"Ah, dia bukan tipe saya!" begitu kata Anda setiap kali teman-teman berusaha menjodohkan Anda dengan seorang pria lajang. Dan karena Anda terus berpegangan pada tipe pria idaman ini, Anda tak juga mendapatkan pasangan.
Sikap memegang teguh pada pendirian memang perlu dipupuk, namun untuk urusan satu ini, Anda boleh melupakannya dulu. Andrea Syrtash, penulis buku He's Just Not Your Type (And That's A Good Thing), menyarankan para perempuan untuk memperluas pandangannya, dan terbuka terhadap sosok pria yang mungkin berada di luar jangkauan pergaulan Anda selama ini. Siapa tahu, pria yang bukan tipe Anda inilah yang justru menjadi Mr Right untuk Anda!
"Kita itu tidak akan selalu berhasil mendapatkan pria yang kita kira akan cocok dengan kita, atau orang yang kita bayangkan dalam benak kita," katanya. "Saya ingin mendorong para perempuan, jika mereka menaruh perasaan kuat pada seseorang (yang bukan tipe Anda), jangan takut dengan perasaan itu karena mengejarnya bisa membuat pria itu menjadi pendamping Anda kelak."
Buku ini ditulisnya berdasarkan pengalamannya sendiri dan teman-temannya. Kesalahan terbesar perempuan saat berkencan adalah, mencari sosok yang potensial, bukan orangnya. Perempuan sering berpikir bahwa pria bisa diubah, atau mendekati Anda, jika kita selalu berada di sekitarnya. Namun, perempuan perlu mempelajari perilaku pria, bukan kata-katanya.
"Enggak masalah kalau ia menjanjikan sesuatu pada Anda. Tetapi jika Anda tidak mendapatkan apa yang Anda butuhkan, itulah tanda bahwa Anda harus melangkah maju," katanya lagi.
Pada dasarnya, menurut Andrea, ada tiga jenis pria "bukan tipe Anda" yang perlu dipertimbangkan:
1. Tipe yang benar-benar kebalikan dari pilihan Anda biasanya. Mungkin Anda selalu berpikir untuk memilih tipe yang ekstrovert, tetapi kemudian Anda jatuh cinta dengan si introvert. Atau, Anda yang biasanya tipe pengejar bad boy, tiba-tiba tertarik dengan Mr Nice Guy ini.
2. Tipe yang benar-benar tidak akan masuk dalam daftar tipe pria Anda. Entah dia kelewat pendek, kelewat botak, atau kelewat gemuk. Dia tidak jangkung, berambut cepak, atau bertubuh ramping berotot.
3. Tipe yang mungkin sesuai tipe Anda, namun dengan latar belakang yang tidak mendukung. Misalnya, ia seorang duda dengan anak, beda agama, atau tinggal di luar kota. Dalam kondisi seperti ini, ketika si dia tidak memenuhi syarat (meskipun Anda sangat menyukainya), Anda jadi meragukan diri sendiri. Anda tidak tahu apa yang harus dilakukan.
"Jika Anda ingin bersama dia, Anda selalu bahagia bersamanya, dan ia bisa membuat Anda menemukan sisi diri Anda yang terbaik, mengapa harus mempertanyakannya lagi? Kejar dia," demikian saran Andrea.
Nah, bila Anda mendadak jatuh cinta pada pria yang bukan tipe Anda ini, jangan terburu-buru mengambil keputusan. Anda perlu terbuka pada kenyataan bahwa si dia datang dari "kemasan" yang berbeda dari yang Anda bayangkan. Ringkas daftar "tipe" yang Anda miliki, lalu buat prioritas. Misalnya, mana yang lebih penting: punya nilai-nilai keluarga yang tinggi, atau tubuh jangkung?
Amati juga bagaimana pola pacaran Anda. Apakah Anda selalu memacari pria yang suka berbohong, atau Anda hanya tertarik pada bad boy? Coba patahkan pola ini, dan tentukan nilai-nilai yang lebih penting bagi Anda.
Kemudian, tantang diri Anda. Anda boleh punya bayangan tentang siapa yang harus Anda kencani, tetapi jangan dijadikan keharusan. Misalnya, "Ia harus belum pernah menikah." Jika Anda terlalu banyak menetapkan keharusan, Anda menutup diri Anda terhadap tipe pria lain yang mungkin berpeluang menjadi partner Anda yang sejati.
Sumber: Betty Confidential, Kompas,Kamis, 6/5/2010