Halusinogen terdiri dari:
- LSD (Lysergic Acid Diethylamide
- psikolibin (jamur ajaib)
- meskalin (peyote)
- 2,5-dimetoksi-4-metilamfetamin (DOM,STP), turunan amfetamin.
Obat-obat tersebut biasanya tidak menyebabkan halusinasi sejati; halusinasi sejati terjadi jika seseorang percaya bahwa benda-benda abnormal yang dilihat dan didengarnya benar-benar ada.
Sedangkan sebagian besar pemakai halusinogen mengerti bahwa perasaan abnormal yang timbul adalah tidak nyata dan disebabkan oleh obat.
Karena itu, obat-obat tersebut sesungguhnya adalah halusinogen palsu.
GEJALA
Halusinogen bersifat merubah sensasi pendengaran dan penglihatan.
Selain itu, kedua sensasi tersebut bisa saling bersilangan; misalnya mendengarkan musik bisa menyebabkan munculnya warna-warna, yang akan bergerak seiring dengan irama musik.
Bahaya terbesar dari pemakaian obat ini adalah efek psikis dan gangguan penilaian, yang bisa menyebabkan kecelakaan atau pengambilan keputusan yang salah.
Sebagai contoh, seorang pemakai halusinogen bisa berfikir bahwa ia dapat terbang, bahkan sampai melompat dari jendela untuk membuktikannya, sehingga terjadilah cedera berat atau kematian.
Halusinogen merangsang otak.
Efeknya bisa tergantung kepada suasana hati dan tempat pemakai mengkonsumsi halusinogen.
Contohnya, pemakai yang sebelum menelan obat telah mengalami depresi, cenderung untuk merasa lebih sedih setelah menelan halusinogen.
Seseorang yang berada dibawah pengaruh halusinogen (biasanya LSD), bisa mengalami kecemasan yang luar biasa dan mulai panik, sehingga 'perjalanan halusinasinya' menjadi tidak menyenangkan.
Dia ingin menghentikan 'perjalanannya', tetapi tidak bisa.
'Perjalanan halusinasi' lebih buruk daripada sebuah mimpi buruk karena seorang pemimpi dapat terbangun untuk mengakhiri mimpi buruknya; sedangkan halusinasi yang buruk tidak berakhir secepat itu.
Dengan berlanjutnya halusinasi, pemakai halusinogen mulai kehilangan kendali dan untuk sementara waktu dapat menderita psikosa.
Kadang 'perjalanan halusinasi' yang buruk dapat menjadi begitu berat atau dapat memicu kerentanan bawaan untuk menderita psikosa, sehingga pemakai tetap menderita psikosa selama beberapa hari atau lebih, setelah efek obat hilang.
Psikosa yang menetap lebih sering terjadi pada pemakai halusinogen yang sebelumnya sudah memiliki kelainan psikologis, yang akan semakin nyata atau semakin memburuk karena efek halusinogen.
Toleransi terhadap LSD bisa terjadi dan dapat muncul setelah sekitar 72 jam pemakaian yang berkelanjutan.
Pemakai LSD juga bisa mengalami toleransi terhadap halusinogen lain.
Biasanya pemakai yang menjadi toleran terhadap halusinogen dan secara tiba-tiba mengentikan pemakaiannya, tidak akan mengalami gejala putus obat.
Beberapa pemakai (terutama pemakai LSD menahun atau berulang-ulang), bisa mengalami kilas balik setelah mereka menghentikan pemakaian obat tersebut.
Kilas baliknya mirip dengan pengalaman asli, tetapi biasanya tidak sekuat pengalaman aslinya.
Kilas balik ini bisa dipicu oleh marijuana atau mungkin obat lainnya (misalnya alkohol) atau oleh stress maupun kelelahan.
Kilas balik juga bisa terjadi tanpa alasan yang jelas.
Biasanya kilas balik akan menghilang setelah 6-12 bulan, tetapi bisa timbul lagi selama 5 tahun setelah pemakaian LSD yang terakhir, terutama jika masih ditemukan kecemasan atau kelainan psikis lainnya.
DIAGNOSA
Episode panik dan perubahan penglihatan, yang disertai oleh berbagai jenis delusi yang aneh merupakan ciri dari penggunaan halusinogen akut.
Pupil melebar, tetapi denyut jantung tidak meningkat.
Keterangan dari teman atau saudara merupakan tambahan yang penting dalam menegakkan diagnosis.
PENGOBATAN
Sebagian besar pemakai halusinogen tidak pernah mencari pengobatan.
Pemakai halusinogen yang mengalami 'perjalanan' buruk, biasanya akan merasa aman bila berada dalam ruangan yang tenang dan gelap.
Pemakai halusinogen yang mengalami psikosa yang menetap mungkin memerlukan pengobatan jiwa.
