Hingga saat ini penyakit jantung masih menjadi pembunuh nomor satu di dunia. Jika dulu penyakit ini lebih banyak diderita laki-laki, data terbaru menyajikan fakta yang mencengangkan, makin banyak perempuan berusia kurang dari 45 tahun yang meninggal akibat penyakit jantung.
Seperti dipublikasikan dalam Journal of the American College of Cardiology, penyebab serangan jantung terbesar adalah sumbatan pembuluh darah. Selain kegemukan faktor risiko lain yang mengundang datangnya penyakit jantung adalah penumpukan lemak di pembuluh darah (aterosklerosis) yang menyebabkan darah tersumbat. Jika sumbatan terjadi di pembuluh darah jantung orang akan terkena penyakit jantung koroner, jika yang tersumbat pembuluh darah di otak akibatnya adalah stroke.
Menurut Dr Anthony DeMaria, yang mempublikasikan data tersebut, secara umum sebenarnya terdapat perbaikan yang positif dalam penanganan penyakit jantung. Sejak tahun 1980-2002, angka kematian akibat sumbatan pembuluh darah menurun pada pria dan wanita berusia di atas 35 tahun. Kemajuan tersebut dicapai salah satunya karena obat-obatan penurun kolesterol.
Namun angka tersebut kini memburuk. Jika sebelumnya serangan jantung banyak dialami oleh orang berusia di atas 55 tahun, kini makin banyak orang muda yang terkena serangan fatal tersebut. "Lemak dan sumbatan plak berlangsung bertahun-tahun sebelum berakibat fatal, tapi kombinasi berbagai faktor, seperti genetik, kegemukan, dan kolesterol tinggi makin meningkatkan risiko pada orang muda," kata Anthony.
Berdasarkan data Center for Disease Control and Prevention, AS, pada tahun 2002 ada 25.000 pria dan 8000 wanita berusia 35-54 di Amerika Serikat yang meninggal karena penyakit jantung koroner (PJK).
Sejak tahun 1987 terjadi peningkatan prevalensi pada perempuan berusia 35-44 tahun, yakni dari 100.000 orang ada 8,2 perempuan yang meninggal karena PJK. Sedangkan angka pada pria relatif stabil, yakni 26 kematian per 100.000 orang.
Sebenarnya tak sulit mencegah penyakit jantung. Strateginya adalah menurunkan kadar kolesterol, menghindari kegemukan, berhenti merokok, serta melakukan olahraga. Jauh lebih murah ketimbang mengeluarkan uang ratusan juta rupiah untuk mengobati. (AP/An)-Kompas