PROBIOTIK adalah bakteri "baik" yang dikonsumsi harus dalam keadaan hidup dan tetap hidup mencapai saluran usus. Artinya diperlukan ketegaran probiotik dalam menghadapi berbagai rintangan mulai dari mulut dengan lisosim dari air liurnya, asam lambung dan asam/garam empedu harus dilalui sebelum masuk ke dalam usus.
Wawasan konsumen mengenai probiotik belum begitu gamblang. Ada kerancuan antara istilah probiotik dan prebiotik, di samping kurangnya pemahaman arti probiotik itu sendiri.
Probiotik tergolong bakteri "baik" di antaranya adalah Lactobacillus casei Shirota strain, Lactobacillus reuteri, Lactobacillus acidophilus LA-1, Lactobacillus gasseri, Lactobacillus rhamnosus, Bifidobacterium lactis Bb-12, Bifidobacterium breve, Bifidobacterium longum, dan masih ada beberapa lainnya.
Sifat probiotik sangat strain spesifik dan target spesifik, artinya tidak semua Lactobacillus casei atau L acidophilus maupun Bifidobacterium lactis bersifat probiotik, dan strain tertentu hanya spesifik terhadap manfaat kesehatan tertentu saja, setelah dibuktikan secara klinis. Yang pasti oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) probiotik secara umum ditargetkan untuk menjaga keseimbangan mikroflora usus sehingga menjaga kesehatan saluran cerna, dengan jumlah 106-108 koloni/ml bakteri hidup.
Sedangkan prebiotik adalah senyawa oligosakharida atau peptida yang tidak dapat dicerna dengan segera sehingga dalam saluran usus mendukung pertumbuhan probiotik. Berbagai jenis umbi, seperti ubi jalar, talas, singkong, kedelai, pisang, dan onion mengandung prebiotik.
Flora usus
Hadiah pertama kelahiran manusia ke dunia adalah bakteri dari sang ibu, baik dari rahim, jalan lahir, maupun ASI. Ada perbedaan flora usus antara bayi lahir normal dan yang melalui bedah caesar, dan antara bayi yang minum ASI dan yang tidak diberi ASI.
Dr Merete Eggesbo dan kawan-kawan melaporkan di Journal of Allergy and Clinical Immunology, 2003 bahwa risiko alergi pada bayi yang dilahirkan dengan bedah caesar lebih tinggi karena tertundanya pertumbuhan flora usus. Sedangkan riset yang dilakukan pada bayi yang diberi ASI, ternyata fesesnya lebih banyak mengandung bakteri bifido ketimbang yang minum susu formula. Rangsangan mikrobiologis pada awal kehidupan itu penting untuk pembentukan daya tahan tubuh bayi.
Kesehatan saluran cerna
Saluran cerna penting sekali bagi kesehatan tubuh manusia. Fungsi utama saluran cerna adalah mencerna dan mengabsorbsi nutrisi agar kebutuhan tubuh dapat terpenuhi sehingga pada saluran cerna yang sehat mukosa usus mampu mengabsorbsi mikronutrien penting dan menolak toksin dan patogen.
Bayangkan, saluran cerna termasuk salah satu jaringan mukosa sebagai "pintu gerbang" masuknya infeksi mikroba yang paling luas permukaannya, di samping saluran pernapasan, saluran genital, dan kelenjar mamae. Saking luasnya, sekitar 200 kali dari permukaan kulit kita, maka dua pertiga sistem imun berada dalam saluran cerna.
Agar berkomunikasi
Rupanya bakteri probiotik berkomunikasi dengan inangnya, yaitu tubuh manusia sehingga bisa memberikan respons imun, memerangi bakteri patogen, dan toksin. Komunikasi bisa terjadi kalau probiotik mampu beradesi atau menempel pada mukosa saluran usus sehingga bisa berkolonisasi dalam saluran cerna. Dengan berkolonisasi, terjadi komunikasi dengan sistem imun dalam saluran cerna, dan dengan mikroba lawan maupun kawan.
Jadi, pemilihan kombinasi bakteri probiotik juga harus tepat, jangan sampai malah berkompetisi satu sama lain, karena tugasnya adalah berkompetisi terhadap patogen. Kombinasi bakteri asam laktat dengan bakteri bifido serasi, mengingat habitat bakteri asam laktat adalah usus halus, sedangkan bdi usus besar.
Mengingat "pesan-pesan" dapat melintas antarspesies bakteri adalah mungkin dengan bioteknologi, probiotik diarahkan untuk "membujuk" bakteri patogen agar tidak menginfeksi tubuh manusia.
Penderita autis
Pada kasus penderita autis, pendekatan saluran cerna menjelaskan peranan diet. Jelas ada keterkaitan antara disfungsi saluran cerna dan autis. Dua laporan ilmiah di jurnal bergengsi Lancet, 1999 dan American Journal of Gastroenterology, 2000 melaporkan bahwa colitis memengaruhi terhambatnya perkembangan pada anak-anak sehingga kondisi saluran cerna penderita autis diberi nama autistic enterocolitis.
Menurut Dr Mouton (USA), lonjakan pertumbuhan suatu mikroba termasuk juga sejenis khamir dalam saluran cerna mengakibatkan peradangan mukosa dan mengakibatkan "kebocoran" pada lapisan usus. Akibatnya, saluran cerna tidak bisa mengabsorbsi micronutrien dengan baik, bahkan toksin dan antigen akan masuk ke dalamnya.
Saluran cerna yang tidak sehat mengakibatkan kekurangan nutrisi, termasuk di antaranya asam lemak tidak jenuh (PUFA) rantai panjang yang diperlukan oleh membran saluran cerna dan otak sehingga otak tidak normal perkembangannya.
Ingrid S Waspodo Peneliti pada Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT dan Dosen Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya
sumber : Kompas