Tumor non-kanker yang paling sering terjadi di kerongkongan adalah leiomioma, suatu tumor dari otot polos. Ramalan penyakitnya (prognosis) baik sekali.
Kanker kerongkongan yang paling sering ditemukan adalah karsinoma, baik karsinoma sel skuamosa (karsinoma epidermoid) maupun adenokarsinoma.
Kanker kerongkongan lainnya adalah limfoma (kanker limfosit), leiomiosarkoma (kanker otot polos kerongkongan) dan kanker yang berasal dari bagian tubuh lainnya.
Kanker bisa terjadi di bagian manapun dari kerongkongan.
Bisa muncul sebagai suatu penyempitan dari kerongkongan, suatu benjolan atau suatu daerah datar yang abnormal (plak).
PENYEBAB
Kanker kerongkongan lebih sering terjadi pada orang yang :
- kerongkongannya telah menyempit karena mereka pernah menelan larutan basa kuat, misalnya cairan untuk pembersih
- menderita akalasia (keadaan dimana katup kerongkongan bagian bawah gagal membuka)
- memiliki sumbatan di kerongkongan, misalnya selaput kerongkongan
- menderita kanker kepala dan leher.
Merokok dan penggunaan alkohol juga meningkatkan resiko terjadinya kanker kerongkongan, terutama karsinoma sel skuamosa.
Pada beberapa penderita, perubahan lapisan kerongkongan merupakan tanda pertama dari kanker. Perubahan ini terjadi setelah iritasi kerongkongan menahun oleh asam atau empedu.
GEJALA
Karena kanker kerongkongan cenderung menyumbat jalannya makanan, maka gejala awalnya biasanya berupa kesulitan menelan makanan padat.
Setelah beberapa minggu, keadaan ini berkembang dan penderita akan mengalami kesulitan dalam menelan makanan lunak dan kemudian cairan. Akibatnya berat badannya menurun.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan foto rontgen yang disebut barium meal. Penderita menelan larutan barium radioopak sehingga akan tampak pada foto rontgen kerongkongan, yang menandai daerah penyumbatan.
Daerah abnormalnya juga sebaiknya diperiksa dengan endoskopi.
Selama endoskopi diambil contoh jaringan kerongkongan untuk pemeriksaan mikroskopis (biopsi) dan untuk pemeriksaan sitologi (brush cytology).
PENGOBATAN
Kurang dari 5% penderita kanker kerongkongan bertahan hidup lebih dari 5 tahun. Banyak yang meninggal dalam waktu 1 tahun setelah gejala pertama timbul.
Kemoterapi tidak menyembuhkan kanker kerongkongan, tapi bila digunakan baik sendiri maupun bersamaan dengan terapi penyinaran, dapat menurunkan gejala dan memperpanjang harapan hidup.
Pembedahan untuk mengangkat tumor, bila masih memungkinkan, bisa mengurangi gejala untuk sementara, tapi jarang menyembuhkan.
Pengobatan lain yang bisa meringankan gejala adalah:
- melebarkan daerah yang menyempit
- memasukan tabung untuk menjaga supaya kerongkongan tetap terbuka
- bypass tumor dengan menggunakan sepotong usus - terapi laser untuk menghancurkan jaringan kanker yang menyumbat kerongkongan.
PENCEGAHAN
Terbukti tidak ada cara untuk mencegah terjadinya kanker kerongkongan. Namun, untuk mengurangi risiko kanker kerongkongan, Anda dapat:
1. Berhenti merokok atau tidak mulai merokok. Jika Anda merokok, berhenti. Jika Anda tidak merokok, jangan mulai. Berhenti merokok bisa sangat sulit, sehingga perlu mendapatkan beberapa bantuan. Dokter Anda dapat mendiskusikan manfaat dan risiko dari banyak berhenti merokok strategi, seperti obat-obatan, produk pengganti nikotin dan konseling.
2. Minum alkohol hanya dalam jumlah sedang, atau tidak sama sekali. Bagi perempuan dan orang dewasa yang lebih tua, ini berarti satu gelas per hari. Bagi laki-laki, sedang minum berarti tidak lebih dari dua gelas per hari.
3. Pilih makanan sehat penuh dengan buah-buahan dan sayuran. Vitamin dan antioksidan dalam buah-buahan dan sayur-sayuran dapat mengurangi resiko kanker kerongkongan. Makan berbagai buah-buahan dan sayuran berwarna.
4. Berhati-hatilah di sekitar bahan kimia. Ketika bekerja dengan bahan kimia, baik di pekerjaan atau di sekitar rumah Anda, dengan hati-hati ikuti petunjuk penggunaan. Hindari menghirup uap kimia berbahaya. Perbaiki ventilasi ruangan tempat Anda bekerja dan pakai masker hidung dan mulut Anda.