SEJAUH ini, wanita memang lebih akrab dengan alat kontrasepsi. Padahal, tersedia juga banyak pilihan alat kontrasepsi bagi lelaki. Dengan lebih mengenal alat-alat kontrasepsi diharapkan pria bisa lebih berperan aktif dalam pengaturan kelahiran anak di masa depan.
Seperti bagi perempuan, kontrasepsi bagi pria dibagi tiga jenis, yakni kontrasepsi hormonal, kontrasepsi non hormonal, dan kontrasepsi mantap (kontap). Kontrasepsi hormonal dilakukan dengan cara menyuntikkan hormon ke tubuh pria.
Metodenya ada dua, yakni: menyuntikkan hormon androgen saja, dan memberi suntikan kombinasi hormon androgen dan progesteron. Suntikan hormon ini bertujuan menekan pembentukan sel sperma hingga di bawah 20.000 sel. Dengan demikian, sel sperma ini tak mampu membuahi sel telur yang matang. Sebab, agar bisa menghasilkan pembuahan, sedikitnya diperlukan 20.000 sel sperma.
Adapun, alat kontrasepsi nonhormonal terdiri dari tiga jenis, yakni kontrasepsi non-hormonal dengan bahan kimia (nonhormonal chemicofamaka), dengan ramuan tumbuh-tumbuhan (nonhormonal phytofarmaka), dan kontrasepsi nonhormonal fisik.
Pada kontrasepsi non-hormonal dengan bahan kiinia dan tanaman, pemakaiannya biasanya dengan cara disuntikkan atau diminum. Sari tumbuhan yang bisa dipergunakan untuk menekan jumlah sel sperma, misalnya oluah nanas muda, air rendaman gambir, dan buah mengkudu.
Sementara kontrasepsi fsik bisa dilakukan dengan cara: pemakaian kondom, pemanasan buah zakar, dan penutupan buah zakar dengan polyester.
Tidak bisa dipungkiri, pemakaian kondom adalah yang paling lazim dilakukan. Pasalnya, kondom bisa dengan mudah dibeli di apotek dan pemakaiannya praktis. Pemakaian kondom mencegah masuknya sperma masuk ke vagina yang menyebabkan terjadinya pembuahan.
Pencegahan kehamilan secara fisik bisa juga dilakukan dengan memanasi buah zakar dengan uap air atau cahaya hingga 40-41 derajat celcius selama beberapa menit. Pemanasan ini akan menekan pertumbuhan sel sperma. Tapi memang, cara ini agak merepotkan.
Lebih merepotkan lagi, kontrasepsi dengan cara menutup buah zakar dengan polyester. Sebab proses ini harus berlangsung selama 24 jam secara terus menerus. Karenanya, pria malas melakukan cara ini.
Nah, kontrasepsi untuk pria yang paling efektif mencegah kehamilan adalah vasektomi. Vasektomi dilakukan dengan cara memotong atau mengikat saluran vasika. Bisa juga dengan memasukkan silikon untuk menyumbat saluran vasika. Dengan demikian, sperma tidak bisa keluar dan akan diserap kembali oleh tubuh tanpa efek samping apa pun.
Jika enggan memakai semua cara tadi, kita bisa melakukan kontrasepsi alamiah. Caranya ada dua, yakni melakukan koitus terputus atau melakukan hubungan intim di luar masa subur (sistem kalender). Hanya saja, cara ini memiliki risiko kebobolan yang tinggi. (kompas,Rabu, 17/12/2008)