Displasia Bronkopulmoner adalah cedera pada paru-paru akibat terapi oksigen konsentrasi tinggi dan pemakaian ventilator.
Penyakit ini lebih sering ditemukan pada bayi prematur.
PENYEBAB
Displasia bronkopulmoner terjadi pada bayi yang telah menerima terapi oksigen konsentrasi tinggi dalam jangka panjang dan menggunakan ventilator dalam jangka panjang (biasanya lebih dari 1 minggu), untuk mengobati sindroma gawat pernafasan pada bayi baru lahir.
Cedera paru-paru yang menyebabkan terjadinya displasia bronkopulmoner bisa disebabkan oleh meningkatnya tekanan di dalam paru-paru karena ventilator mekanik atau karena keracunan oksigen yang terjadi akibat pemaparan oksigen konsentrasi tinggi dalam jangka panjang.
Faktor resiko terjadinya displasia bronkopulmoner:
# Prematuritas
# Infeksi saluran pernafasan
# Penyakit jantung bawaan
# Penyakit berat lainnya pada bayi baru lahir yang memerlukan terapi oksigen atau ventilator.
GEJALA
Gejalanya berupa:
- Pernafasan yang cepat
- Warna kulit kebiruan
- Sesak nafas.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan:
- rontgen dada
- gas darah arteri
- CT scan dada
- oksimetri.
PENGOBATAN
Ventilator biasanya diperlukan untuk memberikan tekanan pada paru-paru agar jaringan paru-paru mengembang dan untuk memberikan oksigen tambahan.
Jika bayi sudah dapat menyesuaikan diri, maka tekanan dan konsentrasi oksigen secara berangsur-angsur dikurangi. Ketika ventilator dilepas, oksigen bisa terus diberikan melalui masker atau selang kecil yang dimasukkan ke lubang hidung, selama beberapa minggu atau beberapa bulan.
Makanan biasanya diberikan melalui selang yang dimasukkan ke lambung. Diperlukan ekstra kalori karena bayi memerlukan kalori yang lebih untuk bisa bernafas.
Cairan cenderung tertimbun di dalam paru-paru yang meradang, sehingga asupan cairan agak dibatasi dan kadang diberikan diuretik untuk meningkatkan pembuangan cairan dari tubuh.
Setelah dirawat beberapa bulan, kadang bayi meninggal. Pada bayi yang selamat, gangguan pernafasan secara berangsur-angsur akan menghilang. Tetapi pada tahun-tahun pertama, bayi ini memiliki resiko tinggi menderita pneumonia (terutama yang disebabkan oleh virus).
Bisa diberikan imunisasi dengan antibodi untuk RSV (respiratory syncytial virus).
PENCEGAHAN
Untuk mencegah terjadinya displasia bronkopulmoner, sebaiknya alat bantu pernafasan dilepaskan secepat mungkin atau pemakaiannya dipersingkat.
Penyakit ini lebih sering ditemukan pada bayi prematur.
PENYEBAB
Displasia bronkopulmoner terjadi pada bayi yang telah menerima terapi oksigen konsentrasi tinggi dalam jangka panjang dan menggunakan ventilator dalam jangka panjang (biasanya lebih dari 1 minggu), untuk mengobati sindroma gawat pernafasan pada bayi baru lahir.
Cedera paru-paru yang menyebabkan terjadinya displasia bronkopulmoner bisa disebabkan oleh meningkatnya tekanan di dalam paru-paru karena ventilator mekanik atau karena keracunan oksigen yang terjadi akibat pemaparan oksigen konsentrasi tinggi dalam jangka panjang.
Faktor resiko terjadinya displasia bronkopulmoner:
# Prematuritas
# Infeksi saluran pernafasan
# Penyakit jantung bawaan
# Penyakit berat lainnya pada bayi baru lahir yang memerlukan terapi oksigen atau ventilator.
GEJALA
Gejalanya berupa:
- Pernafasan yang cepat
- Warna kulit kebiruan
- Sesak nafas.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan:
- rontgen dada
- gas darah arteri
- CT scan dada
- oksimetri.
PENGOBATAN
Ventilator biasanya diperlukan untuk memberikan tekanan pada paru-paru agar jaringan paru-paru mengembang dan untuk memberikan oksigen tambahan.
Jika bayi sudah dapat menyesuaikan diri, maka tekanan dan konsentrasi oksigen secara berangsur-angsur dikurangi. Ketika ventilator dilepas, oksigen bisa terus diberikan melalui masker atau selang kecil yang dimasukkan ke lubang hidung, selama beberapa minggu atau beberapa bulan.
Makanan biasanya diberikan melalui selang yang dimasukkan ke lambung. Diperlukan ekstra kalori karena bayi memerlukan kalori yang lebih untuk bisa bernafas.
Cairan cenderung tertimbun di dalam paru-paru yang meradang, sehingga asupan cairan agak dibatasi dan kadang diberikan diuretik untuk meningkatkan pembuangan cairan dari tubuh.
Setelah dirawat beberapa bulan, kadang bayi meninggal. Pada bayi yang selamat, gangguan pernafasan secara berangsur-angsur akan menghilang. Tetapi pada tahun-tahun pertama, bayi ini memiliki resiko tinggi menderita pneumonia (terutama yang disebabkan oleh virus).
Bisa diberikan imunisasi dengan antibodi untuk RSV (respiratory syncytial virus).
PENCEGAHAN
Untuk mencegah terjadinya displasia bronkopulmoner, sebaiknya alat bantu pernafasan dilepaskan secepat mungkin atau pemakaiannya dipersingkat.