Dokter yang baik, saya seorang wanita berusia 27 tahun yang baru saja menikah sekitar 1 bulan lalu. Beberapa waktu yang lalu, saya mengalami nyeri seperti disilet saat berkemih dan akhirnya saya datang ke dokter kandungan. Karena saat itu saya sedang haid, maka dokter kandungan hanya memberikan obat dan mengatakan untuk kembali lagi minggu depan jika tidak ada perubahan karena dia tidak bisa melihat dengan jelas apakah ada luka di vagina saya karena tertutup oleh darah haid. Dokter mengasumsikan, nyeri yang saya alami terjadi karena aktivitas seksual kami sebagai pasangan baru yang terlalu "hot" dan belum terlalu "basah" saat melakukannya.
Lalu karena tidak sembuh juga, minggu berikutnya saya mendatangi kembali tempat praktiknya saat haid saya sudah bersih. Alangkah terkejutnya saya saat dokter kandungan menyatakan saya terkena herpes genital. Rasanya begitu shock. Kecewa, marah dan sedih jadi satu karena saya tidak pernah melakukan aktivitas seksual sebelumnya dan baru melakukannya dengan suami. Saya merasa dibohongi. Suami tidak menceritakan sebenarnya kepada saya.
Malam itu, saya bertanya kepada suami mengenai perilaku seksualnya sebelum menikah dan akhirnya ia mengakui. Akan tetapi, ia juga menambahkan bahwa ia tidak mengetahui kalau ia terkena herpes dan juga sama shock-nya dengan saya.
Saya stres dan kecewa. Rasanya saya tidak bisa bercerita dengan siapa-siapa. Hubungan kami pun menjadi mendingin dan saya malas melakukan aktivitas bersama dengan dirinya lagi.
Sebenarnya apa yang harus saya lakukan? Rasanya begitu susah memercayai perkataannya kembali tanpa mengingat penyakit yang sudah ada di badan saya. Apakah herpes itu? Bisakah disembuhkan? Bisakah saya mempunyai anak nantinya? Akankah berbahaya bagi anak saya?
G di J
Mbak G yang sedang sedih, saya mengerti bagaimana perasaan Mbak G yang mengalami kekecewaan mendalam sekarang. Setelah pernikahan yang Anda rencanakan dengan sebaik-baiknya, tentu Anda berharap menjalani hubungan yang baik selayaknya suami-istri dan mempunyai anak bersama dengan pasangan. Rasanya semua itu menjadi tidak terlihat indah lagi bila dijalankan dengan pasangan, apalagi setelah mengetahui bahwa ia membohongi Anda dan bahkan Anda menjadi merasa "menanggung akibatnya".
Terhadap pasangan
Saya mengerti akan sangat sulit untuk bisa memaafkan pasangan, apalagi melupakan kebohongannya karena bukti nyata telah "tercetak" di tubuh Anda dengan adanya virus herpes. Akan tetapi, ingatlah kembali alasan Anda menikah dengannya dan cobalah untuk menilai perkataannya kembali mengenai apa yang Anda harapkan dalam hubungan pernikahan ini.
Saya tidak bisa mengatakan untuk memaafkannya ataupun untuk tidak memaafkannya karena semua itu kembali lagi ke diri Mbak. Bagaimanapun, ia memang suami Anda sekarang. Perasaan dingin yang Anda rasakan memang wajar karena kekecewaan Anda yang begitu dalam. Akan tetapi, lebih baik Anda berkonsultasi dengan konsultan perkawinan ataupun seorang yang lebih ahli untuk psikologis Anda berdua. Anda berdua sedang mengalami hantaman psikologis yang sangat hebat.
Mengenai herpes
Saya mengerti Anda pasti shock sekaligus takut mengenai herpes ini. Anda mungkin sering mendengar bahwa virus ini memiliki stigma sangat buruk di masyarakat bahkan Anda mungkin takut untuk berobat ataupun menerima keadaan yang ada sekarang.
Berdasarkan penelitian di Indonesia ini, hampir 50 persen wanita di Indonesia memiliki virus herpes di dalam tubuhnya, baik yang menyadari bahwa ada virus herpes di dalam tubuhnya maupun yang tanpa gejala sama sekali.
