Kesibukan Ganggu Kesuburan


Perempuan karier zaman sekarang memang menghadapi tuntutan yang sangat kompleks. Di tempat kerja, kita harus melakuakn kegiatan kantor seharian hingga sore, bahkan malam hari. Hal ini tentu akan membuat fisik lelah. Sementara di rumah, kita masih harus memikirkan masalah keluarga.

Bagi si lajang, tentu tidak akan menimbulkan problem besar. Namun bagi yang sudah menikah, kita dituntut pandai mengatur waktu, antara keluarga (baik suami dan anak), kerja, dan waktu bersosialisasi. Jangan heran jika keadaan ini menyebabkan para perempuan karier lebih mudah terkena stres tinggi.

Tiga Masalah Utama
Bila terlalu mengutamakan karier, stres tinggi dan kelelahan sudah pasti mengintai kita. Apa akibatnya?

1. Hubungan seksual terganggu
Aktivitas seksual yang baik diperlukan pemanasan terlebih dahulu, terutama pada perempuan, sehingga dibutuhkan pula waktu dan tenaga. Dengan terkurasnya stamina usai bekerja, gairah seksual menurun karena kelelahan. Masalah akan timbul jika pasangan tidak memahami hal ini. Apalagi bila Anda langsung tidur usai bekerja. Lama kelamaan keharmonisan kegiatan seksual bersama pasangan pun akan bermasalah.

2. Fertilitas menurun
Perubahan gaya hidup masa kini yang cenderung mengejar karier dan menunda pernikahan, yang berarti juga menunda memiliki anak, menyebabkan semakin banyak pasangan terutama kaum perempuan yang mengalami masalah infertilitas (ketidaksuburan). Karena pada saat siap untuk memiliki anak, mereka telah melewati masa umur kesuburan optimal (24-25 tahun). Gaya hidup yang dipenuhi stres dan kelelahan pun bisa mengakibatkan kesuburan menurun. Tentu saja peluang untuk mendapatkan keturunan semakin kecil.

3. Peluang perselingkuhan besar
Lebih banyak waktu untuk bergaul dengan rekan kerja dan klien membuka peluang terjadinya counter transfer. Artinya, tidak hanya urusan pekerjaan saja yang terlibat, tetapi juga emosi. Hubungan yang intens memang bisa melibatkan emosi yang kemudian berlanjut menjadi hubungan asmara. Jika ini sampai terjadi, pasangan bisa semakin terlupakan. Hal ini tentu memberi peluang terjadinya perselingkuhan.

(Majalah Chic, Kompas,Sabtu, 9/10/2010)