Menurut hasil sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Molecular Systems Biology edisi Januari 2008, probiotik, seperti dalam minuman yoghurt mengandung bakteri hidup, mempunyai efek terhadap metabolisme.
Penelitian ini pertama-tama melihat detil bagaimana probiotik mengubah biokimia kuman yang dikenal sebagai mikroba saluran cerna, yang hidup di dalam saluran cerna dan berperan penting dalam metabolisme seseorang. Orang yang berbeda mempunyai tipe mikroba yang berbeda di dalamnya dan ketidaknormalan di dalam beberapa tipe, baru-baru ini dikaitkan dengan penyakit seperti diabetes dan obesitas.
Untuk studi ini, para peneliti dari Imperial College London dan Nestle Research Center memberikan 2 tipe minuman probiotik pada tikus yang telah dicangkok mikroba saluran cerna manusia. Probiotik mengandung bakteri ‘baik’ dan beberapa bukti menjelaskan bahwa penambahan bakteri ‘baik’ pada saluran cerna dapat membantu sistem pencernaan.
Para peneliti membandingkan kadar metabolit yang berbeda di dalam hati, darah, urin dan feses tikus yang menerima perlakuan dengan probiotik dan yang tidak mendapat perlakuan. Mereka menemukan bahwa penanganan dengan probiotik mempunyai efek biokimia secara keseluruhan dan efek ini berbeda nyata antara 2 strain probiotik Lactobacillus paracasei dan Lactobacillus rhamnosus. Penambahan bakteri ‘baik’ mengubah perilaku kuman di dalam saluran cerana, tidak hanya karena peningkatan bakteri ini, tapi juga karena bakteri ‘baik’ bekerja dengan bakteri normal dalam saluran cerna yang meningkatkan efeknya.
Satu dari sekian banyak perubahan biokimia yang diamati oleh para peneliti adalah perubahan dalam tikus yang ditangani probiotik memetabolisme asam empedu. Asam empedu ini dihasilkan oleh hati dan fungsi utamanya mengemulsikan lemak di saluran cerna bagaian atas. Jika probiotik dapat mempengaruhi jalur metabolisme asam empedu, berarti mereka dapat mengubah berapa banyak lemak yang dapat diserap.
Profesor Jeremy Nicholson, penulis korespondensi studi ini dari Departement of Biomolekular Medicine di Imperial College, menjelaskan beberapa argumen bahwa probiotik tidak dapat mempengaruhi mikroflora saluran cerna, antara lain adanya paling sedikit satu milyar bakteri dalam 1 kemasan yoghurt sedangkan ada ratusan triliun di dalam saluran cerna. Studi ini menunjukkan bahwa probiotik mempunyai efek dan berinteraksi dengan ekologi lokal serta berinteraksi satu sama lain. Para peneliti masih mencoba memahami perubahan apa yang mungkin mereka berikan, dalam arti kesehatan menyeluruh, tapi mereka mendapatkan bahwa bakteri ‘baik’ dapat mengubah dinamika seluruh populasi mikroba dalam saluran cerna.
Para peneliti berharap pemahaman baru mengenai bagaimana probiotik dan mikroba saluran cerna berinteraksi akhirnya memungkinkan pengembangan terapi probiotik baru, yang dapat dibuat khusus bagi orang-orang dengan kondisi berbeda dan kondisi metabolik berbeda.
Dr. Sunil Kochar, penulis lain studi ini dari Nestle Research Center menambahkan, memahami perubahan dalam kejadian molekular yang dipicu oleh bakteri menguntungkan pada metabolime inang adalah awal yang penting dalam usaha kita mengembangkan solusi nutrisi pribadi untuk mempertahankan dan atau meningkatkan kesehatan pelanggan masing-masing individu. Hasil studi ini sangat menjanjikan untuk nutrisi personal.
sumber : Kalbe