Kegelisahan istri berusia 35 tahun ini lengkap sudah. Selain tak kunjung hamil karena suami mengalami gangguan sperma, ia juga sulit orgasme karena suaminya ejakulasi dini. Adakah kaitan antara ejakulasi dini, orgasme, kesuburan, dan kehamilan? Tinggalkan informasi yang keliru!
"Saya berumur 35, suami 40 tahun. Kami sudah lima tahun menikah, tapi belum dikaruniai anak karena suami ejakulasi dini. Suami sudah diperiksa sperma, hasilnya tidak subur. Tertulis oligoasthenoteratozoospermia. Suami sudah diberi obat, tapi hasilnya belum ada dan spermanya tetap cepat keluar. Saya sangat jarang bisa puas saat berhubungan seks.
Yang mau saya tanyakan, apa arti sperma seperti di atas? Mengapa saya belum juga hamil? Apa mungkin saya bisa hamil kalau suami masih tetap ejakulasi dini? Apa mungkin saya bisa hamil kalau jarang mencapai orgasme? Bagaimana caranya agar saya bisa lebih sering merasakan orgasme dan juga agar bisa hamil?"
L.B., Semarang
Perlu periksa fisik
Agar terjadi kehamilan, kesuburan suami dan istri harus baik. Selain itu, tidak ada gangguan pada organ reproduksi sehingga sel spermatozoa dapat membuahi sel telur, kemudian tertanam di dalam rahim.
Kalau proses pembuahan tidak terjadi atau kalau proses tertanamnya hasil pembuahan di dalam rahim terganggu, kehamilan juga tidak terjadi. Kehamilan hanya terjadi kalau hubungan seksual dilakukan saat subur istri, yang terjadi sekali dalam kurang lebih sebulan.
Dari pemeriksaan sperma suami diketahui jumlah sel spermatozoa, gerakan, dan bentuknya tidak normal. Karena itu, kehamilan terhambat. Sayang, Anda tidak mencantumkan seberapa jauh terganggunya jumlah sel spermatozoa, persentase gerakan normalnya, dan berapa persen yang berbentuk normal.
Tentu perlu diketahui lebih jauh apa penyebab gangguan sperma itu. Diperlukan pemeriksaan fisik yang benar terhadap suami. Tanpa pemeriksaan fisik, tidak mungkin diketahui apa penyebab gangguan kesuburan. Boleh jadi ketidakberhasilan pengobatan karena penyebabnya tidak diatasi. Jadi pengobatan yang telah diterima perlu dievaluasi dokter Anda, apakah sudah benar atau tidak.
Informasi salah
Mengenai ejakulasi dini, sebenarnya tidak ada kaitan dengan hambatan kehamilan, kecuali tergolong berat. Ejakulasi dini berat berarti sudah terjadi sebelum penis masuk ke dalam vagina.
Kalau suami Anda mengalami ejakulasi dini berat, wajar bila kehamilan terhambat. Sebaliknya, kalau ejakulasi dini termasuk ringan atau sedang, yaitu sperma masih dapat masuk ke vagina, tidak akan menghambat terjadinya kehamilan.
Dalam masyarakat memang masih beredar informasi salah bahwa pria yang ejakulasi dini berarti tidak subur dan tidak mampu menghamili. Padahal, tidak ada hubungan antara ejakulasi dini (asal bukan yang berat) dengan terhambatnya kehamilan.
Dengan kata lain, ejakulasi dini bukan indikator pria mengalami gangguan kesuburan. Kalau Anda mengalami hambatan orgasme, itu jelas disebabkan suami mengalami ejakulasi dini. Karena itu, suami harus mendapat pengobatan ejakulasi dini. Diharapkan Anda bisa lebih lama melakukan hubungan seksual sehingga terjadi orgasme.
Yang perlu ditekankan, tidak ada pengaruh antara tidak terjadinya orgasme dengan tidak terjadinya kehamilan. Jadi kalau kesuburan suami dan Anda baik, kehamilan dapat terjadi walaupun Anda tidak orgasme.
Sebaliknya, meski Anda selalu orgasme, bila kesuburan suami terganggu, kehamilan pasti terhambat. Sekali lagi, ejakulasi dini bukan berarti tidak subur. Ejakulasi dapat diatasi dengan baik sehingga mampu mengontrol ejakulasi dan kehidupan seksual menjadi lebih baik. Di pihak lain, gangguan kesuburan pria juga dapat diatasi, tergantung penyebabnya dan sejauh mana terjadinya kerusakan organ reproduksi.
Konsultasi seksologi dijawab oleh Prof.Dr.Wimpie Pangkahila, SpAnd. (kOMPAS,Jumat, 25/9/2009 )