SEKS & WANITA HAMIL-Berbahaya atau Malah Kian Menggebu?

BANYAK orang beranggapan bahwa wanita yang sedang hamil dilarang untuk melakukan aktivitas seksual, karena dianggap bisa membahayakan kehamilannya. Bahkan lebih dari itu, banyak suami yang akhirnya berselingkuh dengan wanita lain karena merasa tidak memperoleh kenikmatan seksual dari isterinya.

Anggapan tersebut tidak selamanya benar. Wanita yang sedang hamil biasanya memiliki daya pesona kecantikan yang berbeda. Dia terlihat lebih cantik dan menarik. Memang ada kalanya wanita hamil terlihat tidak mengenakkan. Tetapi hal tersebut bukan karena kehamilanya tetapi karena ia kurang menyadari akan pentingnya arti berhias untuk pesona dirinya.

Mengenai aktivitas seksual, wanita hamil bisa tetap melakukannya asalkan dia tahu bagaimana aturannya. Secara umun, masa kehamilan terdiri dari tiga fase. Setiap fase waktunya selama tiga bulan. Fase-fase tersebut adalah sebagai berikut :
1. Fase Pertama (fase krisis)
Fase ini adalah fase di mana plasenta belum terbentuk, yang memungkinkan terjadinya keguguran karena kondisi fisik yang masih labil. Pada fase ini biasanya, wanita mengalami penurunan gairah seksual. Namun hal tersebut tidak mutlak terjadi pada semua wanita hamil. Bahkan tak jarang dari mereka keinginan seksnya lebih meningkat dari sebelumnya.
2. Fase Kedua(bulan keempat hingga tiga bulan kedepan)
Pada fase ini kehamilan telah terbentuk dan kondisinya telah stabil. Gejala-gejala kehamilan dengan perut yang mualpun telah hilang. Pada masa ini payudara mulai membesar, sehingga suami semakin tertarik karena tubuh istrinya makin terbentuk secara sempurna. Dalam fase ini biasanya keinginan seksual wanita tersebut akan meningkat tajam. Ini dimungkinkan karena hati senang disebabkan kehamilan dan kondisi tubuh yang sehat.
3. Fase Ketiga. Fase kehamilan yang rawan.
Pada masa ini tubuh wanita makin membengkak. Wanita menjadi lemah, cepat lelah dan berkeringat. Wajar jika daya-tariknya mulai memudar. Pada kehamilan tua, cairan tubuh mengalami peningkatan, termaksud cairan vagina. Selain itu bila dipaksakan untuk berhubungan intim, dikuatirkan penis suami dapat membentur dinding rahim dan menimbulkan guncangan.
Akibatnya kelahiran akan lebih cepat dari waktu yang diperkirakan (prematur). Kontak seksual pada fase ini sangat beresiko tinggi. Jadi, pada kondisi seperti ini sedapat mungkin aktivitas seksual dihindari dan dihentikan.

Jadi jika ada anggapan bahwa wanita hamil kurang bisa membuat gairah dan memuaskan keinginan seksual pasangannya. Sebenarnya hal tersebut salah besar. Seks pada saat itu masih bisa dilakukan bila Anda tahu aturan dan waktunya sehingga tidak menimbulkan bahaya pada pasangan Anda yang sedang hamil.