Kalau pada perempuan populer istilah menopause, maka pria pun bisa mengalami andropause, meski jarang. Kondisi ini bisa dialami oleh 2 persen pria berusia pertengahan dan disebabkan oleh menurunnya kadar hormon testosteron.
Demikian menurut penelitian yang dilakukan para ahli dari Eropa yang melibatkan 3.300 pria dari berbagai negara di Eropa. Para pria berusia 40-79 tahun ini dites kadar testosteronnya di delapan pusat riset Eropa.
Para responden juga ditanya tentang kesehatan seksual, fisikal, dan mental. Tiga gangguan seksual, yakni ereksi pagi yang kurang, rendahnya gairah seks, dan disfungsi ereksi, terkait dengan menurunnya kadar testosteron. Demikian juga dengan kondisi depresi, kelelahan, dan kemampuan untuk melakukan aktivitas seksual.
Akan tetapi, beberapa gejala andropause, seperti perubahan pola tidur, sulit berkonsentrasi, merasa tak berguna, dan kecemasan, ternyata tak berkait dengan kadar testosteron.
Para ahli mengatakan, gejala-gejala itu disebut hypogonadism, yakni kondisi di mana testis tidak mampu bekerja dengan optimal sehingga memengaruhi kadar hormon. Hypogonadism terkait dengan obesitas dan kondisi kesehatan yang buruk.
Dalam artikel yang dipublikasikan dalam jurnal Drug and Therapeutic Bulletin disebutkan, banyak pria yang memiliki kadar testosteron normal tetapi mengalami gejala mirip andropause. Pemberian hormon testosteron sintetis dikhawatirkan justru memicu kanker prostat.
Sumber :BBC , Kompas, Jumat, 18 Juni 2010