Anda sudah berusaha setengah mati, menghindari kentang goreng, dan lebih memilih buah, fitnes tiga kali dalam seminggu, dan mulai menggunakan tanggal, dan menghindari lift sebisa mungkin, tapi kenapa berat badan tidak pernah turun ya? Andaikan bisa, anda pasti akan berkata: "Hei, bukan salahku dong! Emang badanku ya kaya gini ini!"
Jika saja semuanya sesederhana itu. Memang benar, orang tua Anda bisa saja disalahkan, jika satu atau keduanya gemuk, maka Anda akan memiliki kemungkinan gemuk. Tapi kita tidak bisa menyalahkan keturunan sebagai satu-satunya faktor pembentuk kegemukan, dan tidak ada sama sekali gen pembentuk badan gemuk! Banyak sekali gen yang mengatur berat badan," kata Andrew S. Greenberg, M.D., direktur Obesity and Metabolism Laboratory di Jean Mayer USDA Human Nutrition Research Center on Aging (HNRCA), sebagai bagian dari Tufts University, Boston, Massachussets, salah satu badan paling utama mengenai metabolisme sel dan lemak
Menurut Andrew, sampai sekarang para ilmuwan masih berusaha mencari apa peranan gen dalam urusan berat badan.
"Setidaknya kita masih 10 tahun lagi baru bisa menemukan jawaban yang lebih spesifik," demikian jawabnya. Di Tahun 1991, seorang peneliti dari National Institutes of Health (NIH) menemukan adanya protein dalam sel lemak yang disebut perilipin.
"Perilipin ini melapisi permukaan lemak di sel lemak," katanya. "Tingkatan protein yang ada seakan menentukan penghancuran sel lemak yang ada." Semakin tebal perilipin, maka lemak yang ada akan tersimpan, dan bukannya dihancurkan.
"Mungkin sekitar 30-60% dari berat badan kita memang hasil keturunan," kata Michael L. Goran, Ph.D., profesor pencegahan penyakit, fisiologi dan biofisis di University of Southern California's (USC) Keck School of Medicine, dan direktur di sekolah kedokteran Institute for Health Promotion and Disease Prevention Research.
Untuk menggambarkan, ia mengingat adanya percobaan, di mana digunakan kembar identik yang diberi makan dalam jumlah yang sama. Beberapa kembaran bertambah berat dengan banyak, sementara yang lain tidak, tapi untuk masing-masing dari kembaran yang ada, penambahannya sama. Memang, lingkungan dan gaya hidup akan sangat memengaruhi masalah berat badan. "
Jika Anda berusaha menghubungkannya dengan mengapa kegemukan mulai menjamur, pada sekitar tahun 1950 dan 1960-an, masalahnya di saat itu juga, mobil menjadi populer," kata Robert Girandola, Ph.D.. Televisi juga tidak membuat kita tambah kurus, semenjak 1990, jumlah orang gemuk di Amerika meningkat dari 51% menjadi 65%. Orang tetap makan sepanjang hari, sedangkan kegiatan menurun drastis.
Urusan genetik memang tidak selalu seimbang dengan makanan dan lingkungan kita. "Intinya adalah, semua badan kita diatur untuk bertahan dengan zat gizi terbatas," kata Zhaoping Li, M.D., profesor medis klinins di University of California, Los Angeles, Center for Human Nutrition.
"Secara genetis, badan kita dibangun untuk bergerak aktif selama 12 jam dalam 1 hari." Masalahnya adalah sebagian besar dari kita duduk untuk bekerja dan terikat di meja kita. "Jangan pernah berhenti bergerak," kata Zhaoping Li.
"Bakar kalori Anda misalnya, daripada sewa pembantu, coba bersihkan rumah sendiri. Coba berjalan-jalan sambil menerima telepon, dan, coba berdiri, dan hindari duduk, selama bisa."
Suatu penelitian yang dilakukan oleh James Levine, M.D., melibatkan penjejakan atas postur tubuh dan gerakan 20 orang, 10 kegemukan dan 10 lagi tidak, penjejakan dilakukan selama 24 jam 10 hari lamanya.
Mereka yang kegemukan cenderung duduk lebih lama 150 menit per hari, jika dibanding mereka yang tidak, dengan kata lain, 350 kalori dibakar lebih banyak daripada mereka yang cenderung duduk. Tapi karena keinginan untuk mengurangi berat badan bukan menjadi faktor penyebab orang yang kegemukan jadi lebih banyak berdiri, ditengarai oleh Levine bahwa hal ini terjadi karena adanya suatu zat kimia tertentu.
Maka jika Anda yang kegemukan ingin menurunkan berat badan dengan mudah, coba parkir lebih jauh dari pintu masuk mall, atau hindari pesan makanan, mending jalan aja pas jam makan siang di kantor, juga kurangi porsi makanan sambil memilih makanan yang pas, "buah, sayuran, protein tanpa lemak, dan sedikit sekali makanan manis," kata Li.
"Kegemukan terjadi karena kelakuan kita," kara Goran. "Beda dengan merokok, kita perlu makan, makanya itu, hal ini menjadikan ironis dan semakin menantang. Manusia didesain untuk berburu untuk mendapatkan makanan, dan lemak adalah satu-satunya cara badan kita menyimpan kalori."
"Tapi waktu berburu kita sudah sangat jauh tertinggal, dengan kondisi sekarang yang semuanya tinggal beli, bisa dikatakan makanan yang mendatangi kita. Maka, Anda bisa selalu berolahraga lebih banyak dan mengurangi makan, tapi kenyataannya sekarang orang sudah sangat sibuk, maka nggak gampang lagi melakukannya, sementara inti yang paling penting adalah menemukan keseimbangan antara berat badan yang anda inginkan dan gaya hidup."
Demikian kata Greenberg, yang masih mencari mengenai gen gemuk dalam manusia selama 15 tahun ini. (Kapanlagi.com)