1. Mimpi buruk : mimpi buruk adalah mimpi yang menakutkan yang terjadi selama tidur pergerakan mata cepat (REM). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk bisa terjaga terus dan bisa mengingat kembali mimpi dengan jelas. Mimpi buruk tidak membuat khawatir, kecuali sangat sering terjadi. Mimpi buruk bisa terjadi lebih sering selama waktu stress, atau bahkan ketika si anak habis menonton video yang berisi penyerangan. Jika mimpi buruk sering terjadi, orangtua bisa membuat catatan harian untuk melihat bila mereka bisa mengidentifikasi penyebabnya.
2. Teror malam dan berjalan sambil tidur : teror malam, peristiwa setengah terbangun dengan sangat gelisah segera setelah tertidur, adalah sangat sering terjadi pada usia 3 dan 8 tahun. Anak tersebut berteriak dan tampak ketakutan, dengan detak jantung cepat dan bernafas cepat. Anak tersebut tidak tampak perduli dengan kehadiran orang tua dan tidak bicara. Dia bisa mengamuk di sekitarnya dengan kasar dan tidak bereaksi terhadap kenyamanan. setelah beberapa menit, dia akan benar-benar kembali tidur. Tidak seperti mimpi buruk, anak tersebut tidak bisa mengingat peristiwa ini. Teror malam adalah dramatik karena anak tersebut berteriak dan tidak dapat dihibur selama peristiwa tersebut. Sekitar sepertiga anak dengan teror malam juga mengalami tidur sambil berjalan. (bangun dari tempat tidur dan berjalan berkeliling ketika sedang tertidur, juga disebut somnambulism). Sekitar 15% anak pada usia 5 dan 12 tahun mengalami setidaknya satu peristiwa tidur sambil berjalan.
Teror malam dan tidur berjalan hampir selalu berhenti dengan sendirinys, meskipun adakalanya peristiwa bisa terjadi untuk tahunan; biasanya, tidak dibutuhkan pengobatan. Jika gangguan berlangsung lama sampai masa remaja atau dewasa dan berat, pengobatan bisa diperlukan. Pada anak yang membutuhkan pengobatan, teror malam bisa kadangkala bereaksi terhadap sedative atau antidepresan tertentu; meskipun begitu, obat-obatan ini adalah keras dan bisa mempunyai efek samping. Memasang kuinci pada bagian luar kamar tidur menjaga anak dari keluyuran tetapi bisa menakutkan anak tersebut.
3. Menolak untuk pergi tidur : anak, terutama sekali antara usia 1 dan 2 tahun, sering menolak untuk tidur. Anak kecil seringkali menangis ketika mereka ditinggal sendirian di tempat tidur mereka, atau mereka memanjat keluar dan mencari orang tua mereka. Tingkah laku ini berhubungan dengan pemisahan kegelisahan dan, pada anak yang lebih tua, usaha anak untuk mengendalikan aspek lebih pada lingkungannya. Penolakan untuk pergi tidur tidak membantu jika orangtua tinggal di dalam kamar lebih lama untuk menghadirkan kenyamanan atau membiarkan anak tersebut bangun. Untuk mengendalikan masalah, orangtua harus duduk diam di gang dalam penglihatan anak tersebut dan memastikan anak tersebut tetap di tempat tidur. Anak tersebut kemudian belajar bahwa keluar dari tempat tidur tidak diijinkan. Anak tersebut juga belajar bahwa orangtua tidak bisa dirayu ke dalam ruangan untuk cerita lebih atau bermain. Secepatnya, anak tersebut didudukkan dan pergi untuk tidur. Menyediakan anak tersebut barang yang menemani (seperti sebuah boneka) seringkali sangat membantu.
4. Terbangun sepanjang malam : anak seringkali terbangun sepanjang malam, tetapi biasanya kembali tertidur dengan sendirinya. Terbangun malam yang berulang seringkali diikuti gerakan, sakit, atau peristiwa stress lainnya. Masalah tidur kemungkinan bertambah buruk ketika anak tersebut terlambat tidur di sore hari atau terlalu dirangsang dengan bermain sebelum waktu tidur.
Biarkan si anak tidur bersama dengan orangtua karena terbangun malam hari kemungkinan hanya memperpanjang masalah. Juga kontraproduktiv mengajak bermain atau memberi makan anak tersebut sepanjang malam, memukul pantat, dan cacian. Mengembalikan anak tersebut ke tempat tidur dengan menenangkan hati biasanya lebih efektif. Waktu tidur rutin termasuk membacakan cerita pendek, menawarkan boneka kesayangan atau selimut, dan menggunakan lampu malam kecil ( pada anak yang berusia diatas 3 tahun) seringkali sangat menolong. Orangtua dan pengasuh lainnya harus berusaha untuk menjaga secara rutin setiap malam, sehingga anak tersebut belajar apa yang diharapkan. Jika anak tersebut secara fisik sehat, biarkan dia menangis untuk 20 sampai 30 menit sering mengajar dia bahwa dia perlu untuk menenangkan dirinya, yang akan mengurangi terbangun malam