Kegemukan merupakan suatu fenomena yang sekarang ini menjadi momok bagi sebagian besar masyarakat modern, baik wanita maupun pria. Alasannya pun bermacam- macam; dari yang berkaitan tentang kesehatan hingga penampilan.
Oleh karena itu, sebagian orang banyak yang melakukan diet untuk menghindari kegemukan. Tetapi, sering kali hasilnya justru membuat metabolisme tubuh menjadi tidak seimbang, bahkan ada yang terserang bulemia dan anoreksia.
Orang terlalu takut akan kegemukan hingga mereka melupakan bagian dari dirinya sendiri, yaitu sel yang di dalamnya terdapat mekanisme khusus yang dapat mencegah kegemukan. Bagian dari sel itu adalah membran sel yang terdiri atas berbagai macam molekul penyusun, salah satunya adalah protein membran.
Membran merupakan selaput yang selektif permeabel terhadap berbagai zat sehingga transportasi zat-zat itu berbeda sesuai dengan ukuran dan berat molekulnya. Salah satu komponen protein yang terdapat pada membran adalah apa yang disebut aquaporin.
Aquaporin merupakan molekul yang dalam bentuk tersiernya seperti sebuah saluran. Saluran ini dibangun oleh bentuk sekunder berupa ß-sheet ataupun Þ-heliks. Bentuk tersebut berhubungan erat dengan fungsinya sebagai salah satu sarana transportasi air. Molekul air akan digiring melewatinya sehingga bisa mengalir dalam satu berkas.
Adanya (berkas) saluran air ini akan meningkatkan permeabilitas membran terhadap air. Sifat aquaporin selektif terhadap air dan zat yang terlarut di dalamnya. Hal tersebut sangat berguna untuk menjaga kadar air di dalam sel sehingga asupan air lebih banyak pada tubuh. Sel terhindar dari dehidrasi dengan menyerap kembali air dari ginjal. Dengan struktur ini, aquaporin dapat terhindar dari lalu lintas zat-zat, seperti sodium dan kalium.
Hubungan kegemukan
Lalu, apa hubungannya Aquaporin ini dengan kegemukan? Aquaporin digunakan sebagai modulator yang baru tentang adipocyte. Seperti yang telah kita ketahui, adipocyte merupakan jaringan pada bagian tubuh yang berhubungan erat dengan masalah kegemukan.
Dalam hal ini, aquaporin, subfamili aquaglyceroporins (aquaporin-7), berperan dalam permeabilitas gliserol yang ukuran molekulnya lebih kecil dari molekul air sehingga kadarnya dalam sel bisa seimbang sejalan dengan penyeimbangan cairan dalam sel.
Hal tersebut dapat terhambat jika gen pengode protein ini terjadi mutasi sehingga beberapa bagian gennya rusak, yang menyebabkan asam amino penyusunnya dapat berubah. Hal ini mengakibatkan struktur fungsional proteinnya bisa berubah sehingga memengaruhi permeabilitas gliserol. Dengan begitu, ukuran sel adypocite bisa meningkat yang menyebabkan terjadinya kegemukan melalui penumpukan gliserol di dalam sel karena molekul tersebut tidak dapat meninggalkan sel.
Dalam jangka waktu yang lama akan terjadi penumpukan yang serius. Kehilangan fungsi aquaporin-7 berpengaruh pada kepekaan hormon insulin yang memungkinkan terjadi perubahan kadar gula dalam darah. Lebih jauh lagi ia bisa berhubungan dengan diabetes.
Salah satu analisanya adalah dengan sinyal intraseluler. Khususnya, pada adypocite dan sel otot vaskular yang berhubungan dengan hipertensi serta kardiovaskular (organ yang berperan dalam homeostatis tubuh untuk menyeimbangkan konsentrasi gula darah).
Untuk itu dilakukan kontrol terhadap leptin dan tekanan pada arteri, terutama pada pembebasan senyawa oksida nitrat. Leptin merupakan senyawa disintesis, terutama oleh adipocyte. Selain itu, juga pada jaringan lain yang mampu menyintesis cytokyne. Leptin ini berperan pada regenerasi organ yang berkuantitas tinggi, seperti hati sejak terimplikasi oleh sinyal intra seluler. Hal tersebut merupakan tipikal dari regenerasi jaringan yang bermasalah.
Secara molekular, gen yang resisten yang memengaruhi kegemukan dan mutasi gen pengode aquaporin teregenerasi dalam transformasi genetik (transkripsi dan translasi) sehingga mengode protein yang membentuk struktur sel adipocyte dengan aquaporin yang berubah fungsinya.
Keadaan tersebut mengakibatkan perubahan keseimbangan kadar air dan senyawa lain, seperti gliserol, sehingga terjadi penumpukan senyawa tersebut di dalam sel. Penumpukan ini berakibat pada perkembangan sel dan jaringan adypocite sehingga tubuh mengalami kegemukan.
Nah, dari hal yang telah dipaparkan di atas cukup mudah untuk menghindari kegemukan. Salah satu usaha yang paling efektif dan efisien adalah dengan banyak meminum air putih (air murni) dan menghindari makanan yang mengandung zat aditif yang dapat meningkatkan risiko kerusakan gen sehingga struktur dan fungsi proteinnya berubah, dalam hal ini aquaporin.
Dengan begitu, kadar cairan di dalam sel tetap seimbang sehingga dapat mengurangi kegemukan dan berbagai efek lain darinya.
(Devi Rameiyanti -Mahasiswa Biologi-SITH, ITB -Kompas)