Masa remaja boleh jadi merupakan masa yang paling indah. Sebuah masa pencarian identitas diri. Namun menurut para ahli, masa pra remaja, terutama usia 9-12 tahun adalah masa paling rawan kegemukan pada anak perempuan.
Seperti dilaporkan dalam The Journal of Pediatrics, disebutkan bahwa anak perempuan lebih besar risiko kegemukan saat mereka masuk dalam usia pra remaja dibandingkan ketika usia remaja.
Sayangnya tidak dijelaskan mengapa hal itu bisa terjadi dan tidak jelas pula apakah anak laki-laki juga memiliki risiko yang sama.
Meski begitu, ada beberapa penyebab mengapa anak remaja mengalami kenaikan berat badan. Pada anak remaja yang gemuk, tekanan darah dan kadar kolesterol mereka lebih tinggi. Seperti disebutkan dalam sebuah penelitian terdahulu bahwa saluran lemak di arteri sudah terbentuk saat usia muda.
Selain itu, jika sejak anak-anak sudah kegemukan maka risiko seseorang untuk gemuk di usia remaja meningkat 10 kali lebih besar.
Dalam risetnya, tim ahli melakukan rekam jejak kesehatan lebih dari 2.300 anak kulit putih dan hitam sejak mereka berusia 9 tahun. Setiap tahun, mereka diukur berat, tinggi, tekanan darah dan kadar kolesterolnya sampai berusia 18 tahun. Di usia awal 20-an, anak-anak ini dicek berat badannya.
Sebanyak 7,4 persen gadis kulit putih dan 17,4 persen gadis kulit hitam mengalami kelebihan berat badan di usia 9 tahun. Setiap tahunnya sampai usia 12 tahun, sekitar 2-5 persen anak perempuan mengalami kenaikan berat tubuh.
Saat usia mereka mencapai 12 tahun, kasus kenaikan berat badan hanya 1-2 persen per tahun.
Penelitian lain menunjukkan bahwa usia pra remaja rawan kegemukan, karena itu merupakan masa peralihan dari pola makan yang diatur orangtuanya ke pola makan seperti teman-temannya.
Kurangnya aktifitas fisik juga berperan dalam proses kegemukan pada remaja. Remaja masa kini tampaknya memang lebih suka duduk di depan komputer untuk bermain games atau menjelajah dunia maya.
Anak-anak yang kelebihan berat menghadapi risiko berbagai penyakit, seperti diabetes, kegemukan saat usia dewasa yang memicu penyakit jantung dan penyakit lainnya.(Sumber: AP, Penulis: An-Kompas)