Saya asumsikan dari cerita Mbak, yang Anda alami kemungkinan besar adalah virus herpes simpleks tipe-2 yang mengenai daerah genitalia, meskipun tak jarang sekarang ada juga virus herpes simpleks tipe-1 yang berada di daerah genitalia karena aktivitas seksual yang mengalami perubahan dengan dilakukannya seks oral terhadap pasangan.
Virus herpes masuk ke dalam badan untuk pertama kalinya dan akan tinggal selamanya di dalam tubuh. Untuk itu, tubuh Anda bisa saja mengalami gejala seperti flu pada awalnya, dan pada akhirnya bisa saja timbul luka-luka kecil di sekitar daerah genital Anda yang memang setiap kali berkemih, Anda bisa menjadi sangat kesakitan seperti teriris pisau. Infeksi ini bisa saja bertahan hingga 21 hari sebelum akhirnya luka akan mulai sembuh. Akan tetapi, virus ini sering kali juga bisa tidak mempunyai gejala hingga bertahun-tahun lamanya sehingga seorang individu tidak mengetahui bahwa ia mempunyai virus itu.
Virus herpes ini bisa sangat sakit bila muncul untuk pertama kalinya, tetapi biasanya biasanya luka tidak akan meninggalkan bekas di daerah genital Anda setelah luka-luka itu sembuh. Pada pemunculan virus untuk kali kedua atau seterusnya, Anda bisa saja tidak mengalami sakit yang hebat seperti pertama kali.
Mengapa virus ini bisa muncul berkali-kali? Apa maksudnya? Mungkin ini Anda pertanyakan, sekali lagi saya tegaskan, sekali virus herpes ini masuk ke dalam tubuh, maka virus ini akan tinggal di dalam tubuh kita. Untuk itu, bila dilakukan pengobatan dan sembuh, tidak berarti ia hilang dari dalam tubuh tetapi "tertidur" di dalam tubuh dan sewaktu-waktu bisa timbul kembali jika kesehatan Anda menurun. Ini disebut "rekurensi" atau timbul kembali.
Saat virus ini timbul, mungkin Mbak akan mengalami rasa sensasi seperti "kesemutan" karena setelah virus ini masuk untuk pertama kalinya, ia akan berpindah ke daerah saraf sensorik. Mereka akan "tinggal" di daerah saraf sensorik dalam tubuh selamanya. Maka dari itu, bila ada pemicu seperti menstruasi, kelelahan, stres, dan berbagai hal yang bisa menimbulkan perubahan dalam tubuh dan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh sehingga virus akan timbul kembali dan menyebabkan luka. Saat ada luka terbuka inilah, virus akan berpotensi menjadi penyebaran kepada yang lainnya.
Memang, virus ini tidak bisa hilang dari tubuh. Akan tetapi, meminum obat untuk penyakit ini bisa mengurangi lamanya waktu timbul penyakit sehingga infeksi yang berlangsung tidak terlalu lama juga mengurangi rasa sakit yang Anda mungkin alami. Vaksinasi terhadap virus ini belum ada dan masih dalam penelitian. Saya sarankan untuk memulai pengobatan dengan dokter dan menanyakan lebih detail mengenai herpes ini, sekaligus melakukan pengontrolan penyakit dengan obat.
Soal mempunyai anak, Anda jangan takut. Pengidap herpes masih bisa memiliki anak. Diskusikan penyakit Anda sebelum kehamilan, selama proses kehamilan hingga akhirnya melahirkan, karena dokter kandungan Anda akan mengetahui jalan terbaik untuk Anda.
Yang Anda harus lakukan
Saya tahu, ini memang sulit untuk Anda. Akan tetapi, belajarlah untuk bisa menerima dan hidup berdampingan dengan virus ini. Banyak individu yang masih bisa mengalami aktivitas seksual menyenangkan dengan pasangan, dan mendapatkan virus ini bukanlah suatu akhir dari hubungan seksual Anda.
Memang sulit untuk dapat diterima dan mudah untuk bicara. Namun, semua sudah terlanjur terjadi sehingga yang bisa kita lakukan adalah memperbaiki kualitas hidup kita dan berusaha bangkit menjalani keadaan yang sudah terjadi.
Banyaklah berdoa dan jangan lupa untuk mencari tahu lebih banyak mengenai virus ini. Sedikit pengetahuan akan membuat Anda lebih merasa nyaman karena mengenal virus ini lebih jauh. Saya selalu mengharapkan yang terbaik untuk Anda.(Kompas,Selasa, 8 Desember 2009)