Bagi seorang pria, hormon testosteron memang memiliki peran yang vital baik untuk kehidupan seksual maupun kesehatan secara umum. Sebuah penelitian terbaru pun mengindikasikan, pria lanjut usia yang mengalami kekurangan hormon ini cenderung lebih rentan terhadap gangguan depresi.
Kaitan antara testosteron dengan depresi terungkap melalui hasil sebuah riset para ahli di University of Western Australia terhadap sekitar 4.000 orang pria berusia 70 tahun ke atas. Para pria yang kadar testosteronnya rendah tercatat memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar menderita depresi di bandingkan mereka yang kadar hormonnya tinggi.
Para ahli yang mempublikasikan temuannya dalam Archives of General Psychiatri menduga, hormon testosteron mampu mempengaruhi kadar suatu senyawa penting dalam otak yang memicu timbulnya depresi.
Riset lain pernah mengindikasikan bahwa wanita juga cenderung lebih rentan terhadap depresi ketimbang pria ketika mereka menginjak usia 65 tahun, di mana perbedaan gender hampir tak terlihat lagi. Kadar testosteron dalam tubuh memang cenderung akan menurun, seiring dengan pertambahan usia meskipun variasinya begitu luas.
Peneliti dari Australia ini melakukan studi terhadap 3.987 pria di atas 70 tahun, yang masing-masing diambil sampel darahnya dan dilibatkan dalam serangkaian tes untuk menentukan tingkat depresi.
Dari hasil pemeriksaan terungkap, sekitar 203 partisipan mengalami depresi. Kadar hormon testosteron mereka, baik dari jumlah total maupun testosteron yang tak terikat protein, secara signifikan menunjukkan tingkat yang rendah.
Peneliti kemudian menyesuaikan data-data partisipan untuk memperhitungkan sejumlah faktor yang mempengaruhi seperti tingkat pendidikan serta kadar lemak dalam tubuh. Hasil perhitungan menunjukkan, pria yang kadar testosteron bebasnya di bawah 20 persen tercatat tiga kali lebih besar risikonya mengalami depresi ketimbang yang kadar hormonnya di atas 20 persen.
Untuk meyakinkan hasil temuan ini, peneliti menekankan bahwa riset lanjutan mengenai kaitan dua hal ini perlu dilakukan. Walau begitu, riset ini setidaknya memperbesar kemungkinan hadirnya teknik pengobatan efekitf untuk penyakit depresi pada pria lanjut usia lanjut dengan cara meningkatkan kadar kolesterol.
Tingkatkan risiko kematianSementara itu, penelitian sebelumnya yang melibatkan 800 pria berusia 50 tahun ke atas menunjukkan bahwa kadar testosteron rendah ternyata dapat meningkatkan risiko kematian dalam periode 18 tahun.
Partisipan dalam riset ini secara signifikan memang memiliki kecenderungan lebih besar memiliki sejumlah faktor risiko yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah, jantung dan diabetes.
Temuan Ini juga memperbesar kemungkinan bahwa pria dengan kadar testosteron rendah menjadi rentan terhadap depresi sebab mereka juga cenderung dalam kondisi kesehatan fisik yang buruk. Walau begitu, peneliti dari Australia menyimpulkan bahwa temuan tersebut tidak serta merta dapat menjelaskan hubungan, karena beberapa faktor bisa mempengaruhi.
/AC Sumber : BBC/Kompas