Sistem kekebalan tubuh berubahi sepanjang hidup. Pada waktu lahir, khususnya imunitas belum sepenuhnya berkembang. Tetapi, bayi bary lahir mempunyai beberapa antibodi, melalui plasenta ibunya selama kehamilan. Antibodi ini melindungi bayi baru lahir melawan infeksi sampai sistem kekebalan tubuh mereka sendiri sepenuhnya berkembang. Pemberian makan bayi baru lahir juga menerima antibodi dari ASI ibunya.
Semakin menuanya seseorang, sistem kekebalan tubuh menjadi kurang efektif. Menjadi kurang dapat membedakan sel diri sendiri dengan yang bukan. Akibatnya, gangguan autoimun sering terjadi. Makrofagus membunuh bakteri, sel kanker, dan antigen lain lebih lambat. Pelambatan ini dapat menjadi satu sebab bahwa kanker lebih sering terjadi pada orang yang lebih tua. Sel limfosit T kurang memberi respon terhadap antigen, dan hanya sedikit sel limposit yang dapat memberi respon terhadap adanya antigen baru. Dengan begitu, jika orang yang sudah tua menemukan antigen baru, tubuh kurang dapat mengenali dan melawannya.
Orang yang sudah tua mempunyai jumlah protein komplemen yang lebih kecil daripada orang yang lebih muda, terutama sewaktu infeksi bakteri. Banyaknya antibodi menghasilkan respon terhadap antigen dan kemampuan antibodi untuk menyerang antigen berkurang. Perubahan ini sebagian dapat menjelaskan mengapa radang paru-paru, influensa, infeksi endocarditis, dan tetanus lebih sering pada orang yang sudah tua dan sering menyebabkan kematian. Juga, vaksin kurang dapat menghasilkan kekebalan pada orang yang sudah tua.
These changes in immune function may contribute to the greater susceptibility of older people to some infections and cancers. Perubahan pada fungsi kekebalan tubuh dapat memberi kontribusi dugaan yang lebih besar pada orang yang sudah tua pada beberapa infeksi dan kanker.
Semakin menuanya seseorang, sistem kekebalan tubuh menjadi kurang efektif. Menjadi kurang dapat membedakan sel diri sendiri dengan yang bukan. Akibatnya, gangguan autoimun sering terjadi. Makrofagus membunuh bakteri, sel kanker, dan antigen lain lebih lambat. Pelambatan ini dapat menjadi satu sebab bahwa kanker lebih sering terjadi pada orang yang lebih tua. Sel limfosit T kurang memberi respon terhadap antigen, dan hanya sedikit sel limposit yang dapat memberi respon terhadap adanya antigen baru. Dengan begitu, jika orang yang sudah tua menemukan antigen baru, tubuh kurang dapat mengenali dan melawannya.
Orang yang sudah tua mempunyai jumlah protein komplemen yang lebih kecil daripada orang yang lebih muda, terutama sewaktu infeksi bakteri. Banyaknya antibodi menghasilkan respon terhadap antigen dan kemampuan antibodi untuk menyerang antigen berkurang. Perubahan ini sebagian dapat menjelaskan mengapa radang paru-paru, influensa, infeksi endocarditis, dan tetanus lebih sering pada orang yang sudah tua dan sering menyebabkan kematian. Juga, vaksin kurang dapat menghasilkan kekebalan pada orang yang sudah tua.
These changes in immune function may contribute to the greater susceptibility of older people to some infections and cancers. Perubahan pada fungsi kekebalan tubuh dapat memberi kontribusi dugaan yang lebih besar pada orang yang sudah tua pada beberapa infeksi dan kanker.