Tahun ini, mungkin ada di antara Anda yang memasuki usia 40 tahun. Bagaimana Anda menghadapinya? Khawatirkah, karena Anda merasa begitu tua dan belum melakukan sesuatu yang berarti? Biasa-biasa saja, dan menganggap hal itu hanya merupakan pertambahan usia saja? Atau excited, karena Anda bersyukur dengan segala yang sudah Anda terima dalam hidup ini? Benarkah, "life begins at 40?"
"Aku merasa separuh-separuh saat ini. Seperti kepompong yang menunggu mekar menjadi apa pun yang ia inginkan. Tetapi aku juga merasa kacau. Rasanya aku nggak pernah bisa menulis lagu lagi. Tapi siapa tahu? Aku terus mencoba," kata Gwen Stefani, yang tahun ini berusia 40 tahun, dan menghadapi Summer Reunion Tour bersama No Doubt lagi setelah vakum lima tahun.
"Aku sih excited banget. Aku lebih panik waktu umur 30 tahun," timpal Jennifer Aniston, juga berusia 40 tahun. Tokoh lain yang memasuki usia matang ini antara lain Jennifer Lopez, Renee Zellweger, Mariah Carey, dan Catherine Zeta Jones.
Kita menghadapi usia ini dengan cara yang berbeda-beda. Gwen Stefani merasa tidak produktif lagi, namun nekad menjalankan tur lagi meskipun tidak memiliki lagu baru. Tantangannya bukan hanya soal karir musiknya, tetapi juga kehidupan rumah tangganya. Maklum, ia kini juga ibu dari dua orang anak balita yang masih membutuhkan perhatiannya.
Bila sebagian dari Anda merasa depresi menghadapi pertambahan usia ini, sebenarnya wajar saja. Memasuki usia 40 tahun tidak hanya menandai pertambahan usia, tetapi juga memasuki babak baru dalam hidup Anda. Kita dituntut untuk menjadi matang dengan alamiah, menyesuaikan diri dengan hal-hal baru yang kita temukan dalam diri kita. Bagi yang lain, usia 40 memang terdengar menakutkan, namun tak sedikit pula yang telah siap menghadapinya.
Apa yang perlu kita persiapkan di usia ini?
1. Ketika menghadapi wawancara pekerjaan di awal karir Anda dulu, Anda pernah ditanya, "Akan menjadi apa Anda 10 tahun mendatang?" Kini, saatnya Anda merenungkan kehidupan Anda. Sudah tercapaikah semua yang Anda impikan atau rencanakan? Berbahagialah bila Anda berhasil. Bila tidak, tak perlu kecewa atau menyesali waktu yang telah terbuang. Lakukan sesuatu untuk memperbaikinya. Mungkin Anda memerlukan suatu penyesuaian tujuan dan strategi yang baru.
2. Bersikaplah realistis dengan kondisi tubuh Anda. Dari uban yang semakin menyemak, kerut-kerut di sekitar mata, atau kenyataan bahwa Anda semakin tak ingin lagi mengikuti tren -entah itu dalam fashion, selera musik, atau nongkrong di kafe-kafe terbaru. Anda tidak perlu membuktikan apa-apa pada orang sekitar, misalnya bahwa Anda orang paling gaul di dunia ini. Bila Anda tak ingin kerutan semakin banyak, rawatlah diri Anda. Tak ingin sakit-sakitan, ubah pola hidup Anda.
3. Sebagian dari Anda mungkin merasa telah mencapai karir yang diinginkan, atau anak-anak yang makin tumbuh dengan sehat dan cerdas. Tetapi, mengapa hidup Anda terasa masih kosong? Mungkin ini saatnya Anda menjawab panggilan hidup Anda yang lain. Ikutlah aktif dalam kegiatan reliji, dalam komunitas pengajian, atau menjadi pianis dalam paduan suara gereja. Anda merasa panggilan Anda bukan dalam bidang spiritual? Cobalah menjadi sukarelawan dalam kegiatan sosial, apa pun minat Anda: apakah mendampingi wanita yang mengalami KDRT, anak-anak terlantar, menjadi aktivis lingkungan, dan lain sebagainya.
4. Menjadi 40 tahun tidak harus membuat Anda harus merenung terus. Banyak kesenangan yang juga bisa Anda dapatkan. Tekuni kegiatan baru yang selalu ingin Anda lakukan dahulu, bergabung dengan komunitas-komunitas baru, atau membangun bisnis berbasis hobi bersama teman-teman. Anda juga bisa mulai belajar main tenis, menari salsa, kursus memasak, nonton teater yang ulasannya hanya sering Anda baca di suratkabar, apa pun yang Anda inginkan. Tak ada kata terlambat untuk mempelajari sesuatu yang baru.
5. Hidupkan kembali romantisme bersama suami. Karena anak-anak sudah besar, tentu mereka tidak terlalu tergantung lagi kepada Anda. Ambil kesempatan untuk meneruskan kembali hobi traveling Anda bersama suami. Buat rencana liburan berdua saja setiap tahun, di luar jadual liburan bersama anak-anak. Kunjungi tempat-tempat "bersejarah" saat Anda masih berpacaran dengan suami dulu.
6. Di usia 40 tahun, kondisi keuangan Anda sudah semakin matang. Bila Anda baru mulai hidup berkeluarga, bahkan baru memiliki anak, syukurilah. Anda tidak perlu mengkhawatirkan biaya kesehatannya, karena sudah memiliki asuransi. Anda bisa memilih sekolah terbaik baginya, atau mengikutsertakannya dalam kegiatan yang mendukung bakatnya. Pendek kata, Anda sudah lebih siap dalam membimbing dan mengarahkan keluarga Anda.(Kompas,Jumat, 12/6/2009)