Apa jadinya kalau seseorang hanya melahap menu McDonald’s selama sebulan penuh?
Itulah yang dilakukan Morgan Spurlock. Selama 30 hari penuh, baik pagi, siang dan malam pembuat film dokumenter ini mengunyah kentang goreng, lusinan Big Macs, Chicken McNuggets dan minum bergalon-galon cola.
Dokter sudah memperingatkan Spurlock agar tidak melakukan hal itu sebab risikonya terhadap kesehatan sangat tinggi.
Tapi, itulah harga yang harus dibayar untuk sebuah karya. Film berjudul Super Size Me, itulah alasannya.
Kalau di Indonesia ada film berjudul "30 Hari Mencari Cinta", film ini bisa dipelesetkan, "30 Hari Melahap McDonald’s"
Super Size Me sudah diputar di Inggris, Jum’at (10/9), dan mengundang perdebatan cukup panjang. Isi film ini sungguh mengejutkan. Mengajukan pertanyaan tajam dan kritis seputar bisnis jaringan industri fast-food (makanan cepat saji) Amerika Serikat, sekaligus mendorong semua pihak menyediakan makanan alternatif yang lebih sehat.
Spurlock yang hanya mengonsumsi makanan McDonald’s selama pembuatan filmnya, menggambarkan dirinya dalam keadaan tidak sehat, lemas, kehabisan energi, tekanan darahnya naik begitu juga kolesterolnya, livernya pun terpengaruh.
Kondisi yang dialami Spurlock memang telah dibuktikan dari beberapa penelitian. Pengaruh buruk dari mengonsumsi fast food terlalu sering adalah risiko terkena penyakit jantung dan kegemukan karena kadar garam, lemak, dan kolesterol tinggi.
Penayangan film ini di Inggris, Jum’at (10/9), tentu saja mengundang reaksi keras pihak McDonald’s. Dalam iklan bantahan yang dimuat di lima surat kabar Inggris, mereka mencela film Spurlock sebagai "tidak realistis dan menjengkelkan".
Mereka juga menjelaskan rata-rata pelanggannya membutuhkan waktu lebih dari enam tahun untuk memakan sebanyak yang dimakan Spurlock selama 30 hari itu.
"Kami tersohor di seluruh dunia dengan hamburger dan kentang goreng, tetapi selalu dianjurkan semuanya dikonsumsi secara seimbang."
"Kami setuju dengan pendapat: Jika Anda makan terlalu banyak dan sedikit beraktivitas, itu buruk akibatnya. Tetapi, kami tidak setuju pendapat yang mengatakan bahwa makan di McDonald’s buruk bagi kesehatan."
Saat ini, pola makanan yang didominasi fast-food memang telah mengubah kondisi diet dan gizi manusia, yang mengonsumsi lebih banyak daging, keju, garam dan gula dibandingkan dengan tingkat konsumsi pada awal abad ke-20. Sementara tingkat konsumsi serat-seratan dari sayuran dan buah justru menurun.
Akibatnya: ukuran lingkar perut orang meningkat, bahkan tak sedikit yang mengalami kegemukan, jumlah kasus penyakit jantung, stroke, diabetes, kanker payudara dan kanker colorectal (usus besar dan rektum) melonjak.
Di negara asalnya, Amerika Serikat, McDonald’s dituding jadi ancaman bagi kesehatan masyarakat dan saat ini harus menghadapi tuntutan sekelompok anak-anak yang menyatakan McDonald’s bertanggungjawab atas masalah obesitas dan problem kesehatan lain yang mereka alami.
Bagaimana nasib Spurlock selanjutnya?
Kali ini kabar gembira: film Super Size Me meraih penghargaan untuk sutradara terbaik dalam Festival Film Independen Sundance yang sangat bergengsi di AS.
