Bagi suami-istri, saling memuaskan di dalam urusan seksual memang termasuk hal yang penting. Saat bercinta, ada siklus dalam tubuh yang berjalan. Siklus saat sesi bercinta meliputi sekuen perubahan fisik dan emosional saat mulai terangsang dan ikut terlibat dalam aktivitas stimulasi tersebut, baik saat bercinta dengan pasangan maupun masturbasi. Mengetahui bagaimana tubuh merespons setiap fase dalam siklus bisa membantu hubungan seksual dan membantu mengetahui pokok permasalahan yang mengakibatkan masalah seksual.
Menurut situs kesehatan WebMD, terdapat 4 fase dalam siklus bercinta, yakni peningkatan rasa, plateau (tinggi), orgasme, dan resolusi. Ke-4 fase dalam adegan bercinta ini perlu dipenuhi untuk pemenuhan kebutuhan seksual. Pria dan wanita mengalami masa yang sama, meski penempatan waktunya berbeda. Karena itu, jarang bagi pasangan bisa mencapai orgasme bersamaan. Sebagai tambahan, intensitas respons dan waktu yang dibutuhkan di masing-masing fase berbeda dari orang ke orang. Mengerti perbedaan ini akan membantu pasangan untuk mengerti tubuh satu sama lain dan respons yang dihasilkan, serta mendorong pengalaman seksual menjadi lebih baik.
1. Fase peningkatan rasa
Karakteristik umum fase awal ini bisa berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam. Aktivitasnya antara lain:
* Ketegangan otot meningkat
* Detak jantung meningkat dan napas bertambah cepat
* Kulit merona (muncul kemerahan di bagian dada dan punggung)
* Area payudara mulai bereaksi, terlihat ada sedikit pembengkakan dan puting mengeras
* Aliran darah mengalir ke area genitalia, menimbulkan reaksi pada area tersebut
* Munculnya lubrikasi
2. Fase "plateau"
Fase ini hampir mencapai orgasme, yang terjadi antara lain:
* Perubahan yang terjadi di fase 1 mulai meningkat
* Perubahan pada warna genital wanita
* Klitoris menjadi sangat sensitif dan berlindung di balik kulit
* Napas, detak jantung, dan tekanan darah terus meningkat
* Terjadi kejangan otot di beberapa bagian, seperti kaki, wajah, dan tangan
* Ketegangan otot mulai meningkat
3. Fase orgasme
Orgasme adalah puncak dari siklus respons sesi bercinta. Ini merupakan fase tersingkat dan biasanya hanya berlangsung beberapa detik. Ciri-cirinya antara lain:
* Terjadi kontraksi otot yang tidak disengaja
* Tekanan darah, detak jantung, dan pernapasan berada di tekanan yang tinggi dengan penarikan napas yang cepat
* Terjadi kejangan otot pada kaki
* Terjadi kelegaan ketegangan seksual yang kuat
* Pada perempuan, terjadi kontraksi pada otot-otot area V. Bagian uterus juga mengalami kontraksi ritmis
* Pada pria, kontraksi ritmis dari otot terjadi pada bagian bawah Mr P sehingga menyebabkan lontaran cairan semen
* Ruam atau rona kulit berubah di sekujur tubuh
4. Resolusi
Pada masa ini, tubuh berangsur-angsur kembali ke level awal. Bagian tubuh yang sempat menegang dan membesar kembali ke ukuran dan warna semula. Fase ini biasa ditandai dengan perasaan tenang, peningkatan rasa intimasi, dan, sering kali, kelelahan. Beberapa perempuan mampu kembali ke fase orgasme dengan bantuan stimulasi seksual dan mencapai orgasme jamak (multiple orgasms).
Sementara itu, pria butuh waktu setelah mencapai orgasme. Rentang waktu saat pria tidak bisa mencapai orgasme setelah mencapai orgasme ini disebut refractory period. Durasinya bervariasi di antara pria dan biasanya makin panjang seiring pertambahan usia.
Dengan mengerti fungsi seksual dan respons tubuh saat berhubungan seksual, akan lebih mudah bagi pasangan menemukan solusi untuk masalah seksual yang dialami. Untuk memperbaiki masalah seksual, jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter.
Sumber: WebMD , Kompas,Sabtu, 30/10/2010