Tak bisa diingkari jika pria selalu menyukai wanita dengan bentuk tubuh seksi berisi, berdada montok, pinggang ramping dan pinggul besar bak gitar spanyol. Menurut para peneliti, hal tersebut bukan halya sebatas penilaian superfisial semata, karena dibalik semua itu ada landasan ilmiah pendukungnya. Wanita dengan bentuk tubuh 'berisi' dinilai lebih subur atau bisa dibilang tak mengalami kesulitan untuk hamil dan menghasilkan keturunan.
Seperti yang disebutkan dalam jurnal Royal Society - jurnal Proceedings B, yang dilakukan pada 119 responden wanita Polandia, para peneliti menyebutkan jika wanita dengan payudara besar dan pinggang ramping memiliki kadar hormon lebih tinggi dibanding wanita lainnya.
Para peneliti menimbang dan mengukur bobot tubuh mereka yang meliputi pengukuran lingkar pinggang, pinggul, dada dan daerah di bawah payudara. Mereka digolongkan berdasarkan empat kategori, yaitu: Berdada besar-pinggang ramping; berdada besar-pinggang besar; berdada kecil-pinggang ramping dan berdada kecil-pinggang besar.
Para peneliti juga mengambil sample air liur responden saat mereka mengalami siklus datang bulan untuk mengukur kadar hormon 17-b oestradial (E2) dan progesteron. Tingginya kadar dua jenis hormon tersebut merupakan indikator wanita akan mudah hamil.
Dari penelitian tersebut menyebutkan wanita dengan payudara besar dan berpinggang ramping memilki tingkat hormon lebih tinggi.
Pada masyarakat barat, wanita dengan ikon boneka Barbie selain menjadi simbol kecantikan juga memilki dasar biologis, jelas Dr Grazyna Jasienska, dari Harvard University.
Wanita yang memiliki bentuk tubuh kategori pertama (payudara besar-pinggang ramping) memiliki kadar hormon E2 lebih tinggi 26 persen dan naik sekitar 37 persen lebih tinggi saat menstruasi dibanding wanita pada tiga kategori lainnya, begitu juga kadar progesteronnya.
Jasienska yang mengepalai riset jurnal Proceedings B mengatakan jika bentuk tubuh hourglass figure (bentuk tubuh kategori pertama) sangat populer dalam kultur masyarakat Barat, ternyata juga memiliki dasar ilmiah.
Jasienska juga menyebutkan pria non-Western cenderung tak begitu menyukai wanita hourglass figures dan wanita berbadan tegap, yang mengindikasikan wanita tersebut memiliki nilai gizi baik dan dianggap lebih menarik.
Sementara Dr. Martin Tovee dari the University of Newcastle yang membidani penelitian: "Apa yang membuat seseorang menarik bagi orang lain?" mengatakan pada BBC News bahwa ukuran tubuh seseorang bukanlah faktor utama daya tarik seseorang.
Hasil penelitian Jasienska yang dimuat dalam jurnal Royal Society lebih cenderung pada perbandingan ukuran dada ke pinggang yang memprediksi tingkat hormon. Dimana wanita menjadi lebih 'menarik' hanya dilihat dari tinggi, ukuran payudara, dan pinggang, jelas Tovee menyinggung penelitian Jasienska.
Tovee menambahkan sebuah studi apakah wanita kelihatan 'menarik' hanya dilihat dari image proporsi tubuhnya, namun melihat dari pandangan bahwa tinggi tubuh, ukuran payudara, pinggang atau pinggul seorang wanita sebenarnya dianggap kurang begitu penting. (sumber :kapanlagi)