Siapa yang lebih inisiatif dalam memulai sesi bercinta? Anda atau suami? Jika jawabannya si suami, hm, berarti Anda harus memahami, bahwa memulai inisiatif seks amat penting bagi kelangsungan kehidupan seksual Anda dan dia. Tak hanya seks penting untuk hubungan Anda dan dia, tetapi juga bagi kesehatan dan kepercayaan diri.
Coba tanyakan kepada diri Anda, apa alasan Anda jarang memulai inisiasi seks dengan suami? Jika Anda masih tak terlalu mengerti apa alasannya, ada baiknya Anda menera ulang diri Anda untuk mencari identitas seksual diri Anda.
Pada dasarnya, perempuan memang mahluk kompleks. Kita seringkali kesulitan untuk memfokuskan diri untuk menghubungkan bagian-bagian tertentu dalam diri kita. Ini adalah alasan mengapa mental perempuan perlu dipenuhi oleh pasangannya sebelum melakukan hubungan seks. Sementara pria? Tak perlu tuh merasa menyelesaikan kefrustasiannya untuk bisa melakukan hubungan seks.
Perempuan masa kini pun memiliki peran yang sangat banyak, mulai dari mengasuh bayi, menjadi profesional di kantor, mengkontrol rumah tangga, penjaga rumah, pengantar anak, koki, dan sebagainya. Tak heran banyak perempuan menaruh kehidupan seksualnya di bagian terakhir dalam urutan hidupnya dan menyerahkannya pada si suami.
Apalagi yang membuat perempuan sulit menginisiasi seks?
1. Kelelahan
Adalah keluhan terumum dari para perempuan yang sulit memulai seks. Perempuan seringkali merasa terlalu lelah dan terlalu banyak bekerja, sehingga tak sempat memikirkan seks. Solusi: Jika Anda terlalu sibuk bekerja, maka tanyakan pada diri Anda di mana dan kapan Anda bisa beristirahat, mendelegasikan tugas kepada orang lain, dan melepaskan tanggung jawab yang bukan prioritas, sehingga Anda bisa mengerjakan hal lainnya tanpa bantuan. Anda bisa mulai menyisihkan uang untuk meng-hire jasa pembantu rumah tangga. Apa pun itu yang bisa membuat Anda punya waktu luang untuk diri Anda dan suami.
2. Menganggap diri tak menarik
Ada banyak wanita yang merendahkan dirinya sendiri, dan membandingkan tubuhnya yang sekarang dengan bentuk tubuhnya saat ia menikah dulu. Karena seringkali membandingkan bentuk tubuh, tak hanya dengan tubuhnya dulu, tetapi juga dengan wanita lain yang ada di iklan, imej diri sendiri pun negatif. Alhasil, Anda pun tak merasa diingini oleh pasangan. Solusi: Penting untuk diingat bahwa memuaskan pasangan tidak memiliki hubungan langsung dengan apa yang Anda rasa terhadap tubuh. Kemungkinan terbesar, pasangan Anda sudah terlalu "sibuk" memikirkan waktu seksi bersama Anda. Jadi, pastikan Anda tidak memproyeksikan ketidakpercayaan diri Anda kepadanya.
Lebih jauhnya, jika Anda tahu bahwa tubuh aduhai akan memengaruhi pikiran, kepercayaan diri, serta waktu intim dengannya, maka prioritaskan hal itu. Berkonsultasilah dengan nutrisionis, mulai rutinitas berolahraga, pikirkan asupan Anda, dan lainnya. Jika mengambil alih cara merawat tubuh akan meningkatkan kepercayaan diri Anda di kamar tidur, maka ini saatnya untuk mengambil alih dan menyalakan hidup seksual Anda.
3. Tak punya cukup waktu
Ketika seorang anak datang ke kehidupan sebuah pasangan, waktu pribadi antara suami dan istri cenderung terbengkalai. Kurangnya waktu bersama sama dengan kurangnya waktu untuk untuk merasa terkoneksi baik secara mental maupun fisik. Sehingga pada akhirnya, hubungan seksual akan menurun. Solusi: Ambil alih tanggung jawab dalam hubungan Anda, dan jadwalkan waktu untuk bersama suami berduaan saja. Jika ini bisa dilakukan, rencanakan seluruh akhir minggu Anda. Untuk menciptakan spontanitas, kreativitas, dan kenyamanan melakukan hubungan seks dalam hubungan, Anda perlu keluar dari rutinitas sebagai pasangan dan bersenang-senang dengan pasangan.
4. Kekesalan terhadap pasangan
Apakah Anda memiliki rasa kesal terhadap suatu hal yang dilakukan suami? Mungkin ia pernah atau sering mengkritisi Anda, atau seringkali ia merasa raja di rumah dan tak mau bantu-bantu. Jika ya, maka Anda perlu melakukan sesuatu untuk hubungan Anda. Solusi: Pahami apa yang menjadi kekesalan Anda padanya. Ambil waktu untuk berpikir tenang, lalu utarakan dengan baik-baik. Ia tak bisa membaca pikiran Anda. Orang yang bertanggungjawab atas perasaan Anda adalah Anda sendiri. Lakukanlah tanpa membuatnya merasa terpojok atau tersakiti. Bagi segala halangan dan tantangan yang Anda rasakan dalam hubungan dan katakan alasannya. Jika pasangan Anda bisa mendengar dan bisa memenuhi kebutuhan Anda, maka Anda bisa menumbuhkan kembali kehidupan seksual Anda.
5. Takut merasa rentan di mata pasangan
Bagi manusia, hubungan seks adalah hal yang sangat primitif. Tindakan seksual memang akan menempatkan satu sama lain di posisi yang rentan. Karena kita membawa diri kita ke hadapan satu sama lain. Ada hal-hal yang dikhawatirkan oleh masing-masing. Seperti, "Apakah ia akan menertawakanku? Apakah saya cukup baik untuknya? Apakah saya cukup cantik? Apakah ia akan menolakku?" Tak heran jika pertanyaan-pertanyaan tersebut membuat seorang perempuan terhalang untuk menginisiasi seks. Solusi: Ambil waktu untuk mengerti apa yang Anda rasa. Kenali apa yang membuat Anda tidak percaya diri, apakah itu hal di masa lalu? Belajar mengenali dan mempercayai diri sendiri, serta pasangan akan membantu Anda melewati tantangan terbesar.
(Sumber: yourtango ,Kompas, Sabtu, 9/10/2010)