Kegemukan Mempercepat Proses Penuaan

Kegemukan atau obesitas akan mempercepat proses penuaan lebih daripada merokok, demikian menurut penelitian mengenai "chromosomal clock" pada sel tubuh manusia.

Tim Spector dari Rumah Sakit St Thomas London, melakukan pengukuran panjang ujung kromosom yang disebut telomere pada sel darah putih 1122 wanita berusia 18 hingga 76 tahun.
Setiap kali sel terbelah, telomere-nya akan kehilangan sepotong kecil DNA. Ketika ia menjadi terlalu pendek, sel tidak lagi bisa membelah. Pemendekan telomere ini berlaku sebagai chromosomal clock, melakukan perhitungan ke bawah terhadap generasi selular. Semakin pendek telomere, orang akan makin tua secara fisik.

Spector menemukan bahwa sel-sel darah putih dari wanita yang lebih muda memiliki telomere sepanjang kurang lebih 7500 ukuran dasarnya. Panjang telomere ini menyusut seiring dengan pertambahan usia dengan laju rata-rata 27 ukuran dasar per tahun.

Bila faktor gaya hidup dimasukkan dalam pengukuran, maka muncullah perubahan yang dramatis. Perbedaan antara mereka yang kegemukan dan langsing mencapai 8,8 tahun. Artinya, mereka yang lebih gemuk akan mengalami proses penuaan 8,8 tahun lebih cepat.

Uniknya, kaitan antara konsentrasi leptin yang tinggi dengan pemendekan telomere jauh lebih kuat daripada hubungannya dengan kegemukan, bila diukur berdasar indeks massa tubuh. Leptin adalah hormon pengontrol nafsu makan, dimana orang-orang gemuk cenderung kebal terhadap hormon ini walau mereka memilikinya dalam level lebih banyak.

Perokok gemuk

Selain kegemukan, kebiasaan merokok adalah faktor penentu lain. "Perokok pada umumnya akan mengalami proses penuaan lebih cepat 4,6 tahun dibanding bukan perokok," kata Spector. "Para perokok berat yang menghabiskan 20 batang rokok sehari selama 40 tahun, akan mengalami penuaan 7,4 tahun lebih awal."

Kabar buruknya, ada efek sinergi juga antara merokok dan gemuk. "Para perokok yang bertubuh gemuk beresiko paling tinggi di antara semua koresponden," ujar Spector. "Bukan saja karena penyakit jantung atau kanker paru-paru, tapi keseluruhan chromosomal clock juga akan berjalan lebih cepat. Mereka akan lebih cepat tua."

Lebih parah lagi, efek ini sepertinya permanen. Berhenti merokok atau mengurangi berat badan memang akan menekan laju pemendekan telomere, namun tidak bisa mengembalikan yang sudah hilang.

Kerusakan telomere pada perokok disebabkan radikal bebas. Merokok menyebabkan tekanan oksidatif - biang munculnya radikal bebas - seperti halnya kegemukan, kata Abraham Aviv dari University of Medicine and Dentistry of New Jersey, AS. Radikal bebas bisa menyebabkan mutasi DNA, dan ada bukti mutasi pada telomere mengakibatkan hilangnya potongan lebih besar pada pembelahan sel.

Oleh sebab itu, bila Anda tidak ingin cepat tua, hilangkanlah kebiasaan merokok, dan turunkan berat badan Anda. (NewScientist.com/wsn)/Kompas