Berpantang seks bisa meningkatkan kualitas sperma? Sebuah anggapan yang selama ini terlanjur diyakini sebagian pria. Sebenarnya 'puasa seks' atau tak melakukan aktifitas seks sama sekali bisa meningkatkan kualitas sperma dan membantu meningkatkan kehamilan adalah anggapan keliru. Sebuah studi yang dilakukan ilmuwan Israel menyebutkan tidak melakukan aktivitas seks dalam jangka waktu lama justru akan mengurangi kualitas sperma, terutama jika mereka termasuk pria dengan jumlah sperma rendah.
Penelitian yang dilakukan di Soroka University Hospital ini meneliti sekitar 1800 sample sperma yang diambil dari 900 pria. Studi ini menyebutkan bahwa tidak melakukan hubungan seksual selama satu hari dinilai paling baik untuk kesehatan kualitas sperma pria.
"Beberapa pria beranggapan puasa seks atau tak melakukan hubungan seksual sama sekali selama berminggu-minggu adalah hal terbaik untuk kesehatan sperma. Sebuah anggapan keliru, karena tak melakukan seks selama dua hari akan lebih baik ketimbang berpantang seks selama berminggu-minggu," jelas Dr Eliyaho Levitas, ilmuwan yang mengepalai penelitian dan mempresentasikan hasil penelitiannya dalam sebuah konferensi kesuburan di Denmark .
Dr Levitas melakukan penelitian di klinik kesuburannya pada 900 responden yang mengalami kesulitan mendapatkan momongan. Ia mengelompokkan responden berdasarkan jumlah rendah dan normalnya sperma. Kemudian menganalisa kualitas sperma setelah sebelumnya meminta mereka untuk tidak berhubungan seksual sama sekali selama rentang waktu satu sampai 14 hari.
Berpantang seks selama dua hari atau lebih untuk pria dengan jumlah sperma rendah justru akan mengurangi pergerakan sperma (kelincahan sperma berenang menuju sel telur) dan ukuran acrosome index-nya yang menunjukkan kuantitas sperma menembus sel telur.
Sedangkan untuk pria dengan jumlah sperma normal, penurunan pergerakan (kelincahan) sperma menuju sel telur terjadi setelah berpantang seks selama 11 hari, dan ukuran acrosome index-nya menunjukkan penurunan ketitik terendah setelah lima hari 'absen' seks.
Selama ini banyak klinik-klinik kesuburan dan bank sprema yang merekomondasikan berpantang seks selama lima hari, namun Dr Levitas menyebutkan hal tersebut terlalu lama untuk sperma dengan kuantitas rendah.
Meskipun Dr Levitas tak melihat apakah penurunan pergerakan sperma dan acrosome index berpengaruh pada tingkat kehamilan, namun kedua faktor tersebut sangat berperan penting menentukan tingkat kesuburan.
Dalam pertemuan tahunan di European Society for Human Reproduction and Endocrinology, Dr Levitas mengatakan: "Saya tidak yakin apakah hal tersebut akan memicu masalah kesuburan, namun ada baiknya untuk pria dengan jumlah sperma rendah menghindari berpantang seks dalam waktu yang relatif lama. (bbc/rit)/kapanlagi