"Saya pria berumur 34 tahun. Lima tahun lalu saya mengidap diabetes tipe 2 sampai menderita impotensi. Untunglah saat ini saya mampu mengontrol gula darah hingga normal tanpa obat. Masalahnya, sampai saat ini impotensi masih saya alami.
Ada sedikit kemajuan dalam ereksi, tapi tidak bisa sangat keras seperti dulu sebelum mengidap diabetes. Bila berhubungan dengan istri, saat klimaks, tidak ada ejakulasi sperma. Saya hanya merasakan nikmat tanpa ada sperma yang keluar.
Dokter, apa yang terjadi? Ke mana sperma saya? Apa sudah habis akibat diabetes? Ke mana saya harus operasi dan apakah harus dioperasi?"
G, Jakarta
Sperma ke kandung kencing
Diabetes merupakan salah satu penyakit yang sering kali menimbulkan gangguan fungsi seksual, berupa disfungsi ereksi dan retrograde ejaculation. Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan mengalami atau mempertahankan ereksi untuk melakukan hubungan seksual dengan memuaskan. Disfungsi ereksi terjadi akibat gangguan pembuluh darah yang disebut angiopati.
Retrograde ejaculation berarti ejakulasi terbalik, sperma tidak dikeluarkan melalui penis, tetapi masuk ke dalam kandung kencing. Biasanya pria yang mengalami retrograde ejaculation tidak melihat adanya sperma yang keluar ketika orgasme.
Anda mengalami kedua hal tersebut sehingga ereksi penis tidak optimal dan tidak ada sperma yang keluar ketika orgasme. Sperma tidak keluar karena masuk ke dalam kandung kecing, bukan karena habis. Cairan sperma dan sel spermatozoanya tetap diproduksi, tapi ketika Anda mengalami ejakulasi, sperma masuk ke kandung kencing karena otot di sekeliling lubang bagian bawah kandung kencing tidak menutup dengan kuat. Keadaan ini disebabkan gangguan saraf akibat diabetes.
Retrograde ejaculation, dari sudut kepuasan seksual, sebenarnya bukan masalah walaupun tidak ada sperma yang keluar. Kecuali Anda dan istri masih ingin punya anak. Untuk mengatasinya, diabetes harus diatasi. Selain itu, Anda harus mendapat pengobatan erektogenik, yang membantu terjadinya ereksi.
Juga ada pengobatan untuk membantu kontraksi otot sekitar lubang bagian bawah kandung kencing. Dengan demikian, sperma tidak lagi masuk ke dalam kandung kencing. Saya sarankan Anda mendapat pengobatan dan pemeriksaan yang benar, termasuk pemeriksaan laboratorium.(Kompas,Rabu, 24 Maret 2010)