Apakah oke-oke saja berhubungan seks saat hamil? Apakah si calon bayi tak akan tersakiti? Ketahui apa yang bisa dan tak bisa dilakukan saat sedang hamil! Kapan saatnya seks harus dihindari?
Walaupun kebanyakan wanita dapat dengan aman berhubungan seks selama hamil, namun jika ada tanda-tanda seperti di bawah ini, yang terbaik adalah bersikap hati-hati:
Walaupun kebanyakan wanita dapat dengan aman berhubungan seks selama hamil, namun jika ada tanda-tanda seperti di bawah ini, yang terbaik adalah bersikap hati-hati:
1. Perdarahan Vagina. Tak dianjurkan berhubungan seks jika tak diketahui penyebabnya.
2. Masalah dengan Rahim. Jika rahim mulai terbuka secara prematur (dini), berhubungan seks dapat menyebabkan infeksi.
3. Masalah dengan Plasenta. Jika sebagian atau seluruh plasenta menutupi rahim yang terbuka, berhubungan seks dapat mengakibatkan perdarahan atau kelahiran dini (prematur).
4. Bayi Kembar. Jika mengandung bayi kembar, dokter akan menganjurkan untuk tak berhubungan seks setelah kandungan berusia tua, walaupun penelitian tak membuktikan adanya hubungan antara seks dan kelahiran bayi kembar secara dini.
Haruskah pasangan menggunakan kondom?
Hubungan seks pada saat hamil dapat memindahkan penyakit, dan berisiko terkena infeksi yang dapat mengganggu kehamilan Anda dan kesehatan sang calon bayi. Jika Anda berhubungan seks dengan pasangan pada saat Anda sedang hamil, sebaiknya gunakanlah kondom.
Bagaimana jika tidak melakukan seks selama hamil?
Tidak ada masalah! Ada banyak cara berhubungan seks yang bisa dilakukan selain hanya bersetubuh dengan penetrasi. Saling berbagi kebutuhan, masalah, dan kasih sayang dengan pasangan secara terbuka pun bisa dilakukan. Jika berhubungan seks sulit dilakukan, cobalah dengan belaian, ciuman, pijatan, dan lainnya.
Setelah bayi lahir, kapan bisa berhubungan seks kembali?
Apa pun cara melahirkannya, normal maupun operasi, tubuh Anda perlu untuk beristirahat dan mengambil nafas sejenak. Banyak dokter menganjurkan, tunggulah hingga 6 minggu setelah melahirkan untuk kembali berhubungan seks sehingga waktu ini memungkinkan rahim Anda menutup kembali, dan jika ada tindakan operasi dapat beristirahat terlebih dahulu.
Jika Anda menderita atau jenuh setelah melahirkan masih harus berhubungan seks, cobalah untuk tetap berintim-intim dengan cara lain, misalnya menelepon Si Dia di siang hari, berbincang-bincang soal segala hal yang menyenangkan, mandi bersama, atau lainnya. Jika Anda sudah siap untuk berhubungan seks kembali, mulailah secara perlahan dan gunakan gaya atau cara yang aman, mungkin dengan kontrasepsi (kondom).(kompas,Kamis, 4/12/2008)