Festival Film Sundance yang dihadirkan oleh pemain sutradara terkenal Robert Redford adalah sebuah festival film yang dikhususkan bagi para "pemula" dengan gagasan yang tidak lazim, dan Morgan Spurlock boleh dibilang termasuk diantaranya...(Kompas)
Itulah yang dilakukan Morgan Spurlock. Selama 30 hari penuh, baik pagi, siang dan malam pembuat film dokumenter ini mengunyah kentang goreng, lusinan Big Macs, Chicken McNuggets dan minum bergalon-galon cola.
Dokter sudah memperingatkan Spurlock agar tidak melakukan hal itu sebab risikonya terhadap kesehatan sangat tinggi.
Tapi, itulah harga yang harus dibayar untuk sebuah karya. Film berjudul Super Size Me, itulah alasannya.
Kalau di Indonesia ada film berjudul "30 Hari Mencari Cinta", film ini bisa dipelesetkan, "30 Hari Melahap McDonald’s"
Super Size Me sudah diputar di Inggris, Jum’at (10/9), dan mengundang perdebatan cukup panjang. Isi film ini sungguh mengejutkan. Mengajukan pertanyaan tajam dan kritis seputar bisnis jaringan industri fast-food (makanan cepat saji) Amerika Serikat, sekaligus mendorong semua pihak menyediakan makanan alternatif yang lebih sehat.
Spurlock yang hanya mengonsumsi makanan McDonald’s selama pembuatan filmnya, menggambarkan dirinya dalam keadaan tidak sehat, lemas, kehabisan energi, tekanan darahnya naik begitu juga kolesterolnya, livernya pun terpengaruh.
Kondisi yang dialami Spurlock memang telah dibuktikan dari beberapa penelitian. Pengaruh buruk dari mengonsumsi fast food terlalu sering adalah risiko terkena penyakit jantung dan kegemukan karena kadar garam, lemak, dan kolesterol tinggi.
Penayangan film ini di Inggris, Jum’at (10/9), tentu saja mengundang reaksi keras pihak McDonald’s. Dalam iklan bantahan yang dimuat di lima surat kabar Inggris, mereka mencela film Spurlock sebagai "tidak realistis dan menjengkelkan".
Mereka juga menjelaskan rata-rata pelanggannya membutuhkan waktu lebih dari enam tahun untuk memakan sebanyak yang dimakan Spurlock selama 30 hari itu.
"Kami tersohor di seluruh dunia dengan hamburger dan kentang goreng, tetapi selalu dianjurkan semuanya dikonsumsi secara seimbang."
"Kami setuju dengan pendapat: Jika Anda makan terlalu banyak dan sedikit beraktivitas, itu buruk akibatnya. Tetapi, kami tidak setuju pendapat yang mengatakan bahwa makan di McDonald’s buruk bagi kesehatan."
Saat ini, pola makanan yang didominasi fast-food memang telah mengubah kondisi diet dan gizi manusia, yang mengonsumsi lebih banyak daging, keju, garam dan gula dibandingkan dengan tingkat konsumsi pada awal abad ke-20. Sementara tingkat konsumsi serat-seratan dari sayuran dan buah justru menurun.
Akibatnya: ukuran lingkar perut orang meningkat, bahkan tak sedikit yang mengalami kegemukan, jumlah kasus penyakit jantung, stroke, diabetes, kanker payudara dan kanker colorectal (usus besar dan rektum) melonjak.
Di negara asalnya, Amerika Serikat, McDonald’s dituding jadi ancaman bagi kesehatan masyarakat dan saat ini harus menghadapi tuntutan sekelompok anak-anak yang menyatakan McDonald’s bertanggungjawab atas masalah obesitas dan problem kesehatan lain yang mereka alami.
Bagaimana nasib Spurlock selanjutnya?
Kali ini kabar gembira: film Super Size Me meraih penghargaan untuk sutradara terbaik dalam Festival Film Independen Sundance yang sangat bergengsi di AS.
Festival Film Sundance yang dihadirkan oleh pemain sutradara terkenal Robert Redford adalah sebuah festival film yang dikhususkan bagi para "pemula" dengan gagasan yang tidak lazim, dan Morgan Spurlock boleh dibilang termasuk diantaranya...(Kompas)