- LSD (Lysergic Acid Diethylamide
- psikolibin (jamur ajaib)
- meskalin (peyote)
- 2,5-dimetoksi-4-metilamfetamin (DOM,STP), turunan amfetamin.
Obat-obat tersebut biasanya tidak menyebabkan halusinasi sejati; halusinasi sejati terjadi jika seseorang percaya bahwa benda-benda abnormal yang dilihat dan didengarnya benar-benar ada.
Sedangkan sebagian besar pemakai halusinogen mengerti bahwa perasaan abnormal yang timbul adalah tidak nyata dan disebabkan oleh obat.
Karena itu, obat-obat tersebut sesungguhnya adalah halusinogen palsu.
GEJALA
Halusinogen bersifat merubah sensasi pendengaran dan penglihatan.
Selain itu, kedua sensasi tersebut bisa saling bersilangan; misalnya mendengarkan musik bisa menyebabkan munculnya warna-warna, yang akan bergerak seiring dengan irama musik.
Bahaya terbesar dari pemakaian obat ini adalah efek psikis dan gangguan penilaian, yang bisa menyebabkan kecelakaan atau pengambilan keputusan yang salah.
Sebagai contoh, seorang pemakai halusinogen bisa berfikir bahwa ia dapat terbang, bahkan sampai melompat dari jendela untuk membuktikannya, sehingga terjadilah cedera berat atau kematian.
Halusinogen merangsang otak.
Efeknya bisa tergantung kepada suasana hati dan tempat pemakai mengkonsumsi halusinogen.
Contohnya, pemakai yang sebelum menelan obat telah mengalami depresi, cenderung untuk merasa lebih sedih setelah menelan halusinogen.
Seseorang yang berada dibawah pengaruh halusinogen (biasanya LSD), bisa mengalami kecemasan yang luar biasa dan mulai panik, sehingga 'perjalanan halusinasinya' menjadi tidak menyenangkan.
Dia ingin menghentikan 'perjalanannya', tetapi tidak bisa.
'Perjalanan halusinasi' lebih buruk daripada sebuah mimpi buruk karena seorang pemimpi dapat terbangun untuk mengakhiri mimpi buruknya; sedangkan halusinasi yang buruk tidak berakhir secepat itu.
Dengan berlanjutnya halusinasi, pemakai halusinogen mulai kehilangan kendali dan untuk sementara waktu dapat menderita psikosa.
Kadang 'perjalanan halusinasi' yang buruk dapat menjadi begitu berat atau dapat memicu kerentanan bawaan untuk menderita psikosa, sehingga pemakai tetap menderita psikosa selama beberapa hari atau lebih, setelah efek obat hilang.
Psikosa yang menetap lebih sering terjadi pada pemakai halusinogen yang sebelumnya sudah memiliki kelainan psikologis, yang akan semakin nyata atau semakin memburuk karena efek halusinogen.
Toleransi terhadap LSD bisa terjadi dan dapat muncul setelah sekitar 72 jam pemakaian yang berkelanjutan.
Pemakai LSD juga bisa mengalami toleransi terhadap halusinogen lain.
Biasanya pemakai yang menjadi toleran terhadap halusinogen dan secara tiba-tiba mengentikan pemakaiannya, tidak akan mengalami gejala putus obat.
Beberapa pemakai (terutama pemakai LSD menahun atau berulang-ulang), bisa mengalami kilas balik setelah mereka menghentikan pemakaian obat tersebut.
Kilas baliknya mirip dengan pengalaman asli, tetapi biasanya tidak sekuat pengalaman aslinya.
Kilas balik ini bisa dipicu oleh marijuana atau mungkin obat lainnya (misalnya alkohol) atau oleh stress maupun kelelahan.
Kilas balik juga bisa terjadi tanpa alasan yang jelas.
Biasanya kilas balik akan menghilang setelah 6-12 bulan, tetapi bisa timbul lagi selama 5 tahun setelah pemakaian LSD yang terakhir, terutama jika masih ditemukan kecemasan atau kelainan psikis lainnya.
DIAGNOSA
Episode panik dan perubahan penglihatan, yang disertai oleh berbagai jenis delusi yang aneh merupakan ciri dari penggunaan halusinogen akut.
Pupil melebar, tetapi denyut jantung tidak meningkat.
Keterangan dari teman atau saudara merupakan tambahan yang penting dalam menegakkan diagnosis.
PENGOBATAN
Sebagian besar pemakai halusinogen tidak pernah mencari pengobatan.
Pemakai halusinogen yang mengalami 'perjalanan' buruk, biasanya akan merasa aman bila berada dalam ruangan yang tenang dan gelap.
Pemakai halusinogen yang mengalami psikosa yang menetap mungkin memerlukan pengobatan jiwa.