neill juga menekankan, riset ini tidak ditujukan untuk mengetahui apakah echinacea bermanfaat meringankan gejala flu atau mempercepat penyembuhan.
Namun begitu, penelitian tentang khasiat dan manfaat herbal Echinacea terus berkembang dan kerap mengundang kontroversi. Banyak penelitian yang memberikan dukungan, tetapi tak sedikit yang meragukan manfaatnya.
Riset terbaru yang dipublikasikan dalam Annals of Allergy Asthma misalnya, meragukan khasiat herbal yang disarikan dari tanaman coneflower ini, khususnya dalam mencegah gejala flu.
Para ahli dari the University of California San Francisco mengklaim tidak menemukan bukti yang kuat bahwa echinacea dapat mencegah hidung tersumbat (nasal congestion), nyeri tenggorokan atau gejala flu lainnya.
Kesimpulan itu diambil setelah mereka melakukan riset terhadap 58 partisipan yang dipantau kesehatannya selama delapan pekan. Partisipan dalam penelitian ini secara acak diwajibkan meminum salah satu dari tiga kapsul echinacea atau tiga kapsul berisi ekstrak seledri dan plasebo. Obat ini wajib dikonsumsi secara teratur dua kali sehari selama periode penelitian.
Seminggu sekali, peneliti menanya partisipan apakah selama sepekan ke belakang mereka mengalami sakit tenggorokan, hidung berair, sakit kepala atau gejala flu lainya.
Dari hasil pemantauan terungkap, kelompok yang mengonsumsi echinacea melaporkan sembilan ¨hari sakit¨ per orang, sedangkan pada kelompok plasebo tercatat sebanyak 14.
Perbedaan jumlah tersebut tidaklah bersifat tetap ketika para peneliti melakukan analisis data statistik - yang berarti bahwa perbedaan pada ¨hari sakit¨ bisa saja disebabkan karena peluang atau kemungkinan.
¨Meskipun echinacea disebut- sebut sebagai peningkat kekebalan dan telah dijual di banyak apotik, hasil riset ini adalah salah satu dari sekian banyak yang meragukan dan tidak mendukung penggunaan echinacea dalam mencegah flu,¨ ungkap pimpinan riset Dr.Joelle O’Neil seperti dikutip Reuters Health.
Namun begitu, tegas Neill, riset ini dan banyak penelitian lainnya mengidikasikan pula bahwa penggunaan produk standar echinacea yang dipasarkan luas saat ini tidak merugikan kesehatan.
Neill juga menekankan, riset ini tidak ditujukan untuk mengetahui apakah echinacea bermanfaat meringankan gejala flu atau mempercepat penyembuhan.