Menurut para peneliti, 80% sampai 90% dari penduduk dinegara-negara berkembang hampir dipastikan terinfeksi bakteri H. pylori, yaitu bakteri yang dikenal sebagai penyebab dari borok lambung yang dapat berkembang menjadi suatu kanker lambung yang cukup mematikan. Bakteri ini, pada umumnya terdapat pada setiap orang yang menderita borok ataupun iritasi pada lambungnya. Yang walaupun infeksi yang terjadi pada umumnya dapat dengan mudah diatasi dengan mengkombinasikan berbagai jenis antibiotic, akan tetapi sekitar 15% sampai 20% dari kasus seperti ini ternyata sulit untuk diatasi dengan cara tersebut.
Didalam publikasinya pada the Proceedings of the National Academy of Sciences edisi 28 Mei tahun 2002 yang lalu, Jed Fahey seorang plant physiologist pada Johns Hopkins School of Medicine dan rekan-rekannya telah menemukan kenyataan bahwa Sulforaphane, salah satu komponen yang terdapat pada broccoli ternyata terbukti justru dapat membunuh bakteri-bakteri resisten tersebut
"Kami selama ini hanya mengenal sulforaphane sebagai sesuatu yang memiliki aktifitas antibakteri yang sederhana," demikian ungkap Jed Fahey didalam releasenya. "Walaupun demikian, pada kenyataannya potensi yang dimilikinya terhadap H. pylori walaupun yang strain-nya ternyata telah resisten dengan antibiotik-antibiotik konvensional yang lainnya sekalipun, sangat mengejutkan serta sangat menggembirakan"
Para peneliti mengungkapkan bahwa didalam hal ini penelitian yang lebih lanjut perlu dilakukan untuk dapat mengetahui bahwa mengkonsumsi sumber dari sulforaphane-pun, seperti halnya dengan broccoli, memiliki kemampuan yang tinggi untuk dapat membunuh bakteri-bakteri tersebut. Karena bila ternyata penelitian-penelitian berikutnya dapat memperkuat temuan ini, maka sayur-sayuran pun memiliki manfaat besar dalam mengatasi infeksi-infeksi akibat H. pylori tersebut.
Lebih lanjut lagi para peneliti tersebut mengatakan bahwa mereka sampai saat ini belum dapat mengetahui dengan tepat bagaimana sulforaphane tersebut bekerja sebagai anti infeksi. Walau demikian, penelitian yang dilakukan pada hewan telah berhasil mengungkapkan bahwa kemampuannya dalam mencegah pertumbuhan kanker adalah melalui peningkatan produksi protein-protein yang tertentu yang ternyata berkemampuan untuk mendetoxifikasi penyebab-penyebab dari kanker tersebut..
Disarikan dan diialih bahasakan dari tulisan Jennifer Warner yang ditinjau ulang oleh Michael Smith, MD dalam WebMD Medical News 28 Mei 2002 oleh WSD Panungkas Alibassa - Mind Healing
Sumber: CBN