Siapa sangka permen manis rasa susu yang selama ini menjadi favorit para ibu dan anak-anak ternyata mengandung racun berbahaya, formalin. Hal ini tentu membuat kita miris. Bagaimana tidak, formalin adalah pengawet berbahaya yang tidak boleh ada dalam makanan dan minuman karena dalam jangka panjang formalin di dalam tubuh akan memicu timbulnya kanker.
Menurut penjelasan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sejumlah merek permen yang diimpor dari China mengandung formalin. Merek yang dimaksud antara lain White Rabbit Creamy Candy, Kimboy, Classic Candy, Blackcurrant, White Rabbit dan plum yang semuanya tak memiliki izin edar, serta permen White Rabbit bernomor Depkes RI SP No.231/10.09/96.
Humas Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) Dr.Ari Fahrial Syam, SpPD, mengatakan dampak kesehatan formalin pada seseorang dapat terjadi akibat paparan akut atau paparan kronis.
"Terpapar langsung (akut) pada formalin akan menyebabkan napas sesak, mata merah, atau iritasi kulit. Jika tertelan akan menyebabkan luka hebat di bagian pencernaan," katanya ketika dihubungi KCM lewat telepon, Rabu (1/8).
Sedangkan formalin dalam makanan yang sering dikonsumsi akan menyebabkan paparan berlangsung kronik. Pada jangka panjang, formalin akan menyebabkan perubahan struktur jaringan dan mutasi gen sehingga fungsi sel-sel berubah dan pada akhirnya dapat memicu kanker.
"Formalin pada permen memang dosisnya kecil dan setelah dimakan lalu kontak dengan jaringan akan hilang. Tetapi jika dikonsumsi terus menerus akan menyebabkan perubahan jaringan dan sel menjadi cepat. Puluhan tahun kemudian akan dijumpai kasus-kasus kanker pada usia muda," ujar Ari Syam panjang lebar.
Selain itu formalin juga menyebabkan gangguan pada syaraf, manifestasinya berupa kemampuan daya pikir menurun, sulit tidur, mudah lupa, dan gangguan konsentrasi. Pada kaum perempuan formalin diduga juga menyebabkan kemandulan (infertilitas).
"Penelitian pada binatang menunjukkan formalin menyebabkan kanker, karenanya pemerintah harus dilakukan razia besar-besaran pada produk makanan dan minuman lalu hasilnya disampaikan kepada publik mana produk yang aman dan yang tidak berdasarkan penelitian BPOM," kata Ari Syam.
Ditambahkan oleh Ari Syam, masyarakat kurang mendapat informasi tentang keamanan suatu produk makanan. Oleh sebab itu ia menganjurkan agar konsumsi sayur dan buah ditingkatkan. "Selain sebagai antioksidan, sumber serat dan gizi, sayuran dan buah juga untuk menetralkan racun-racun yang tanpa kita sadari masuk ke dalam tubuh," katanya.
Produk makanan yang perlu dicurigai mengandung formalin antara lain mie basah, tahu, tempe, bakso, dan produk perikanan. Selain itu konsumen juga perlu waspada dengan pemakaian bahan kimia lain, seperti boraks, asam salisilat, kalium bomat, kalium klorat, Dietilpirokarbonat (DEP), dan Brominated Vegetable Oil (BVO). Untuk itu konsumen sebaiknya waspada dalam membeli makanan, terutama produk industri rumah tangga yang hingga kini pengawasannya masih sulit dilakukan.(Kompas)