KADANG kita tidak bisa memastikan apakah pasangan kita memang wanita yang mudah orgasme atau justru sebaliknya. Tentu saja hal tersebut akan menjadi pertimbangan dalam menentukan calon pasangannya, karena pencapaian orgasme wanita berbeda-beda waktunya.
Menurut hasil penelitian sebagian ahli seksologi, anatomi dan fisiologi memungkinkan faktor yang mempengaruhi wanita mudah mencapai orgasme. Atau mungkin sebagian wanita memiliki klitoris yang lebih besar dari rata-rata, atau dalam posisi apapun, sehingga alat vital pasangannya mampu menstimulasi klitoris selama penetrasi.
Pasangan itu biasanya dapat belajar dengan mudah bagaimana cara menyesuaikan tubuhnya terhadap tubuh pasangannya, sehingga mereka mendapatkan stimulasi klitoris. Umumnya mereka memiliki sifat perilaku yang khas, di antaranya:
Dengan menikmati masturbasi dan stimulasi oral serta manual dari pasangannya, seolah-olah mereka berhak untuk mendapatkan kenikmatan. Kemungkinan mereka semenjak kecil tidak diperbolehkan menyentuh genitalnya sendiri.
Biasanya mereka tidak merasa malu untuk meminta yang mereka butuhkan atau dengan cara menggerakkan dirinya selama berhubungan seksual.
Secara bebas mereka mencoba pikiran dan fantasi seksualnya, bukannya mencoba merepresinya sebagai rasa bersalah seperti yang dilakukan oleh sebagian wanita.
Perilaku seperti itu merupakan perilaku yang sudah dipelajari, baik dalam hubungan cinta atau ikatan perkawinan tidak selalu menyebabkan seorang wanita mudah mencapai orgasme. Walaupun perkawinan telah memberikan lingkungan emosional yang dibutuhkan wanita untuk mencapai orgasme.
Dalam hal ini pengalaman awal sangatlah berpengaruh dan membuat perbedaan dalam sistem respon orgasmik wanita. Jika pengalaman pertama Anda sangat mengembirakan, kemungkinan Anda juga akan mudah mendapatkan orgasme.
Tidak melakukan hubungan seks pada masa gadis adalah hal yang baik, karena banyak alasan. Misalnya, jika gadis tersebut memiliki pengalaman seksual yang negatif, seperti penyiksaan, maka setelah dewasa nanti dia akan mengalami kesulitan untuk mencapai orgasme. Kesulitan itu akan dialaminya sampai pada jenjang pernikahan yang seharusnya memiliki kebebasan lebih banyak untuk mendapatkan orgasme.