Bolehlah bila kanker payudara disebut sebagai momok bagi kaum wanita karena kanker ini akan terus menghantui sepanjang hidupnya. Apa yang bisa kita lakukan? Lakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
Di Indonesia, jumlah penderita kanker payudara masih menduduki tingkat kedua setelah kanker mulut rahim. Namun, data di Rumah Sakit Kanker Dharmais tahun 2003 menemukan bahwa kasus kanker payudara sudah melebihi jumlah kanker mulut rahim (serviks).
Menurut dr Noorwati Sutandyo, SpPD, kanker payudara adalah tumbuhnya sel abnormal di payudara yang tidak mengenal batas volume serta bisa menyebar. "Benjolan di payudara disebut jinak jika tetap di situ, dan ganas jika menjalar ke tempat lain, seperti ke paru-paru, hati, tulang, atau otak," kata dokter yang menjadi staf pengajar di Subbagian Hematologi-Onkologi Klinik FKUI/RSCM.
Ada beberapa penyebab kanker payudara, yakni faktor genetik atau keturunan, faktor hormon, pola makan yang tinggi lemak dan rendah serat, alkohol dan rokok, serta faktor lain seperti kegemukan, usia yang semakin tua, serta riwayat mempunyai tumor jinak. "Biasanya seorang perempuan tidak merasakan gejala apa pun. Namun ketika tumor semakin besar, barulah muncul gejala-gejala," papar Noorwati.
Gejala paling umum adalah:1. Muncul benjolan di payudara yang permanen, terdapat perubahan bentuk dan ukuran payudara, benjolan di sekitar ketiak.
2. Kelainan kulit berupa ruam pada kulit di sekitar payudara, areola atau puting terlihat bersisik, memerah, dan bengkak. "Tanda ini terkadang sering disangka sebagai eksim," kata Noorwati.
3. Kelainan puting, yakni keluar cairan dari puting susu, puting susu menjadi lunak. Oleh karena itu Noorwati mengingatkan agar kita perlu mewaspadai jika menemukan bercak di pakaian dalam.
Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya? "Agak sulit mencegahnya. Santai saja, hiduplah dengan tenang, seimbang antara kerja, olahraga, dan rekreasi. Juga jaga pola makan yang sehat," ujar Noorwati.
Deteksi, DeteksiMenurut Noorwati, kanker payudara yang diketahui baru pada stadium satu kemungkinan sembuhnya lebih tinggi dan tidak perlu dilakukan operasi pengangkatan payudara. Itu sebabnya, deteksi sedini mungkin sangat penting. Cara paling mudah dan murah untuk mendeteksi kanker ini adalah melakukan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari).
Sadari dilakukan pada 7-10 hari seusai menstruasi karena pada saat itu payudara terasa lunak. Dalam posisi berbaring atau berdiri, kita bisa meraba dengan tiga jari (telunjuk, tengah, dan jari manis) secara lembut ke payudara.
Jika menemukan benjolan atau kerutan, bentuk payudara tidak simetris, kulit berubah seperti kulit jeruk, dan pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, segera periksakan ke dokter.
"Tujuan dari Sadari secara rutin adalah untuk merasakan dan mengenal lekuk-lekuk payudara sehingga jika terjadi perubahan dapat diketahui segera," kata Noorwati.(KCM,4/7/08)