Narkolepsi merupakan gangguan tidur yang jarang terjadi, yang ditandai dengan serangan tidur berulang yang tak tertahankan pada jam-jam kerja, kelumpuhan dan halusinasi.
PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi kelainan ini cenderung ditemukan dalam satu keluarga, sehingga diduga merupakan penyakit keturunan.
GEJALA
Gejala biasanya dimulai pada masa remaja atau dewasa muda dan menetap seumur hidup.
Penderita menghadapi serangan kantuk mendadak yang tak tertahankan, yang bisa terjadi setiap saat.
Rasa ingin tidur hanya dapat ditahan untuk sementara waktu; tetapi sekali tertidur, penderita biasanya dapat dengan mudah dibangunkan.
Serangan bisa terjadi beberapa kali dalam sehari, dan setiap serangan biasanya berlangsung selama 1 jam atau kurang.
Serangan lebih sering terjadi pada keadaan yang monoton, seperti rapat yang membosankan atau mengemudi mobil dalam jarak jauh.
Penderita merasakan kesegaran ketika terbangun, tetapi beberapa menit kemudian akan tertidur kembali.
Penderita bisa mengalami kelumpuhan sementara tanpa disertai penurunan kesadaran (keadaan ini disebut katapleksi), sebagai respon terhadap suatu reaksi emosional mendadak, seperti kemarahan, ketakutan, kegembiraan, tertawa atau kejutan.
Berjalan menjadi timpang, menjatuhkan barang yang sedang dipegang atau terjatuh ke tanah.
Penderita juga bisa mengalami episode kelumpuhan tidur, dimana ketika baru saja tertidur atau segera sesudah terbangun, penderita merasakan tidak dapat bergerak.
Halusinasi (melihat atau mendengar benda yang sesungguhnya tidak ada) bisa terjadi pada awal tidur atau ketika terbangun.
Halusinasi ini menyerupai mimpi biasa, tetapi lebih hebat.
DIAGNOSA
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya, tetapi gejala yang serupa tidak selalu menunjukkan bahwa orang tersebut menderita narkolepsi.
Katapleksi, kelumpuhan tidur dan halusinasi, biasa ditemukan pada anak-anak dan kadang terjadi pada orang dewasa yang sehat.
Elektroensefalogram (EEG), yang merupakan rekaman aktivitas listrik otak, bisa menunjukkan bahwa pola tidur REM terjadi pada saat penderita mulai tertidur. Hal ini khas untuk narkolepsi.
Tidak ditemukan perubahan struktural dalam otak dan tidak ditemukan kelainan dalam hasil pemeriksaan darah.
PENGOBATAN
Obat perangsang (stimulan), seperti efedrin, amfetamin, dekstroamfetamin dan metilfenidat, bisa membantu mengurangi narkolepsi.
Dosisnya disesuaikan agar tidak terjadi efek samping yang tidak diinginkan, seperti kegelisahan, terlalu aktif atau penurunan berat badan.
Untuk mengurangi katapleksi, biasanya diberikan obat anti-depresi, yaitu imipramin.
PENCEGAHAN
Modifikasi gaya hidup yang penting dalam mengelola gejala narkolepsi. Anda bisa mendapatkan manfaat dari langkah-langkah ini:
1. Tetaplah pada jadwal. Tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, termasuk akhir pekan.
2. Ambil tidur siang. Jadwalkan tidur siang pendek secara teratur sepanjang hari. Tidur siang 20 menit pada waktu strategis sepanjang hari mungkin akan menyegarkan dan mengurangi kantuk selama satu sampai tiga jam.
3. Hindari nikotin dan alkohol. Dengan menggunakan bahan ini, terutama pada malam hari, dapat memperburuk tanda-tanda dan gejala Anda.
4. Dapatkan olahraga secara teratur. Moderat, olahraga teratur setidaknya empat sampai lima jam sebelum tidur dapat membantu Anda merasa lebih terjaga di siang hari dan tidur lebih baik di malam hari.
PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi kelainan ini cenderung ditemukan dalam satu keluarga, sehingga diduga merupakan penyakit keturunan.
GEJALA
Gejala biasanya dimulai pada masa remaja atau dewasa muda dan menetap seumur hidup.
Penderita menghadapi serangan kantuk mendadak yang tak tertahankan, yang bisa terjadi setiap saat.
Rasa ingin tidur hanya dapat ditahan untuk sementara waktu; tetapi sekali tertidur, penderita biasanya dapat dengan mudah dibangunkan.
Serangan bisa terjadi beberapa kali dalam sehari, dan setiap serangan biasanya berlangsung selama 1 jam atau kurang.
Serangan lebih sering terjadi pada keadaan yang monoton, seperti rapat yang membosankan atau mengemudi mobil dalam jarak jauh.
Penderita merasakan kesegaran ketika terbangun, tetapi beberapa menit kemudian akan tertidur kembali.
Penderita bisa mengalami kelumpuhan sementara tanpa disertai penurunan kesadaran (keadaan ini disebut katapleksi), sebagai respon terhadap suatu reaksi emosional mendadak, seperti kemarahan, ketakutan, kegembiraan, tertawa atau kejutan.
Berjalan menjadi timpang, menjatuhkan barang yang sedang dipegang atau terjatuh ke tanah.
Penderita juga bisa mengalami episode kelumpuhan tidur, dimana ketika baru saja tertidur atau segera sesudah terbangun, penderita merasakan tidak dapat bergerak.
Halusinasi (melihat atau mendengar benda yang sesungguhnya tidak ada) bisa terjadi pada awal tidur atau ketika terbangun.
Halusinasi ini menyerupai mimpi biasa, tetapi lebih hebat.
DIAGNOSA
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya, tetapi gejala yang serupa tidak selalu menunjukkan bahwa orang tersebut menderita narkolepsi.
Katapleksi, kelumpuhan tidur dan halusinasi, biasa ditemukan pada anak-anak dan kadang terjadi pada orang dewasa yang sehat.
Elektroensefalogram (EEG), yang merupakan rekaman aktivitas listrik otak, bisa menunjukkan bahwa pola tidur REM terjadi pada saat penderita mulai tertidur. Hal ini khas untuk narkolepsi.
Tidak ditemukan perubahan struktural dalam otak dan tidak ditemukan kelainan dalam hasil pemeriksaan darah.
PENGOBATAN
Obat perangsang (stimulan), seperti efedrin, amfetamin, dekstroamfetamin dan metilfenidat, bisa membantu mengurangi narkolepsi.
Dosisnya disesuaikan agar tidak terjadi efek samping yang tidak diinginkan, seperti kegelisahan, terlalu aktif atau penurunan berat badan.
Untuk mengurangi katapleksi, biasanya diberikan obat anti-depresi, yaitu imipramin.
PENCEGAHAN
Modifikasi gaya hidup yang penting dalam mengelola gejala narkolepsi. Anda bisa mendapatkan manfaat dari langkah-langkah ini:
1. Tetaplah pada jadwal. Tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, termasuk akhir pekan.
2. Ambil tidur siang. Jadwalkan tidur siang pendek secara teratur sepanjang hari. Tidur siang 20 menit pada waktu strategis sepanjang hari mungkin akan menyegarkan dan mengurangi kantuk selama satu sampai tiga jam.
3. Hindari nikotin dan alkohol. Dengan menggunakan bahan ini, terutama pada malam hari, dapat memperburuk tanda-tanda dan gejala Anda.
4. Dapatkan olahraga secara teratur. Moderat, olahraga teratur setidaknya empat sampai lima jam sebelum tidur dapat membantu Anda merasa lebih terjaga di siang hari dan tidur lebih baik di malam hari.